Mendengarkan atau membuat suara dengan alat musik, bernyanyi atau bergerak mengikuti irama membantu penderita cerebral palsy melatih otak dan meningkatkan gaya berjalannya.
Cerebral palsy adalah kerusakan kronis pada satu atau lebih area spesifik otak yang memengaruhi gerakan tubuh dan koordinasi otot. Kondisi ini biasanya terjadi selama perkembangan janin, saat lahir, atau pada anak usia dini hingga usia 5 tahun. Kerusakan pada area motorik otak mengganggu kemampuan untuk mengendalikan gerakan tubuh dan postur tubuh.
Cerebral palsy sendiri tidak progresif (artinya, kerusakan otak tidak bertambah parah). Namun, kondisi sekunder, seperti spastisitas, yang melibatkan masalah gerakan, sensorik, mental, dan perilaku, dapat membaik atau memburuk seiring waktu.
Menurut data tahun 2023 dari Cerebral Palsy Alliance Research Foundation, saat ini terdapat sekitar 17 juta penderita palsi serebral di dunia . Di AS, rasio anak-anak dengan palsi serebral adalah 1/345. Di Vietnam, Associate Professor, Dr. Nghiem Huu Thanh, Direktur Rumah Sakit Akupunktur Pusat, mengutip data tahun 2012 yang mencatat rata-rata sekitar 200.000 anak dengan palsi serebral setiap tahun.
Anak-anak dengan palsi serebral merupakan beban bagi keluarga mereka, karena selain disabilitas yang ditinggalkan penyakit ini sepanjang hidup pasien, juga menuntut pengorbanan besar dari pihak keluarga dalam hal waktu, tenaga, dan biaya. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) melaporkan bahwa biaya pengobatan dan perawatan medis untuk anak dengan palsi serebral 10 kali lebih tinggi daripada anak tanpa penyakit tersebut. Menurut data CDC yang telah disesuaikan pada tahun 2023, biaya perawatan seumur hidup untuk anak dengan palsi serebral adalah sekitar 1,6 juta dolar AS.
Saat ini, para profesional medis percaya bahwa terapi musik tidak bergantung pada komunikasi verbal, sehingga dapat bermanfaat bagi orang-orang yang kesulitan berkomunikasi dengan cara ini, seperti penderita palsi serebral. Terapi ini dapat dilakukan langsung di rumah, bagi pasien yang tidak dapat bangun dari tempat tidur atau pergi ke dokter. Terapi ini juga dapat bermanfaat bagi anak-anak yang ingin berada di lingkungan yang familiar selama terapi.
Sesi terapi musik untuk anak-anak penderita cerebral palsy di Hanoi, Festival Pertengahan Musim Gugur 2023. Foto: Proyek TreeLinks
Penggunaan musik untuk terapi dan penyembuhan sudah ada sejak Yunani kuno. Namun, tren terapi musik saat ini baru dimulai pada abad ke-20, setelah berakhirnya Perang Dunia II. Pada tahun 1800-an, penelitian medis tentang sifat terapeutik musik berkembang, dan pada tahun 1940-an, universitas-universitas mulai menawarkan program terapi musik, menurut Medical News Today .
Cara musik memengaruhi otak sangatlah kompleks. Semua aspek musik, termasuk nada, tempo, dan melodi, diproses oleh berbagai area otak. Terapi ini bertujuan untuk memanfaatkan respons fisik tubuh yang mendalam terhadap musik untuk membantu orang-orang dengan masalah kesehatan mental.
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa musik dapat mengurangi kecemasan, termasuk pada penderita kanker, yang menjalani operasi, atau perawatan khusus. Musik juga membantu penderita depresi meringankan gejalanya, melepaskan dopamin—hormon yang membuat orang merasa nyaman—dan endorfin—hormon yang dapat menciptakan suasana hati bahagia dan mengurangi rasa sakit.
Dengan 10 tahun pengalaman dalam konseling psikologis, Dr. Phuong Anh, Institut Penelitian Selandia Baru, pendiri Treelinks - Proyek Pohon dan Buku untuk menenangkan pikiran, mengatakan bahwa musik membantu orang belajar bagaimana menghadapi dan menyelesaikan emosi negatif.
Lagu-lagu sedih sering digunakan dalam terapi jenis ini. Ketika seseorang tenggelam dalam kesedihan dan perlahan-lahan kehilangan kendali atas emosinya, jika ia mendengarkan lagu sedih yang sesuai dengan suasana hati dan situasinya, ia akan secara efektif mengendalikan emosi dan mengatasi kesedihan tersebut. "Bisa dikatakan bahwa musik adalah terapi termurah untuk menyembuhkan luka emosional," kata Dr. Phuong Anh.
Menurut Forbes , terdapat empat pendekatan utama terapi musik: mendengarkan, improvisasi, reproduksi (pertunjukan), dan komposisi. Setiap pendekatan memiliki banyak variasi, dan lima yang paling umum dikenal adalah terapi musik improvisasi, analitis, perilaku, neuropsikologis, dan imajinasi terbimbing Bonny.
Terapi neuromusik mengacu pada penggunaan pengalaman musikal menggunakan protokol dan teknik spesifik untuk mengubah respons tubuh. Berfokus pada aspek-aspek musik tertentu, seperti ritme, tempo, dan melodi, membantu pasien melatih kemampuan bicara, kognisi, dan gerakan dengan membangun koneksi atau jalur saraf baru di otak, sehingga meningkatkan fungsi yang lebih stabil.
USA Today , mengutip meta-analisis dari 14 studi, menyatakan bahwa terapi neuromusik telah terbukti membantu melatih otak dan meningkatkan kemampuan berjalan pada penderita multiple sclerosis, Parkinson, stroke, dan cerebral palsy. Pada penderita cerebral palsy, stimulasi pendengaran meningkatkan kecepatan berjalan dan postur tubuh.
Keterampilan yang dipelajari seseorang dalam terapi musik juga dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Mempelajari alat musik dapat menjadi hobi baru bagi seseorang. Di saat yang sama, mereka dapat menggunakannya sebagai alat untuk meningkatkan kesehatan mental dan menghadapi situasi sulit sepanjang hidup.
Selain meningkatkan kesehatan mental, terapi musik menawarkan banyak manfaat lain, seperti kesempatan berkreasi, memperluas pengetahuan dan kesadaran budaya, serta meningkatkan daya ingat.
Italia Amerika
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)