Tim Vietnam harus mengendalikan ritme permainan.
Salah satu penyebab tim Vietnam kalah 0-4 dari Malaysia pada Juni lalu di kualifikasi Piala Asia 2027 adalah karena anak asuh pelatih Kim Sang-sik kehilangan kendali penuh di lini tengah.
Dalam pertandingan di Bukit Jalil, tim Vietnam mempertahankan skor 0-0 di babak pertama. Namun di babak kedua, ketika Malaysia meningkatkan tempo, tim tamu Vietnam tak mampu lagi menguasai lini tengah. Hoang Duc dan rekan-rekannya terjebak dalam gaya permainan lawan, terus mengejar bola dan kehabisan energi. Ketika lini tengah runtuh, pertahanan Malaysia terus-menerus "dibobol". Kekalahan 4 gol berturut-turut pun tak terelakkan.
Tim Vietnam (baju merah) memiliki sejumlah besar pemain lini tengah.
FOTO: NGOC LINH
Hilangnya lini tengah telah menyebabkan tim Vietnam menderita dua konsekuensi. Pertahanan diserang lawan dengan intensitas tinggi, dan akhirnya runtuh di bawah tekanan. Sementara itu, serangan tidak dapat menemukan ritme yang stabil sepanjang pertandingan. Bek Cao Pendant Quang Vinh menyampaikan bahwa tim Vietnam terlalu banyak memainkan bola-bola panjang. Umpan-umpan panjang dari lini pertahanan dinetralisir, karena pelatih Kim Sang-sik tidak lagi memiliki "mercusuar" yang jago bertarung, kuat, dan bertenaga seperti Xuan Son di Piala AFF 2024.
Oleh karena itu, untuk membalikkan keadaan melawan Malaysia, pelatih Kim Sang-sik perlu membangun kembali lini tengah. Pelatih Korea tersebut tidak akan diperkuat gelandang Ngoc Tan karena cedera jangka panjang, tetapi ia masih memiliki pemain berpengalaman untuk memulai kembali. Mereka adalah duo Hoang Duc dan Duc Chien dari Ninh Binh FC, serta Minh Khoa dari Becamex TP.HCM.
Gelandang Hoang Duc mengalami musim yang kurang memuaskan musim lalu ketika ia memilih bermain di divisi utama untuk Ninh Binh FC. Di divisi utama tanpa pemain asing, persaingan yang ketat, dan Ninh Binh FC yang sangat kuat, Hoang Duc dengan mudah memenangkan kejuaraan bersama tim ibu kota kuno tersebut dengan 19 kemenangan dan 1 hasil imbang.
Hoang Duc perlu tampil lebih baik.
FOTO: NGOC LINH
Ia meraih gelar pemain terbaik di divisi utama, tetapi jelas, di level bawah, gelandang berusia 27 tahun ini hanya bisa bermain di level yang mempertahankan performanya, dan kesulitan untuk menembusnya. Buktinya, ketika bermain dengan tim yang beranggotakan pemain naturalisasi asal Eropa dan Amerika Selatan dari Malaysia, Hoang Duc (dan para pemain lini tengah) kewalahan, tak mampu menahan bola di tengah tekanan tinggi dan intensitas kompetisi lawan.
Namun, Hoang Duc telah kembali ke V-League dan bersinar bersama Ninh Binh FC. Ia berperan sebagai gelandang serang, mencatatkan 2 assist, dan berkontribusi pada perolehan 9 poin serta mencetak 10 gol dalam 3 pertandingan tim ibu kota kuno tersebut. Hoang Duc tidak hanya kembali ke V-League, tetapi juga merasakan atmosfer persaingan sengit yang dibutuhkannya untuk beradaptasi dengan baik bersama tim nasional Vietnam.
Di saat yang sama, Hoang Duc juga didukung oleh Duc Chien, rekan setim lama yang pernah bekerja sama di The Cong Viettel, yang kini bermain di Ninh Binh FC. Bersama Minh Khoa, selain pemain baru Hoang Anh (yang bermain 46 pertandingan di V-League dalam 2 musim kejuaraan Nam Dinh ), Tuan Kim memiliki 4 gelandang tengah dengan kualitas teknik, visi, dan kekuatan yang memadai untuk meregenerasi lini tengah.
Tes
Dua pertandingan melawan Klub Nam Dinh (4 September) dan Klub Polisi Hanoi (7 September) merupakan "ujian" berdosis tinggi bagi lini tengah tim Vietnam.
Sebab, baik Nam Dinh maupun CAHN Club memiliki lini tengah yang berkualitas, kaya akan kekuatan, dan pressing yang sangat baik. Nam Dinh Club memiliki "mercusuar" Caio Cesar yang mendominasi lini tengah, sementara CAHN Club memiliki Stefen Mauk (mantan gelandang U-23 Australia), serta penyerang yang lincah dan terampil, tipikal Leo Artur.
Tekanan besar bagi pelatih Kim Sang-sik
FOTO: NGOC LINH
Melawan tim dengan pemain asing yang bagus dan penguasaan bola yang efektif, bagaimana tim Vietnam akan mengendalikan permainan? Itulah pertanyaan yang diajukan pelatih Kim Sang-sik kepada murid-muridnya. Hanya dengan mengetahui cara menekan dan mengendalikan tempo permainan, tim Vietnam dapat membentuk gaya bermain yang sistematis dan metodis.
Pelatih Kim Sang-sik tidak bisa hanya mengandalkan serangan balik atau umpan panjang, karena gaya bermain seperti ini terlalu bergantung pada striker serba bisa seperti Xuan Son. Xuan Son pun akan absen setidaknya hingga akhir tahun ini.
Reformasi Pelatih Kim akan dimulai dari "jantung", di mana lini tengah perlu beroperasi lebih efektif agar tim Vietnam dapat kembali berlaga.
Sumber: https://thanhnien.vn/doi-tuyen-viet-nam-se-manh-va-kho-luong-hon-voi-tuyen-giua-nang-dong-185250901091433611.htm
Komentar (0)