Ilustrasi: BH
Tetap terdepan dalam tren teknologi
Jika dulu surat kabar memonopoli penyediaan informasi, kini platform media sosial, aplikasi seluler, dan kanal media digital telah menjadi pesaing langsung, bahkan melampaui mereka dalam hal kecepatan, penyebaran, dan kemampuan personalisasi informasi. Masyarakat semakin proaktif dalam menerima dan bahkan memproduksi informasi. Struktur komunikasi satu arah yang tradisional telah runtuh, digantikan oleh model komunikasi jaringan, di mana informasi beredar cepat, non-linier, dan multidimensi.
Dengan Big Data, wartawan dapat mengungkap isu-isu sosial tersembunyi dari informasi pribadi dan individual, serta data yang tampaknya tak bermakna. Dengan kecerdasan buatan (AI), ruang redaksi dapat menerapkannya secara efektif dalam manajemen, produksi, distribusi konten, dan promosi produk. Algoritma yang secara otomatis mencari informasi, menganalisis data untuk mendeteksi tren, menyarankan judul yang menarik, dan menghasilkan audio dan video menggunakan kecerdasan buatan secara bertahap mendukung beberapa langkah manual dalam proses produksi jurnalisme. Dengan teknologi realitas virtual (AR/VR), jurnalisme dapat "menceritakan kisah" dengan pengalaman imersif, meningkatkan interaktivitas dan persuasi.
Tren besar yang membentuk masa depan jurnalisme
Pertama, jurnalisme multi-platform dan multimedia sedang naik daun. Agensi pers tidak lagi hanya melakukan jurnalisme cetak, visual, atau audio, tetapi bergerak menuju model ruang redaksi yang menyatu dengan berbagai platform pers dan media sosial. Sebuah karya seringkali mengintegrasikan teks, video, grafik data, suara, dan efek interaktif. Ruang redaksi mengatur produksi berdasarkan model "satu sumber - banyak produk" (satu konten - multi format), di mana sebuah berita dapat diproduksi menjadi artikel mendalam untuk setiap jenis jurnalisme, video pendek untuk TikTok, infografis untuk media sosial, podcast untuk Spotify, dll.
Kedua, jurnalisme data, jurnalisme eksplanatori, dan jurnalisme kreativitas dinilai tinggi. Melalui analisis dan visualisasi data, jurnalisme dapat memberikan pandangan yang lebih mendalam, komprehensif, dan objektif kepada publik tentang isu-isu sosial, ekonomi, dan politik . Jurnalisme modern juga bertujuan untuk memainkan peran kreatif, yaitu berkontribusi dalam mendorong perubahan positif dalam masyarakat. Jurnalisme kepentingan publik berfokus pada isu-isu penting masyarakat, mulai dari perlindungan lingkungan, pendidikan, kesehatan, hingga pencegahan dan pemberantasan korupsi, ketidakadilan sosial, dan orientasi nilai.
Ketiga, personalisasi konten dan dataisasi audiens menjadi tren yang menonjol. Organisasi berita saat ini tidak hanya berhenti pada produksi konten massal, tetapi juga memanfaatkan data perilaku pengguna seperti riwayat akses, waktu membaca, interaksi, dan minat untuk merekomendasikan konten yang sesuai untuk setiap individu. Hal ini membantu memperpanjang waktu publik berada di platform, meningkatkan tingkat keterlibatan, dan meningkatkan pengalaman membaca. Tidak lagi "satu konten untuk semua", jurnalisme modern bertujuan untuk menjadi "pendamping" yang memahami publik, sehingga membuka peluang besar dalam menciptakan nilai koneksi.
Keempat, peningkatan verifikasi dan kredibilitas menjadi faktor vital. Dalam konteks berita palsu, disinformasi, deepfake, dan fenomena manipulasi informasi yang menyebar di internet, media arus utama harus menjadi "lembaga verifikasi" di mana publik dapat membedakan antara benar dan salah, nyata dan palsu. Hal ini tidak hanya menuntut proses penyuntingan konten yang ketat, tetapi juga etika profesional dan tanggung jawab sosial yang tinggi dari para jurnalis.
Kelima, transformasi model ekonomi jurnalisme agar sesuai dengan konteks baru. Meskipun pendapatan iklan tradisional menurun karena didominasi oleh platform seperti Google, Facebook, dll., jurnalisme bereksperimen dengan berbagai model: biaya pembaca (paywall), jurnalisme keanggotaan, crowdfunding, menghubungkan konten dengan e-commerce, dll. Namun, pembangunan ekonomi tetap harus didasarkan pada fondasi inti kualitas konten dan membangun kepercayaan serta nilai nyata bagi masyarakat.
Restrukturisasi proses produksi berbagai jenis jurnalisme
Proses produksi surat kabar cetak saat ini tidak lagi manual seperti sebelumnya, melainkan telah terintegrasi dengan teknologi yang kuat: Desain dan tata letak digital menggunakan perangkat lunak khusus (seperti Adobe InDesign), yang memungkinkan editor untuk langsung memanipulasi draf elektronik dengan kemampuan untuk mengontrol tata letak, warna, dan gambar secara ketat. Konten disunting secara paralel dengan gambar dan grafik, dengan tujuan mencapai standar "membaca cepat - memori panjang - mudah dipahami". Otomatisasi tahap pencetakan dan distribusi dengan sistem cetak offset berkecepatan tinggi, serta proses pengemasan dan pengiriman yang sinkron membantu menghemat waktu dan biaya. Tantangan terbesar bagi surat kabar cetak bukan lagi teknis, melainkan kemampuan untuk beradaptasi dengan kebiasaan konsumsi informasi yang baru - cepat, ringkas, fleksibel, dan interaktif.
Surat kabar elektronik dicirikan oleh produksi yang berkelanjutan, pembaruan instan, dan transformasi digital yang cepat. Proses organisasi produksi jenis ini saat ini sangat komprehensif. Khususnya, surat kabar elektronik mudah diakses melalui optimasi mesin pencari, desain yang menarik, pengaturan konten yang sesuai untuk setiap antarmuka (seluler, desktop), mendorong interaksi dengan publik, dan mengintegrasikan jejaring sosial dalam strategi distribusi konten.
Radio dan televisi juga tak luput dari pusaran perubahan di ruang digital. Dari saluran eksklusif dan linear, televisi dan radio kini "di-linearisasi" untuk beradaptasi dengan kebiasaan menonton dan mendengarkan sesuai permintaan. Kamera ringkas, perangkat perekam nirkabel, dan perangkat lunak penyunting cepat (Premiere Pro, Final Cut, CapCut, dll.) memungkinkan produksi yang fleksibel, bahkan dengan tim reporter berskala kecil. Agensi pers juga memanfaatkan format podcast sebagai alat bercerita yang intim dan mudah diakses, cocok untuk audiens muda.
Dengan tren di atas, pers perlu beradaptasi secara proaktif, berinovasi dalam berpikir, meningkatkan kapasitas digital, merestrukturisasi organisasi, berinvestasi dalam sumber daya manusia, dan membangun strategi teknologi untuk terus menegaskan peran sentral media massa. Jurnalis modern harus menjadi "jurnalis multi-keterampilan" di era digital, yang mampu menulis artikel, mengambil foto, memfilmkan, menyunting, merekam, membuat podcast, menggunakan perangkat analisis data... Dalam menghadapi arus data yang sangat besar, pers perlu dipertahankan sebagai "kompas pengetahuan", membangun kepercayaan publik dengan kejujuran, objektivitas, kemanusiaan, dan tanggung jawab sosial. Itulah fondasi yang kokoh bagi pers untuk berkembang secara berkelanjutan di era digital. Dan untuk memenuhi misi tersebut, pers perlu dipandang sebagai bidang yang perlu diprioritaskan untuk dikembangkan, dilatih, dan didukung secara serius dan dengan visi jangka panjang.
Dokter Le Thu Ha
Akademi Jurnalisme dan Komunikasi
Sumber: https://baothanhhoa.vn/bao-chi-trong-xu-the-thoi-dai-252387.htm
Komentar (0)