Pada tanggal 7 Januari, di Institut Studi Asia Selatan, Asia Barat, dan Afrika, sebuah lokakarya bertema "Mempromosikan Pariwisata Vietnam - India" diselenggarakan, yang dihadiri oleh banyak tamu penting seperti Duta Besar India untuk Vietnam, Sandeep Arya, dan para pakar terkemuka. Lokakarya ini bertujuan untuk menemukan solusi guna mempromosikan industri pariwisata kedua negara.
Hubungan kerja sama antara Vietnam dan India telah berkembang pesat di berbagai bidang, terutama ekonomi , budaya, dan pertahanan. Kedua negara memiliki fondasi budaya dan agama yang telah lama terjalin, di mana agama Buddha memainkan peran penting. India saat ini merupakan mitra strategis penting Vietnam di kawasan Asia Selatan, dengan banyak proyek kerja sama di bidang teknologi, energi, pariwisata, dan pendidikan. Khususnya, pariwisata telah muncul sebagai bidang potensial dengan situs-situs suci seperti Bodh Gaya, Taman Rusa, dan Kushinagar. Destinasi-destinasi ini sangat menarik bagi umat Buddha Vietnam. Selain itu, India juga terkenal dengan yoga dan meditasinya, yang menyediakan kesempatan untuk wisata penyembuhan.
Situasi perkembangan pariwisata Vietnam - India
Profesor Madya Dr. Nguyen Xuan Trung, Direktur Institut Studi Asia Selatan, Asia Barat, dan Afrika, mengatakan bahwa pascapandemi Covid-19, aktivitas pariwisata kedua negara telah membaik secara signifikan. Pembukaan kembali penerbangan langsung dan partisipasi banyak maskapai penerbangan telah menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi wisatawan. Namun, beliau menekankan bahwa jumlah wisatawan masih belum sebanding dengan potensi besar kedua negara dan sumber daya pariwisata belum dimanfaatkan secara efektif. Mekanisme, kebijakan, dan pendekatan pelaku usaha pariwisata masih belum tepat, sehingga belum mampu memanfaatkan faktor budaya dan manusia secara maksimal untuk menciptakan keunggulan kompetitif.
Sementara itu, Duta Besar India untuk Vietnam, Sandeep Arya, mengatakan jumlah wisatawan dari negara Asia Selatan ini ke Vietnam meningkat pesat, diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 pada tahun 2024, meningkat sekitar 30% dibandingkan tiga tahun terakhir. Jumlah wisatawan Vietnam ke India juga meningkat sekitar 32% dibandingkan tahun 2002, mencapai 57.000 pada tahun 2023. Ia menegaskan bahwa para pemimpin senior kedua negara sangat menghargai potensi kerja sama pariwisata dan berkomitmen untuk memajukan bidang ini.
Memperluas konektivitas udara dan rezim visa
Saat ini terdapat 56 penerbangan langsung antara Vietnam dan India, dan menurut beberapa sumber, 14 penerbangan lagi diperkirakan akan ditambahkan, menghubungkan 6 kota di India dengan Vietnam. Maskapai seperti Vietnam Airlines , Vietjet, dan Indigo secara aktif memperluas penerbangan langsung.
Merujuk pada mekanisme visa, Duta Besar Sandeep Arya mengatakan bahwa e-visa berjalan efektif, dengan jumlah visa dan wisatawan yang meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Ia menyarankan agar lebih banyak langkah diterapkan untuk mendiversifikasi produk pariwisata, menggabungkan kegiatan komersial, budaya, dan spiritual untuk menarik wisatawan. Ia juga mengharapkan lebih banyak artikel dan penelitian ilmiah tentang pariwisata India-Vietnam, dan berjanji untuk mendukung kegiatan penelitian dan komunikasi guna mempromosikan pariwisata kedua negara.
Bapak Ton Sinh Thanh, mantan Duta Besar Vietnam untuk India, mengatakan bahwa jumlah wisatawan India ke Vietnam meningkat pesat, mencapai tingkat pertumbuhan sekitar 2,3 kali lipat dibandingkan tahun 2019, jauh melampaui pasar lain seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia. Dalam 20 pasar wisata internasional terbesar ke Vietnam pada tahun 2024, pasar India menempati peringkat ketiga, setelah Korea Selatan dan Tiongkok. Tingkat pemulihan pasar India pascapandemi Covid-19 sangat mengesankan, mencapai hampir 297% dibandingkan tahun 2019.
Tantangan dan solusi
Meskipun memiliki banyak keuntungan, pariwisata di India masih menghadapi beberapa keterbatasan seperti limbah, polusi, dan kurangnya air minum bersih di beberapa daerah. Penipuan terjadi di beberapa daerah, terutama di tempat-tempat wisata yang ramai. Keamanan pribadi, terutama bagi wisatawan wanita, juga menjadi perhatian. Perbedaan besar dalam adat istiadat, kebiasaan, serta kuliner India yang pedas dan tajam dapat menyulitkan banyak wisatawan Vietnam untuk beradaptasi.
Menghadapi tantangan ini, para ahli telah mengusulkan sejumlah solusi, seperti: membuka lebih banyak penerbangan langsung, bekerja sama dengan maskapai penerbangan untuk memfasilitasi wisatawan; mempertimbangkan pembebasan visa bagi pengunjung India, menyederhanakan prosedur masuk; menyelenggarakan acara dan pameran pariwisata. Selain itu, daerah perlu meningkatkan infrastruktur, mengembangkan produk dan layanan yang sesuai dengan budaya India, terutama pariwisata MICE—jenis pariwisata yang menggabungkan konferensi, seminar, pameran, dan pernikahan.
India merupakan destinasi potensial bagi wisatawan Vietnam berkat keragaman budaya, sejarah, dan nilai-nilai spiritualnya. Para ahli berharap bahwa dengan solusi yang diusulkan dan koordinasi yang erat antara pihak-pihak terkait, pasar pariwisata Vietnam-India dapat berkembang pesat, berkontribusi pada penguatan kerja sama bilateral serta membawa nilai-nilai ekonomi dan budaya bagi kedua negara.
[iklan_2]
Sumber: https://kinhtedothi.vn/thuc-day-hop-tac-du-lich-viet-nam-an-do-co-hoi-va-thach-thuc-moi.html
Komentar (0)