Sebagian besar rumah di atas dibangun oleh spekulan dan kemudian dijual kepada orang-orang dengan dokumen tertulis tangan. Orang-orang yang saat ini menggunakan dan tinggal di rumah-rumah tersebut tidak memiliki dokumen kepemilikan atau pembelian yang sah.
Seorang ketua Komite Rakyat Kelurahan Tan Tao mengatakan bahwa pembongkaran semua apartemen tersebut akan memakan waktu sekitar 2 bulan. Sebelumnya, pemerintah harus berkali-kali membujuk warga agar menerima rencana pembongkaran tersebut.
Sesuai arahan Komite Partai Distrik Binh Tan, penindakan terhadap apartemen ilegal yang disebutkan di atas diharapkan selesai pada akhir tahun 2023. Akibat pembangunan ilegal ini, penghuni tidak akan mendapatkan kompensasi. Pemerintah daerah menyatakan bahwa penghuni yang menjadi sasaran penindakan tidak akan mendapatkan bantuan relokasi atau tempat tinggal sementara, melainkan akan menanggung seluruh biaya penindakan.
Berikut ini serangkaian gambar otoritas distrik Binh Tan yang secara paksa menghancurkan 170 rumah yang dibangun secara ilegal.
Ratusan rumah dibangun tanpa izin di lahan pertanian dan lahan yang direncanakan untuk pekerjaan umum
Rumah-rumah di atas dibangun sejak lama, sudah ada sejak lama, dan telah berganti pemilik selama beberapa generasi.
Akibat kurangnya ketegasan dan ketelitian dalam menangani situasi ini, ratusan rumah yang dibangun secara ilegal bermunculan.
Banyak dari rumah-rumah ini telah dibeli dan dijual oleh banyak orang.
Karena ini adalah proyek konstruksi publik yang telah "ditangguhkan" selama bertahun-tahun tanpa pelaksanaan, dan kompensasi belum dilakukan, banyak orang berharap proyek ini akan selesai.
Oleh karena itu, meski berisiko, masih banyak orang yang menghabiskan miliaran untuk membeli rumah-rumah tak berizin tersebut, dengan harapan nantinya proyek tersebut akan dicabut dari "penangguhan" dan rumah-rumah tersebut dapat tetap ada.
Namun, pemerintah setempat dengan tegas telah menegakkan pembongkaran rumah-rumah yang dibangun secara ilegal tersebut.
Sebuah keluarga sedang berkumpul dan mengambil barang-barang mereka untuk pindah ke tempat baru setelah rumah mereka digusur secara paksa.
Meskipun kita tahu bahwa pembangunan ilegal harus dihukum berat, melihat pemandangan kehancuran ini masih membuat orang merasa sedih.
Meskipun tidak ada tempat tinggal baru, seorang warga untuk sementara waktu menutupi lantai rumah lamanya dengan terpal untuk dijadikan "tempat tinggal sementara".
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)