Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Độc lập - Tự do - Hạnh phúc

Simbolisme ular dalam sinema populer

Việt NamViệt Nam29/01/2025

[iklan_1]
ran4.jpg
Pahlawan Indiana Jones menghadapi satu-satunya ketakutannya: ular.

Film yang menampilkan ular sering kali dengan cerdik menggabungkan karakteristiknya dan menggunakan metafora yang mendalam untuk berbicara tentang kerapuhan manusia, kebrutalan alam, dan hal yang tidak diketahui...

Atasi ketakutan rahasia Anda

Karakter film klasik Indiana Jones adalah lambang pahlawan petualang yang tangguh. Dengan kecerdasan dan aksi yang memukau, ia adalah seorang profesor arkeologi dan pemburu harta karun yang berani. Namun, terlepas dari keberaniannya, ia tetaplah manusia dengan ketakutan yang sangat umum ketika berhadapan dengan ular. Ketakutan ini juga satu-satunya yang ia takuti.

Ketakutan ini terekspresikan dengan kuat dalam Raiders of the Lost Ark (1981) melalui adegan lubang penuh ular berbisa—yang harus dihadapi Indiana Jones. Dikelilingi lautan ular yang menggeliat, adegan ini tidak hanya menciptakan ketegangan yang ekstrem, tetapi juga menyiratkan bahwa bahkan karakter paling heroik pun memiliki kelemahan. Inilah yang membuat Jones lebih mudah didekati dan manusiawi. Cara sutradara Steven Spielberg membawa penonton untuk sepenuhnya merasakan sesak dan ketakutan Indiana, mengangkat adegan ini ke tonggak sejarah perfilman yang tak terlupakan.

Dalam budaya Mesir kuno, ular melambangkan kekuatan dan perlindungan. Dalam tradisi Kristen, ular dikaitkan dengan godaan dan dosa. Ular-ular penjaga Tabut Perjanjian dalam Raiders of the Lost Ark memanfaatkan dualitas ini sepenuhnya.

Simbolisme yang berlapis-lapis menjadikan adegan ini menyentuh, menyentuh ketakutan manusia secara universal. Adegan lubang ular telah meninggalkan jejak budaya yang kuat, menekankan tema yang familiar: kemenangan manusia atas ketakutan primal. Lolosnya Indiana Jones dari lubang ular mencerminkan perjuangan manusia secara universal untuk menghadapi dan mengatasi ketakutan terdalam kita.

Sebaliknya, dalam film Snakes on a Plane (2006) karya David R. Ellis, ular menjadi simbol kekacauan dan teror, yang dieksploitasi manusia untuk menimbulkan kerusakan. Ketidakpastian reptil berbisa ini menambah ketegangan, mengubah pesawat menjadi mikrokosmos untuk bertahan hidup melawan kekuatan tak terkendali.

Meskipun film ini cenderung absurd, dalam arti yang lebih luas, Snakes on a Plane dapat dilihat sebagai metafora untuk isu terorisme di pesawat terbang karena film ini diproduksi di era pasca-9/11. Hal ini semakin jelas karena ular-ular dalam film tersebut dikatakan berasal dari Timur Tengah.

Mengatasi prasangka

Ketika menyebut film horor yang akrab di telinga masyarakat Vietnam di awal tahun 2000-an, kita pasti tak akan melupakan Anaconda (Giant Python, 1997) karya sutradara Luis Llosa.

ran1.jpg
Ular Kaa yang licik dan licik dalam film animasi The Jungle Book.

Film ini mengubah anaconda raksasa menjadi simbol kekuatan alam yang brutal dan mengerikan. Kesombongan tim dokumenter dalam upaya menangkap monster ini mencerminkan kecenderungan historis manusia untuk mengeksploitasi dan mendominasi alam.

Ular piton raksasa merupakan predator sekaligus simbol bahaya yang ditimbulkan oleh keserakahan dan kesombongan. Pengejarannya yang tak kenal lelah menggambarkan konsekuensi manusia yang tidak menghormati batas-batas alam, menjadikannya metafora bagi ketidakseimbangan ekologis.

Ular piton Kaa dalam versi animasi The Jungle Book (1967) merupakan simbol penipuan dan manipulasi. Matanya yang tajam dan suaranya yang lembut menyembunyikan hasratnya untuk melahap tokoh utama Mowgli, menunjukkan bahayanya kepercayaan yang salah tempat.

Bagi Mowgli, Kaa adalah sosok yang memberi peringatan, mengajarinya untuk selalu waspada di dunia yang penuh potensi ancaman. Namun, dalam novel aslinya, Kaa digambarkan sebagai sekutu dan mentor Mowgli, alih-alih antagonis.

Berbeda dengan citra jahatnya, Viper dari serial Kung Fu Panda mendobrak stereotip umum tentang ular. Alih-alih mewakili bahaya, ia melambangkan keanggunan, kemampuan beradaptasi, dan kekuatan batin.

Viper menantang prasangka negatif tentang ular dan merayakannya sebagai simbol keanggunan dan harmoni. Kehadirannya dalam Furious Five memperkuat tema-tema serial ini, yaitu keberagaman dan penerimaan diri, menunjukkan bahwa kekuatan bukan terletak pada penyesuaian diri terhadap stereotip, melainkan pada penerimaan terhadap kualitas-kualitas unik diri sendiri.

Dalam film-film terkenal dunia ini, ular telah menjadi simbol yang beragam: penjaga, penggoda, predator, dan katalisator transformasi. Mereka membangkitkan rasa takut, memaksa introspeksi, dan seringkali menantang karakter untuk menghadapi kerentanan terdalam mereka.

Entah merangkak melalui lubang yang dalam, menyerang dari bayangan, atau mewujudkan ide-ide abstrak, ular mengingatkan kita akan keseimbangan yang rapuh antara ambisi dan kelemahan manusia.


[iklan_2]
Sumber: https://baoquangnam.vn/bieu-tuong-loai-ran-trong-dien-anh-dai-chung-3148362.html

Komentar (0)

No data
No data

Dalam topik yang sama

Dalam kategori yang sama

Seberapa modern helikopter antikapal selam Ka-28 yang berpartisipasi dalam parade laut?
Panorama parade perayaan 80 tahun Revolusi Agustus dan Hari Nasional 2 September
Close-up jet tempur Su-30MK2 yang menjatuhkan perangkap panas di langit Ba Dinh
21 putaran tembakan meriam, membuka parade Hari Nasional pada tanggal 2 September

Dari penulis yang sama

Warisan

Angka

Bisnis

No videos available

Berita

Sistem Politik

Lokal

Produk