Taman bermain bersama untuk Asia Tenggara yang kohesif
Dalam suasana perayaan 80 tahun Hari Keamanan Publik Rakyat Vietnam (19 Agustus 1945 - 19 Agustus 2025) dan 20 tahun Hari Keamanan Nasional, Turnamen Sepak Bola Keamanan Publik ASEAN 2025 yang diselenggarakan di Hanoi menghadirkan "harmoni" yang semarak dan emosional. Bukan sekadar turnamen olahraga regional, turnamen ini sungguh merupakan ruang untuk menghubungkan, berbagi, dan menyebarkan nilai-nilai perdamaian , kerja sama, dan pembangunan berkelanjutan di antara negara-negara ASEAN.
Acara ini diselenggarakan oleh Kementerian Keamanan Publik Vietnam, bekerja sama dengan Asosiasi Olahraga Kepolisian Vietnam, T&T Group, Bank SHB, dan unit-unit fungsional lainnya. Acara ini mempertemukan 8 tim sepak bola dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan tamu internasional: Thailand, Singapura, Kamboja, Laos, Timor Leste, dan Australia. Mewakili negara tuan rumah, Kepolisian Vietnam membentuk dua tim yang terdiri dari pemain-pemain dari Kepolisian U-21 Hanoi dan PVF.
Salah satu momen penting turnamen ini adalah upacara pembukaan yang khidmat dan meriah, dihadiri oleh Perdana Menteri Pham Minh Chinh, Jenderal Luong Tam Quang, Menteri Keamanan Publik, beserta sejumlah pemimpin tinggi Partai, Negara, dan delegasi internasional. Semangat persahabatan dan sportivitas yang luhur tak hanya hadir dalam upacara pembukaan, tetapi juga memancar dari setiap langkah dan setiap bola yang dilempar ke lapangan.
Sejak pertandingan pertama, turnamen ini diwarnai dengan pertandingan yang dramatis dan mengejutkan. Tim Polisi Vietnam I secara tak terduga kalah dari tim Kamboja, yang sedang berkompetisi di kejuaraan nasional negara tuan rumah. Menang dan kalah dalam olahraga memang tak terelakkan, tetapi yang lebih penting, semangat fair play, saling menghormati, dan profesionalisme dalam penyelenggaraan telah menciptakan lapangan bermain yang benar-benar berkualitas bagi semua tim yang berpartisipasi.
Berbeda dengan turnamen profesional lainnya, Turnamen Sepak Bola Polisi ASEAN 2025 merupakan simbol "diplomasi rakyat melalui olahraga". Ketika orang-orang berseragam polisi (simbol kedisiplinan dan ketertiban) berkompetisi, berinteraksi, dan berbagi kecintaan mereka terhadap sepak bola, hal ini menunjukkan aspirasi yang kuat untuk menjaga perdamaian dan membangun komunitas ASEAN yang semakin kohesif.
Tampaknya para tim datang ke turnamen ini bukan untuk berfokus pada menang atau kalah, melainkan untuk bertemu teman, menyebarkan semangat sportivitas, dan mempererat persahabatan antar aparat penegak hukum di kawasan, menunjukkan pentingnya olahraga dalam memperkuat kerja sama multilateral. Ketika mereka bermain sepak bola bersama, tertawa bersama, bertukar bendera, dan berpelukan setelah setiap pertandingan, jarak tak lagi terasa. Itulah cara paling efektif untuk mewujudkan perdamaian berkelanjutan.
Bagi Vietnam, ini merupakan kesempatan untuk menegaskan peran, posisi, dan tanggung jawabnya dalam memajukan kerja sama regional, tidak hanya di bidang politik, ekonomi, dan keamanan, tetapi juga di bidang budaya dan olahraga. Mulai dari pengorganisasian, penerimaan, logistik, komunikasi, hingga pengamanan... semuanya dilaksanakan secara metodis dan penuh pertimbangan, menunjukkan semangat keramahtamahan dan profesionalisme.
Secara khusus, gambaran para penggemar Vietnam yang menyemangati tim lawan, jabat tangan hangat setelah setiap pertandingan, serta kegiatan di pinggir lapangan seperti pertukaran karya seni, mengunjungi tempat-tempat terkenal di Hanoi... telah berkontribusi dalam menciptakan sebuah turnamen yang memiliki "nilai berlapis-lapis".
Biarkan olahraga terus menjadi jembatan budaya regional
Dalam konteks dunia dan kawasan yang menghadapi banyak tantangan, inisiatif seperti Turnamen Sepak Bola Polisi ASEAN benar-benar bermakna dan efektif.
Di Asia Tenggara, di mana keragaman budaya, agama, dan politik selalu membutuhkan mekanisme koneksi yang lunak dan non-politik, olahraga menjadi sarana yang optimal. Di sana, masyarakat ditempatkan di pusat kerja sama; standar perilaku internasional disebarkan secara alami dan berkelanjutan.
Hal yang berharga adalah bahwa dalam kerangka turnamen ini, pertukaran budaya antarnegara disambut dengan hangat. Gambaran para pejabat dan atlet dari 8 tim sepak bola yang bersatu menari Lam Vong diiringi alunan seruling khas Laos, atau seluruh tim Timor Leste yang menyanyikan lagu-lagu tradisional bersama di atas panggung, membawa turnamen ini melampaui kerangka turnamen olahraga biasa. Jabat tangan dan pertukaran budaya bilateral menciptakan koneksi dan mempererat persahabatan antara kepolisian dan delegasi kepolisian di wilayah tersebut.
Ke depannya, para ahli memperkirakan turnamen ini akan diadakan setiap tahun, sehingga skala dan jumlah pesertanya semakin meluas. Tidak hanya terbatas pada kepolisian, lebih banyak tim sepak bola dari lembaga penegak hukum, organisasi internasional, atau komunitas asing di Vietnam juga dapat diundang. Dengan demikian, sepak bola akan terus menjadi jembatan budaya, sebuah "aset lunak" untuk memperkuat citra Vietnam yang ramah, aman, dan bertanggung jawab.
Kejuaraan Sepak Bola Polisi ASEAN 2025 bukan sekadar olahraga, melainkan ajang pertemuan antara hasrat akan perdamaian, keyakinan akan kerja sama regional, dan nilai-nilai kemanusiaan yang melampaui batas sepak bola. Di era di mana perselisihan dan konflik dapat meledak dari hal-hal terkecil, setiap permainan indah dan setiap senyuman yang terpancar menjadi lebih bermakna dari sebelumnya.
Sumber: https://baovanhoa.vn/the-thao/bong-da-va-tinh-huu-nghi-khong-bien-gioi-151885.html
Komentar (0)