Teknologi mengubah cara kita bepergian

(To Quoc) - Jika dulu, perjalanan hanya sekadar cerita tentang destinasi terkenal dan rencana perjalanan tradisional, kini, teknologi telah mengubah cara kita menjelajahi dunia . Tak hanya membuat perjalanan lebih praktis, teknologi juga menciptakan peluang untuk pengalaman yang belum pernah ada sebelumnya, mendobrak batasan lama, dan membuka cakrawala baru bagi generasi yang gemar bepergian, terutama Gen Z.

Semasa muda, saya pernah bermimpi melakukan perjalanan solo untuk menantang diri. Perjalanan 8 hari 7 malam saya di Taiwan (Tiongkok) membawa saya menjelajahi kota-kota mulai dari Taipei, Keelung, Taichung, Chiayi, hingga Kaohsiung. Perjalanan itu menjadi bukti nyata bahwa teknologi dapat membuat perjalanan solo lebih mudah dan menyenangkan.

Saya memesan tiket kereta cepat, bus ke Taman Nasional Alishan, tiket ke tempat wisata , dan bahkan eSIM melalui Klook. Aplikasi-aplikasi ini tidak hanya multibahasa, tetapi juga menawarkan banyak penawaran yang membantu saya menghemat uang dibandingkan membeli langsung di tempat tujuan. Di setiap kota, saya bisa dengan fleksibel memilih tempat menginap melalui Booking.com, yang petanya dengan jelas menunjukkan hotel-hotel di dekat pusat kota atau stasiun kereta, sehingga memudahkan saya merencanakan perjalanan.

Platform media sosial seperti Instagram dan TikTok juga menjadi sumber inspirasi yang besar. Saya menemukan banyak tempat baru seperti kafe-kafe tersembunyi di gang-gang Taipei atau jalan-jalan pesisir yang kurang dikenal di sepanjang Keelung. Video dan unggahan dari influencer lokal benar-benar menjadi "panduan" yang membantu saya menciptakan perjalanan yang unik.

Dari pengalaman pribadi, kita dapat melihat bahwa teknologi tidak hanya menyederhanakan langkah persiapan awal, tetapi juga membentuk cara kita menikmati setiap momen perjalanan. Sebuah survei yang diterbitkan dalam riset prediksi tren perjalanan tahun 2025 oleh Booking.com menunjukkan bahwa kebutuhan untuk menjelajahi pengalaman autentik dan kurang dikenal semakin meningkat. 79% wisatawan Vietnam mengatakan mereka menggunakan teknologi untuk mencari destinasi baru dan kurang dikenal. Riset Expedia menunjukkan bahwa hingga 65% anak muda Gen Z saat ini memilih destinasi berdasarkan informasi yang ditemukan melalui platform online. Mulai dari memesan tiket pesawat dan kamar hotel di aplikasi seperti Agoda atau Booking.com, hingga menjadwalkan rencana perjalanan sendiri melalui Google Travel atau TripIt, semuanya dapat dilakukan hanya dalam beberapa klik.

Terlebih lagi, teknologi seperti realitas virtual (VR) dan realitas tertambah (AR) memungkinkan wisatawan untuk "menjelajahi" destinasi sebelum mereka tiba. Ini berarti Anda dapat "masuk" ke Museum Louvre untuk melihat Mona Lisa, atau menjelajahi Grand Canyon dari rumah, sebelum memutuskan apakah tempat itu benar-benar destinasi berikutnya dalam rencana perjalanan Anda.

Teknologi mendorong tren perjalanan baru: lebih fleksibel, inovatif, dan liberal. Di dunia yang semakin terbuka, perjalanan solo menjadi pilihan favorit bagi banyak anak muda, terutama Gen Z. Dulu, perjalanan sering dikaitkan dengan rombongan teman atau tur berpemandu, tetapi kini teknologi telah menciptakan kepercayaan diri dan motivasi bagi mereka untuk menjelajahi dunia sendiri.

Aplikasi seperti Agoda, Klook, dan Booking.com tidak hanya membantu Anda memesan tiket pesawat atau hotel, tetapi juga menawarkan tur grup dan paket wisata untuk satu orang. Hal ini memungkinkan pelancong solo untuk tetap berpartisipasi dalam aktivitas seru seperti mendaki, menjelajah, atau menikmati budaya lokal tanpa khawatir sendirian.

Perangkat seluler seperti ponsel pintar, jam tangan pintar, atau gimbal genggam juga membantu anak muda merekam perjalanan mereka dengan bebas. Melalui aplikasi kendali jarak jauh, mereka dapat mengambil foto dan video tanpa perlu bantuan "fotografer". Rekaman atau foto yang sempurna kini dapat diambil hanya dengan ponsel dan tripod yang ringkas.

Selain mendorong tren perjalanan solo, teknologi juga telah membuka berbagai jenis pariwisata yang belum pernah ada sebelumnya. Mulai dari perjalanan virtual melalui teknologi VR dan AR, hingga menggabungkan kerja dan perjalanan (workcation), dunia menjadi lebih fleksibel dari sebelumnya. Berkat teknologi, seorang pekerja lepas dapat bekerja jarak jauh di Bali sambil menikmati birunya laut dan putihnya pasir.

Perangkat perekam seperti GoPro, drone, dan ponsel pintar canggih juga membantu anak muda menciptakan konten dan menceritakan kisah mereka dengan cara baru. Menurut data Statista, 86% Gen Z menggunakan ponsel mereka untuk mengambil foto dan video saat bepergian. Momen-momen unik yang diabadikan dari sudut pandang kreatif tidak hanya membantu mereka mengabadikan kenangan, tetapi juga menginspirasi jutaan orang lain di media sosial.

Namun pada akhirnya, teknologi hanyalah alat; pengalaman adalah intinya. Selama dekade mendatang, teknologi berjanji akan terus mengubah cara kita bepergian. Dari mobil tanpa pengemudi dan drone hingga platform kecerdasan buatan yang mempersonalisasi rencana perjalanan, kita semakin dekat menuju masa depan di mana setiap perjalanan adalah mahakarya yang unik.

Namun, secanggih apa pun teknologi, ia tetaplah sekadar alat. Pengalaman perjalanan yang paling memuaskan tetaplah bagaimana kita terhubung dengan orang-orang, budaya, dan alam di sekitar kita. Biarkan teknologi membuka jalan, tetapi langkah dan hatimulah yang membuat setiap perjalanan benar-benar bermakna.

Sumber: https://toquoc.vn/cong-nghe-thay-doi-cach-chung-ta-di-du-lich-20250126103938199.htm