SGGPO
Talking Eyes (Penerbit Kim Dong) adalah karya murni untuk anak-anak. Pesan-pesannya disampaikan oleh penulis Huy Hai dengan cara yang lembut dan alami.
Sebagai bagian dari generasi 9X, Huy Hai adalah seorang penulis muda yang setiap hari berjuang untuk mengukuhkan namanya. Ia telah menerbitkan novel Live Again (Penerbit Sbooks dan Sastra), kumpulan cerita pendek: Looking for Each Other in the City (Penerbit Kim Dong), Knowing There Will Be Yesterday (Penerbit Vietnam Women), dan We Are Each Other's Youth (Penerbit Culture - Sastra, diterbitkan bersama Bao Chau). The Talking Eyes menandai kiprah pertamanya di dunia sastra anak.
Kisah karya ini berlatar musim panas, sehingga Talking Eyes tidak berfokus pada kisah persahabatan dan sekolah, melainkan pada keluarga dan hubungan antaranggotanya. Tokoh utamanya adalah seorang anak laki-laki bernama Mia, yang tinggal bersama kakek-nenek, orang tua, pamannya yang "tunggal", Huy, dan adik laki-lakinya yang "tidak menyenangkan" bernama Hung.
"Talking Eyes" adalah karya sastra anak-anak pertama dari penulis 9X Huy Hai. |
Karena orang tua mereka sibuk bekerja, kakek-nenek adalah orang-orang terdekat Mia dan saudara-saudaranya. Mungkin, inilah hal terbaik tentang Mia dan saudara-saudaranya, karena kakek punya banyak cerita untuk diceritakan kepada mereka.
Dari kisah-kisah yang akrab, sederhana, dan terkadang lucu antara ketiga kakek dan cucu, seperti kisah tentang nama, tentang hubungan antar saudara dalam keluarga, kisah tentang ganjaran dan hukuman karena berbuat benar atau salah, kisah tentang menepati janji... Kisah-kisah tersebut dapat ditemukan dalam setiap keluarga, sehingga ketika membaca Talking Eyes , anak-anak dapat dengan mudah menemukan kedekatan dan keakraban dengan diri mereka sendiri.
Sebagai saudara kandung dalam satu keluarga, saat bermain bersama, kita harus tahu cara mengalah, bukan bertengkar atau berkelahi. Dengan begitu, kita saling menyayangi. Dan ketika saudara kandung saling menyayangi, kakek-nenek dan orang tua kita akan merasa tenang. Itulah cinta untuk seluruh keluarga. (Kutipan dari Talking Eyes , penulis Huy Hai).
Secara khusus, Talking Eyes juga menyampaikan pesan yang bermakna tentang kasih sayang antar anggota keluarga. Seperti yang dikatakan sang kakek kepada Mia, mata adalah jendela jiwa, "Mata tidak hanya membantu kita melihat dunia luar, tetapi juga menyimpan pikiran dan perasaan batin kita. Mata juga tahu bagaimana mengekspresikan pikiran kita sendiri." Oleh karena itu, untuk mencintai seseorang, terkadang kita hanya perlu menatap matanya, lalu peduli, berbagi, dan bersimpati seiring waktu.
Selain itu, melalui kisah antara Mia dan pamannya, Huy, penulis Huy Hai dengan lihai menyampaikan kecintaan dan hasrat membaca kepada anak-anak, membantu mereka memahami bahwa "setiap buku memiliki nilai tersendiri". Melalui percakapan antara paman dan keponakannya, para pembaca muda belajar tentang bagaimana sebuah buku lahir, manfaat membaca, serta makna berbagi buku dengan semua orang setelah membaca.
Contoh-contoh kecil dari penulis Huy Hai akan menjadi sumber dorongan dan inspirasi bagi anak-anak untuk menumbuhkan kecintaan mereka pada buku. Hal ini ditunjukkan melalui kisah sang kakek kepada Mia: "Membaca buku akan membantumu memperluas wawasan. Membaca buku juga akan membantumu mempelajari lebih banyak cerita. Cerita menghangatkan hati kecilku."
Dengan hanya 100 halaman, beserta gambar-gambar lucu dari seniman Nonchan, Talking Eyes adalah hadiah yang layak untuk anak-anak, membantu mereka memahami dan mencintai orang-orang terkasih serta hal-hal yang familiar di sekitar mereka. Meskipun ini pertama kalinya ia hadir di dunia sastra anak, saya yakin Huy Hai akan melangkah lebih jauh jika ia memiliki semangat dan cinta yang cukup untuk anak-anak.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)