Berbicara di konferensi tersebut, Perdana Menteri Pham Minh Chinh mengatakan bahwa sekeras apa pun upaya yang kita lakukan, itu tidak sebanding dengan pengorbanan para martir yang heroik. Oleh karena itu, kita harus bertekad untuk "mengembalikan nama-nama" para martir, dan berhenti ketika kita tidak mampu lagi melakukannya.
Menurut Perdana Menteri Pham Minh Chinh, identifikasi DNA tidak hanya informasi biologis normal tetapi juga kunci untuk mengungkap dan memulihkan kenangan sejarah bagi keluarga para martir yang mengorbankan nyawa mereka demi Tanah Air, dan merupakan alat penting yang menghubungkan masa lalu, sekarang, dan masa depan.
Terkait banyaknya jumlah syuhada yang belum teridentifikasi, Perdana Menteri meminta kepada kementerian dan lembaga untuk segera mengatasi kendala sesuai fungsi, tugas, dan kewenangannya, proaktif menyingkirkan hambatan, dan mempercepat pelaksanaan rencana pengumpulan sampel DNA keluarga para syuhada pada waktu mendatang.
Perdana Menteri Pham Minh Chinh menyatakan bahwa pekerjaan bersyukur juga merupakan perintah dari hati dan moralitas seluruh masyarakat. Penggunaan DNA dan bank gen untuk para martir merupakan langkah maju ilmiah yang luar biasa, tugas mulia, dan rasa tulus seluruh sistem politik terhadap mereka yang telah berkorban demi kemerdekaan, kebebasan, kemakmuran, dan kebahagiaan, sehingga harus dilakukan dengan rasa tanggung jawab yang setinggi-tingginya.
Menurut laporan dari Kementerian Keamanan Publik, hingga 20 Juli, Departemen Kepolisian Administratif untuk Ketertiban Sosial telah menyelesaikan analisis 11.138 sampel DNA kerabat para martir, dan memperbarui basis data identifikasi dengan lebih dari 10.000 data DNA kerabat para martir.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/cong-tac-den-on-la-dao-ly-cua-toan-xa-hoi-post805492.html
Komentar (0)