(Dan Tri) - The Guardian (Inggris) telah menerbitkan sebuah artikel tentang kebijakan naturalisasi massal tim nasional Indonesia. Di dalamnya, surat kabar tersebut mengutip pernyataan Duy Manh.
Kemunculan pelatih Patrick Kluivert dan sekelompok bintang naturalisasi asal Belanda telah menarik perhatian dunia sepak bola Indonesia. Baru-baru ini, surat kabar ternama Inggris, The Guardian, menerbitkan artikel tentang kebijakan naturalisasi sepak bola Indonesia.
Tim Indonesia sepakat memecat pelatih Shin Tae Yong untuk merekrut pelatih Belanda Patrick Kluivert (Foto: Getty).
Di dalamnya, surat kabar ini meminjam pernyataan Duy Manh tentang tim Indonesia Maret lalu: "Kadang-kadang kami saling mengejek, tidak tahu apakah tim tersebut bermain melawan tim Indonesia atau tim Belanda."
The Guardian berkomentar: "Mengganti pelatih sukses Shin Tae Yong dengan Patrick Kluivert bisa menjadi pertaruhan kontraproduktif bagi sepak bola Indonesia.
Namun, undangan Federasi Sepak Bola Indonesia untuk melatih Patrick Kluivert bukanlah suatu kebetulan. Tim Belanda (merujuk pada Indonesia, termasuk pemain-pemain asal Belanda) membutuhkan pelatih asal Belanda untuk memimpin mereka.
Skuad Indonesia yang mengalahkan Arab Saudi di babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 beranggotakan delapan pemain asal Belanda. Ke depannya, banyak pemain asal Belanda lainnya yang akan bergabung dengan tim nasional Indonesia.
Hal ini membantu Indonesia memperbaiki penampilannya dengan cepat, tetapi justru membawa masalah bagi pelatih Shin Tae Yong. Pelatih Korea ini membantu tim Indonesia bersaing dengan sukses, meraih posisi ke-3 Grup C babak kualifikasi ketiga Piala Dunia 2026. Ia juga memiliki rekor yang lebih baik dibandingkan penerusnya, Patrick Kluivert, yang menjuarai Liga Champions AFC dan memimpin tim Korea di Piala Dunia 2018.
Namun, karena semakin banyak pemain asal Belanda yang bermain untuk Indonesia, Pelatih Shin berada dalam posisi yang sulit. Ia tidak bisa berbahasa Inggris atau Belanda dan tidak memiliki penerjemah. Hal ini menyulitkan pelatih Korea tersebut untuk berkomunikasi. Presiden PSSI, Erick Thohir, mengakui bahwa tim Indonesia membutuhkan pelatih yang mampu mengeksekusi strategi dengan lebih baik dan berkomunikasi dengan baik dengan para pemain.
Banyak yang percaya bahwa pelatih Shin Tae Yong diperlakukan dengan buruk. Putranya, Shin Jae Won, bahkan mengklaim bahwa tim Indonesia tidak dapat berbuat apa-apa tanpa ayahnya. Bahkan mantan Presiden Indonesia, Joko Widodo, sangat menyayangi Shin Tae Yong.
Tim Indonesia secara bertahap berubah menjadi tim Belanda "miniatur" (Foto: Getty).
Di masa lalu, penggemar Asia selalu mengundang orang-orang terkenal untuk melatih. Namun, mereka tidak dijamin akan sukses. Pelatih Jürgen Klinsmann dari tim Korea adalah contoh tipikal. Demikian pula, tim Vietnam juga gagal di bawah pelatih Philippe Troussier.
Ada kekhawatiran tentang Patrick Kluivert karena pengalaman kepelatihannya yang terbatas. Namun, Presiden Erick Thohir adalah seorang pemikir progresif dan berpengetahuan luas tentang sepak bola. Ia yakin bahwa Kluivert adalah nama yang cukup bergengsi untuk meyakinkan banyak pemain asal Belanda untuk melepaskan impian mereka bermain untuk Belanda dan beralih ke tim nasional Indonesia.
Banyak kritikus yang mengatakan sepak bola Indonesia terlalu bergantung pada pemain kelahiran luar negeri dan mengabaikan pengembangan pemain lokal. Jika Garuda (julukan timnas Indonesia) berhasil lolos ke Piala Dunia, Patrick Kluivert dan Erick Thohir akan dianggap pahlawan. Namun, apakah tim dengan banyak pemain kelahiran dan besar di luar negeri layak dibanggakan?
[iklan_2]
Source: https://dantri.com.vn/the-thao/bao-noi-tieng-cua-anh-muon-loi-duy-manh-che-gieu-indonesia-nhap-tich-o-at-20250119190752142.htm
Komentar (0)