WHO menghimbau masyarakat untuk mengambil langkah-langkah guna mengurangi penularan, termasuk mendapatkan vaksinasi, menjaga jarak dari orang sakit, dan memakai masker.
Kasus pneumonia Mycoplasma sedang meningkat di Irlandia, Prancis, Belanda, dan Denmark. Menurut The Telegraph, Denmark telah resmi menyatakan epidemi pneumonia pada anak-anak setelah jumlah kasus di negara tersebut meningkat tiga kali lipat sejak Oktober, mencapai total 541 kasus minggu lalu.
Perusahaan analisis data Airfinity juga memperingatkan bahwa Prancis juga menghadapi epidemi pneumonia pediatrik.
Sementara itu, Belanda mengalami peningkatan kasus sebesar 124% sejak puncaknya tahun lalu. Irlandia tidak separah tahun 2019, tetapi mengalami sedikit peningkatan kasus dibandingkan tahun 2022.
Epidemi di Eropa muncul setelah Amerika Serikat, khususnya Ohio, dan Cina menemukan banyak kasus infeksi pernapasan pada anak-anak, yang khususnya disebabkan oleh bakteri mikoplasma, dan disebut "sindrom paru-paru putih".
Apa itu sindrom paru-paru putih?
Penyakit ini disebut Sindrom Paru-Paru Putih karena hasil rontgen pasien menunjukkan bercak-bercak putih di seluruh paru-paru. Anak-anak yang terkena penyakit ini memiliki gejala seperti batuk, demam, dan kelelahan.
Surat kabar Hindustan Times mengutip Dr. Ravi Dosi dari Rumah Sakit Kokilaben Dhirubhai Ambani (India) yang mengatakan bahwa istilah di atas digunakan untuk menggambarkan penyakit pernapasan yang menyebar di China.
Menurut pejabat pemerintah Beijing, penyakit ini tidak disebabkan oleh bakteri atau virus baru.
Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak anak-anak Tiongkok terinfeksi virus influenza, SARS-CoV-2 (penyebab Covid-19), RSV, dan bakteri mikoplasma secara bersamaan.
Anak-anak di bawah usia 5 tahun dengan sindrom paru-paru putih mungkin mengalami bersin, hidung tersumbat, pilek, mata berair, mengi, muntah, dan diare.
Pengobatan dan pencegahan
Sementara itu, perawatan difokuskan terutama pada meredakan gejala pneumonia dan memastikan kesehatan pernapasan anak. Anak-anak perlu dipantau secara ketat agar dokter dapat segera melakukan intervensi dan terapi oksigen dapat digunakan jika diperlukan.
Para ahli menyarankan agar orang tua memvaksinasi anak-anak mereka terhadap flu, menjaga gaya hidup sehat seperti pola makan seimbang, aktivitas fisik teratur, dan tidur yang cukup.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak masyarakat untuk mengadopsi langkah-langkah guna mengurangi infeksi, termasuk mendapatkan vaksinasi, menjaga jarak dari orang sakit, dan mengenakan masker.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)