Dengan tangan gemetar dan tubuh setengah lumpuh, Ibu Ngo Nga Kieu masih mencoba menenun setiap lingkaran bambu, menyelesaikan langkah terakhir pembuatan topi kerucut.
Setiap hari setelah makan siang, Ibu Kieu dan para lansia pria dan wanita lainnya di Sistem Panti Jompo Binh My (Distrik Cu Chi, Kota Ho Chi Minh) membuat kerajinan tangan seperti jepit rambut, topi kerucut, tas kain, lukisan kerang, dll.
Ratusan pria dan wanita lanjut usia di sistem panti jompo di Kota Ho Chi Minh membuat kerajinan tangan dan menjualnya untuk mengumpulkan uang guna membantu masyarakat di daerah yang terkena banjir (Foto: Nguyen Vy).
Ibu Kieu mengaku barang-barang tersebut akan dijual di panti jompo pada tanggal 1 Oktober - Hari Lansia Internasional - dan kemudian ditransfer langsung ke rekening Front Tanah Air Vietnam untuk membantu masyarakat mengatasi dampak badai dan banjir.
"Meskipun kami sudah tua dan kesehatan kami tidak sebaik dulu, kami tetap ingin berkontribusi sedikit untuk membantu saudara-saudari senegara kami pulih dari badai dan banjir. Melihat gambar-gambar banyak orang yang kehilangan segalanya dalam sekejap, saya merasa masih jauh lebih beruntung daripada mereka," ujar Ibu Kieu dengan penuh emosi.
Banyak warga yang kesehatannya kurang baik, yang menderita tremor tangan, hemiplegia... masih berupaya membuat oleh-oleh untuk memberikan sedikit sumbangan guna membantu masyarakat di daerah terdampak banjir (Foto: Nguyen Vy).
Dengan tangan gemetar, Bu Kieu menghabiskan satu jam merajut topi kerucut atau mengecat tas kain. Sesekali, Bu Kieu tiba-tiba lupa apa yang sedang dikerjakannya, lalu tersenyum lebar, menandakan bahwa ia sangat senang tiba-tiba teringat akan kegiatan bermakna ini.
Kadang ia ingat, kadang lupa, namun Bapak Nguyen Van Tri (81 tahun) selalu menitikkan air mata bila mengenang gambaran warga di wilayah banjir yang begitu menderita kesakitan dan kehilangan saat badai No. 3 berlalu.
Bapak Tri menitikkan air mata saat menceritakan penderitaan warga di wilayah yang terkena bencana alam (Foto: Nguyen Vy).
"Saya duduk di sini, makan enak, tidur nyenyak, dan bangun dengan seseorang yang merawat saya. Sementara itu, saudara-saudara sebangsa saya di luar sana telah menderita banyak kesulitan dan kehilangan akibat badai dan banjir. Saya turut berduka cita. Saya berharap sedikit usaha saya dapat membantu mereka melewati masa sulit ini," ungkap Bapak Tri.
Pak Tri ditugaskan membuat gelang, tetapi dari 10 gelang, ia hanya berhasil membuat 1 gelang karena tangannya gemetar. Namun, lelaki tua itu tak pernah berpikir untuk menyerah. Setiap hari, Pak Tri bersemangat, makan siang dengan cepat agar bisa keluar dan bekerja bersama yang lain.
Pada upacara peringatan Hari Lansia Internasional, 1 Oktober, lebih dari 500 produk yang dibuat oleh para lansia di 4 fasilitas Sistem Perawatan Binh My dijual kepada para peserta dan kerabat mereka. Semua uang tunai yang terjual pada hari acara akan ditransfer ke rekening Front Tanah Air Vietnam.
Ibu Hien Luong, seorang kerabat lansia yang dirawat di panti wreda, hadir lebih awal di acara tersebut. Ia merasa sangat tersentuh oleh kebaikan para lansia di panti wreda. Oleh karena itu, ia membeli topi kerucut untuk mendukung program tersebut, dan mentransfer uang langsung ke kode QR nomor rekening Front Tanah Air Vietnam. Meskipun barang tersebut hanya bernilai beberapa puluh ribu VND, Ibu Luong tetap memutuskan untuk mentransfer 100.000 VND untuk mendukung program tersebut.
"Meskipun kesehatan para lansia tidak sebaik dulu, produk-produk yang mereka hasilkan sangat indah dan mengandung banyak makna," ujar Ibu Hien Luong.
Hadiah-hadiah dipajang di stan selama perayaan Hari Lansia Internasional, yang diadakan di Panti Jompo Binh My (Foto: Nguyen Vy).
Menurut Bapak Bui Anh Trung, pendiri Sistem Panti Jompo Binh My, sebagian besar lansia di panti jompo menderita demensia atau masalah kesehatan. Oleh karena itu, proses pengolahan produk buatan tangan menghadapi banyak kesulitan.
Kegiatan tersebut menciptakan banyak kenangan indah, membuat para lansia lebih bahagia karena mereka mampu berkontribusi sedikit bagi masyarakat.
"Rasa sakit terbesar para lansia di usia senja adalah perasaan bahwa mereka tidak lagi berguna bagi masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan ini tidak hanya berkontribusi kecil dalam membantu masyarakat di wilayah Utara mengatasi dampak badai dan banjir, tetapi juga membantu para lansia menemukan kembali nilai diri mereka," ujar Bapak Trung.
[iklan_2]
Sumber: https://dantri.com.vn/an-sinh/cu-ba-liet-nua-nguoi-cu-ong-run-tay-lam-do-thu-cong-ung-ho-ba-con-vung-lu-20241001101019107.htm
Komentar (0)