Portugal butuh Ronaldo untuk menerima kursi belakang

"Itulah harga yang harus dibayar untuk pemain seperti Ronaldo," ungkap gelandang Bernardo Silva setelah ditanya tentang insiden di mana 6 penggemar menerobos palang pintu keamanan dan menyerbu lapangan dalam pertandingan Portugal vs Turki hanya untuk mendekati Ronaldo.

Ronaldo tidak senang saat digantikan dalam pertandingan melawan Georgia

Silva benar! Ronaldo selalu menjadi pusat perhatian, menarik perhatian sekaligus kontroversi yang menjengkelkan. Setelah dipuji atas assist-nya untuk Bruno Fernandes dalam pertandingan melawan Turki, Ronaldo dikritik atas sikapnya dalam pertandingan melawan Georgia. Pers menggunakan kata "kehilangan kendali" untuk menggambarkan striker berusia 39 tahun itu ketika ia berdebat dengan wasit Sandro Schaerer untuk menuntut penalti, lalu dengan marah menendang botol air ketika pelatih Roberto Martinez mengeluarkannya dari lapangan pada menit ke-66.

Wasit Schaerer dan VAR dikritik karena tidak memberikan penalti ketika Ronaldo dijatuhkan, tetapi sang superstar Portugal sendiri tak luput dari kritik atas kurangnya pengendalian diri. Terutama dalam pertandingan di mana Ronaldo tampil kurang meyakinkan, mengakhiri babak penyisihan grup EURO dengan 0 gol untuk pertama kalinya.

Kemarahan di pinggir lapangan menunjukkan bahwa di usia 39 tahun, Ronaldo masih penuh ambisi. Namun, tiga pertandingan penyisihan grup menunjukkan bahwa striker Al-Nassr itu tidak lagi memiliki kekuatan dan kecepatan puncaknya.

Ronaldo diunggulkan untuk tidak terlibat dalam fase penguasaan bola, melainkan hanya fokus pada situasi akhir (assist atau gol). Striker berusia 39 tahun ini masih sangat berguna dengan pengalaman, keberanian, kemampuan berlari, dan penyelesaian akhir yang lebih baik daripada pemain Portugal lainnya. Pelatih Martinez sendiri memahami nilai Ronaldo dan memperlakukannya lebih baik daripada Fernando Santos – yang menempatkan CR7 di bangku cadangan dalam dua pertandingan terakhir Portugal di Piala Dunia 2022. Keputusan untuk menggantikan Ronaldo pada menit ke-66 tidak hanya membuka jalan bagi Portugal untuk menemukan strategi serangan baru, tetapi juga ingin mempertahankan pemain mudanya. Di sisi lain, hal itu juga bisa menjadi pesan tersembunyi: tidak ada yang tak tersentuh, termasuk Ronaldo.

Sepak bola Eropa telah melewati era bintang-bintang yang membawa tim, ketika Italia (2020), Spanyol (2008, 2012), Yunani (2004), Prancis (2000), atau Portugal (2016) semuanya menang berkat kekuatan kolektif, alih-alih keunggulan individu. Fakta bahwa tidak ada pemain yang mencetak lebih dari 3 gol di babak penyisihan grup EURO 2024, atau keajaiban Slovenia, Georgia, dan Austria, telah menegaskan sudut pandang di atas. Tim yang solid, gaya bermain yang jelas, dan mengedepankan semangat kolektif akan melangkah lebih jauh daripada tim yang hanya terdiri dari individu-individu yang tersebar. Banyak "ego" di EURO 2024 yang siap berkorban demi tim. Ronaldo sepertinya bukan pengecualian, meskipun ia adalah pemain terbaik dalam 20 tahun terakhir di arena ini.

20 tahun sejak debutnya di EURO, Ronaldo masih sangat bersemangat. Namun, superstar berusia 39 tahun itu perlu mengerahkan seluruh energinya untuk pertandingan, alih-alih "menyesali" beberapa puluh menit dalam pertandingan di mana Portugal kalah namun tetap menjadi juara grup. Setelah kariernya terus menanjak, kini saatnya bagi Ronaldo untuk menerima kenyataan pahit.

Sumber: https://thanhnien.vn/bo-dao-nha-can-ronaldo-chap-nhan-lui-ve-sau-185240627221027828.htm