SGGP
Survei yang baru diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa negara-negara di Uni Eropa (UE) meningkatkan penerapan layanan medis daring serta pemeriksaan dan perawatan medis dan membantu pasien mempelajari lebih lanjut tentang mengakses dan memahami informasi medis secara digital.
Seorang dokter memeriksa dan merawat pasien secara daring |
Di Leeds, Inggris, perpustakaan umum menyediakan akses digital gratis dan membantu individu mempelajari cara menggunakan aplikasi Layanan Kesehatan Nasional (NHS) untuk meningkatkan literasi informasi kesehatan, menurut laporan survei.
Dengan pesatnya layanan kesehatan daring saat ini, hampir 90% negara memiliki rekam medis elektronik. Lebih dari dua pertiga negara di kawasan ini, termasuk beberapa negara Asia Tengah, memiliki portal pasien digital nasional. Misalnya, pasien dan dokter keluarga di Denmark dapat mengakses portal kesehatan nasional di rumah sakit umum.
Lebih dari 80% negara di kawasan ini juga menyediakan resep daring untuk apotek. Polandia, misalnya, meluncurkan platform resep elektronik pada awal 2020 dan sejak itu telah menerbitkan lebih dari 1 miliar resep daring kepada pasien.
Pandemi Covid-19 telah mempercepat perkembangan aplikasi kesehatan seluler, dengan lebih dari 90% negara di kawasan ini telah menerapkannya. Sebagian besar aplikasi ini diperuntukkan bagi pasien untuk mengakses data kesehatan atau mengatur janji temu. Lebih dari dua pertiga negara Uni Eropa menggunakan telehealth atau pemantauan pasien jarak jauh, dan lebih dari separuhnya telah memperkenalkan undang-undang atau kebijakan baru untuk mendukung telehealth selama pandemi.
Ini merupakan salah satu solusi efektif untuk mengatasi kekurangan dokter di Eropa dengan membuka kemungkinan untuk mendapatkan nasihat medis dari jarak jauh. Aplikasi vaksinasi digital dan aplikasi pelacakan kontak juga menjadi sangat populer selama pandemi, tetapi banyak negara masih kekurangan entitas yang bertanggung jawab untuk mengawasi aplikasi seluler ini.
Menurut survei WHO, lebih dari 80% negara Uni Eropa menggunakan dana khusus yang dialokasikan selama pandemi Covid-19 untuk berbagi data kesehatan dan telehealth. Namun, kenyataannya, kurang dari separuh negara Uni Eropa memiliki rencana pendidikan dan inklusi digital untuk membantu masyarakat memahami informasi kesehatan yang kompleks secara daring. WHO mengimbau negara-negara Eropa untuk membantu lansia dan kelompok rentan mengakses informasi kesehatan agar mereka tidak tertinggal seiring dengan semakin banyaknya informasi kesehatan yang diakses secara daring.
"Ironisnya, orang-orang dengan keterampilan digital terbatas seringkali justru yang paling diuntungkan dari perangkat dan intervensi kesehatan digital – seperti lansia atau masyarakat pedesaan," ujar Dr. Hans Kluge, Direktur Regional WHO untuk Eropa. Akses terhadap perangkat kesehatan digital hanya akan bermanfaat jika kita tahu cara menggunakannya, ujar Kluge. WHO juga merekomendasikan sejumlah langkah untuk meningkatkan inklusi digital, termasuk pelatihan, akses pita lebar, dan membantu lansia.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)