Sekitar 40 hari menjelang liburan Tahun Baru Imlek, warga Tiongkok yang bekerja jauh dari rumah berbondong-bondong pulang ke kampung halaman untuk merayakan tahun baru bersama keluarga (Chunyun) setelah setahun bekerja keras. Rata-rata, penduduk Tiongkok melakukan 9 miliar perjalanan setiap tahun.
Jumlah perjalanan melalui kereta api, jalan raya, udara, dan air diperkirakan mencapai 1,8 miliar, menurut Kementerian Perhubungan . Sisanya, 80% perjalanan menggunakan mobil. Banyaknya orang yang pulang kampung untuk merayakan Tahun Baru Imlek telah menyebabkan terminal bus, stasiun kereta api, dan bandara dipadati penumpang.
Untuk menghindari kemacetan lalu lintas selama berjam-jam, Bapak Vuong (yang tinggal di Provinsi Anhui, Tiongkok) memutuskan untuk membawa pulang anaknya untuk merayakan Tet dengan cara khusus. Oleh karena itu, pria ini menerbangkan pesawat ringan dua penumpang, membawa putrinya yang berusia 7 tahun dan barang bawaannya yang diikat di belakang kabin, untuk kembali ke kampung halamannya di sebuah lokasi yang juga terletak di Provinsi Anhui.
Tuan Vuong dan putrinya yang berusia 7 tahun menaiki pesawat kecil dalam perjalanan pulang untuk merayakan Tet.
Diketahui bahwa ini bukan pertama kalinya Tuan Vuong menerbangkan pesawat untuk memulangkan kerabatnya saat Tet. Pada tahun-tahun sebelumnya, pria ini juga menggunakan metode serupa untuk menghemat waktu di jalanan yang padat.
"Putri saya sudah familiar dengan kokpit dan sudah sering terbang bersama ayahnya sejak usia 4-5 tahun, jadi perjalanannya sangat praktis. Terkadang dia bahkan bisa tidur nyenyak dalam penerbangan panjang," ujar sang ayah.
Menurut Bapak Vuong, penerbangan dari Luc An ke kampung halamannya di Le Tan, Provinsi Anhui, hanya membutuhkan waktu 50 menit. Sementara itu, jika menggunakan mobil, akan memakan waktu 3 jam, belum termasuk kemacetan lalu lintas.
Begitu postingan tersebut dipublikasikan, banyak netizen yang mengungkapkan kekaguman mereka kepada Tuan Vuong dan putranya yang berhasil lolos dari kesengsaraan lalu lintas akhir-akhir ini. Namun, beberapa orang bertanya-tanya tentang kondisi penerbangan atau di mana pesawat akan mendarat jika tujuannya tidak memiliki bandara.
Pak Vuong mengatakan bahwa ia telah menjadi pelatih pilot selama bertahun-tahun, sehingga ia memiliki lisensi, bahkan untuk penerbangan jarak jauh. Hukum Tiongkok menetapkan usia minimum untuk mendapatkan lisensi pilot adalah 17 tahun, tetapi tidak ada batasan usia untuk pengalaman terbang, sehingga anak-anak dapat berpartisipasi selama mereka sehat secara fisik.
Pulang ke rumah untuk merayakan Tet dengan pesawat yang dipiloti ayahnya adalah hal yang biasa bagi putri Tuan Vuong.
Soal pendaratan, ia mengatakan bahwa di kampung halamannya terdapat lahan pertanian terbengkalai tempat pesawat bisa mendarat. Warga di kampung halamannya juga terbiasa melihat pria ini menerbangkan pesawat pribadinya pulang.
Untuk dapat melakukan penerbangan pribadi, ayah satu anak ini mengatakan bahwa sebelum terbang, pilot harus melapor kepada Otoritas Penerbangan Sipil dan otoritas terkait mengenai waktu keberangkatan dan rute penerbangan. Pilot baru dapat lepas landas setelah dipastikan tidak ada konflik rute penerbangan.
"Karena rute penerbangan saya sudah pasti, saya hanya perlu melapor beberapa jam sebelumnya. Semuanya berjalan sangat lancar," ujar Bapak Vuong.
--> Saat berkendara jarak jauh pulang untuk merayakan Tet, perhatikan 5 hal penting untuk membantu menghemat bahan bakar
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)