Itulah sebabnya masakan di sini sebagian besar terbuat dari ikan dan nasi, dengan kombinasi beragam rempah yang menciptakan gaya kuliner yang unik. Hidangan terkenal dari Hubei antara lain: ikan Wuchang, mi kering pedas, kue Dou Pi...
Mie kering panas
Mi kering panas (atau mi reganmian) adalah hidangan tradisional kota Wuhan (provinsi Hubei). Hidangan mi ini memiliki sejarah sejak tahun 1930, dan dapat disantap kapan saja.
Meskipun membuat mi kering panas tidaklah sulit, untuk membuatnya lezat dibutuhkan banyak pengalaman. Pertama, mi segar dimasak dalam air mendidih yang dicampur minyak wijen; kemudian didinginkan, dikeringkan, lalu dimasukkan ke dalam air mendidih dan dimasak kembali. Selanjutnya, mi dicampur dengan minyak wijen, pasta wijen, saus, bumbu-bumbu, ditaburi daun bawang, dan dinikmati.
Pada tahun 2013, mi kering panas Wuhan menduduki peringkat sebagai jenis mi paling populer oleh Kementerian Perdagangan Tiongkok, diikuti oleh mi saus goreng Beijing dan mi silet (mi potong) Shanxi.
Ikan Wuchang
Ikan Wuchang adalah spesies ikan kakap merah yang hidup di Danau Liangzi, salah satu dari 10 danau terkenal di Tiongkok dan danau air tawar terbesar kedua di Provinsi Hubei, dengan luas 304 kilometer persegi. Menurut legenda, spesies ikan ini telah ada selama sekitar 1.700 tahun.
Ikan Wuchang berbentuk berlian, berkepala bulat, bertubuh tebal, bermulut lebar, bersirip punggung pendek, dan berekor tinggi. Ikan ini sering memakan rumput dan alga laut, sehingga kaya protein, memiliki daging yang padat, manis, dan berlemak. Hidangan lezat yang identik dengan ikan Wuchang antara lain ikan kukus dengan jamur, rebung, atau sup ikan.
Tak hanya menjadi bahan pembuat hidangan lezat, ikan wuchang juga memiliki nilai obat tinggi dalam mencegah penyakit seperti anemia, tekanan darah tinggi...
Doupi
Doupi (kulit kepala) adalah hidangan lokal yang terkenal. Hidangan ini diciptakan pada tahun 1931 oleh seorang koki lokal yang kemudian membuka restoran terkenal bernama Lao Tongcheng (Lao Tongcheng). Doupi juga dikenal sebagai "Tiga Kulit Kacang Segar", dan keahlian membuat kulit kacang Lao Tongcheng telah diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh Provinsi Hubei pada tahun 2009.
Banh Dau Bi memiliki kulit yang terbuat dari campuran tepung kacang hijau, telur, susu, tepung terigu, dan saus beras. Isinya terdiri dari nasi ketan goreng dengan potongan daging babi, jamur, dan daun bawang. Banh Dau Bi juga dapat diolah menjadi berbagai rasa lain dengan mengganti daging babi dengan daging sapi atau udang.
Setelah matang, kue dipotong kecil-kecil, sekitar 5-8 cm, untuk dinikmati. Ini adalah salah satu hidangan utama sarapan warga setempat.
Sumber: https://hanoimoi.vn/am-thuc-ho-bac-698040.html
Komentar (0)