Model AI memecahkan pertanyaan Olimpiade Matematika Internasional (IMO)
AI kini tak hanya mampu memecahkan soal matematika umum, tetapi juga lolos Olimpiade Matematika Internasional (IMO). Dalam kompetisi simulasi yang diselenggarakan oleh para pakar internasional pada tahun 2025, model AlphaMath dari DeepMind meraih skor sempurna dan memenangkan medali emas.
Model AI meraih skor sempurna dalam Olimpiade matematika simulasi
Model kecerdasan buatan baru bernama AlphaMath , yang dikembangkan oleh DeepMind bekerja sama dengan tim peneliti dari OpenAI, baru saja meraih skor sempurna dalam ujian simulasi Olimpiade Matematika Internasional (IMO).
Ini bukan pertama kalinya AI memecahkan masalah yang rumit, tetapi ini adalah pertama kalinya sebuah sistem mampu menjalankan rangkaian penalaran logis sejelas dan koheren seperti yang dilakukan kontestan sungguhan untuk memenangkan medali emas.
AlphaMath tidak menggunakan teknik pemecahan masalah bergaya aljabar pemrograman seperti Wolfram Alpha, juga tidak hanya mengandalkan prediksi kata berikutnya seperti model bahasa modern. Sebaliknya, AlphaMath mengandalkan kombinasi jaringan saraf dalam dan logika simbolik—sebuah pendekatan yang dikenal sebagai penalaran neurosimbolik.
Berkat ini, AlphaMath dapat memahami masalah yang dijelaskan dalam bahasa alami, menguraikannya menjadi langkah-langkah logis yang tepat, dan kemudian menyajikan solusi lengkap sebagai bukti matematika.
Hal yang luar biasa tentang desain AlphaMath adalah ia melatih model tidak hanya dengan solusi yang benar, tetapi juga dengan jutaan solusi yang salah, beserta langkah-langkah untuk memperbaiki kesalahan. Proses ini membantu sistem belajar mendeteksi kesalahan logika, mengevaluasi kewajaran asumsi, dan menyesuaikan arah solusi di setiap langkah.
Ini adalah peralihan dari "menghafal pola" ke pembelajaran "berpikir kritis terstruktur", yang membantu model tidak hanya memecahkan masalah dengan benar tetapi juga mengendalikan proses penalaran seperti ahli matematika profesional.
Saat diuji dengan ujian simulasi IMO, AlphaMath menunjukkan kemampuan menganalisis masalah itu sendiri, membangun kembali asumsi, memunculkan pendekatan, mengkritik solusinya sendiri, dan akhirnya menyajikan solusi dalam bentuk teks dengan rumus, seperti yang biasa dilakukan oleh kontestan IMO sungguhan.
Ini adalah pertama kalinya sistem AI tidak hanya menemukan jawaban , tetapi juga mereproduksi proses penalaran secara lengkap dan meyakinkan sehingga dapat dinilai seperti ujian tulisan tangan sungguhan.
Kebangkitan AI Penalaran: Dari Pemecahan Matematika hingga Desain Pengetahuan
Keberhasilan AlphaMath tidak hanya menunjukkan kemampuan baru AI dalam matematika, tetapi juga memperluas kemampuan komputer untuk mengakses ruang pengetahuan yang sangat terstruktur yang sebelumnya hanya tersedia untuk manusia.
Mampu memahami masalah, menganalisis logika, membangun bukti, dan melakukan refleksi diri menunjukkan bahwa AI semakin dekat dengan kemampuan memanipulasi pengetahuan formal, salah satu tantangan besar kecerdasan buatan.
AlphaMath tidak bekerja seperti komputer digital tradisional. Model ini memahami bahasa alami dan menggunakannya untuk menciptakan struktur penalaran matematika yang terorganisir.
Ini merupakan langkah maju yang memungkinkan kecerdasan buatan tidak hanya membaca dan merespons, tetapi juga membangun sistem berpikirnya sendiri yang dapat diverifikasi. Ketika penalaran dimodelkan dan diotomatisasi , AI tidak hanya akan membantu manusia menemukan jawaban, tetapi juga dapat berperan dalam mendeteksi kesalahan dalam pemrograman, membuktikan teorema, merancang mikrochip, atau meneliti fisika teoretis.
Keunikannya adalah AlphaMath tidak hanya memproses rumus matematika sebagai input, tetapi juga bekerja langsung dengan deskripsi soal tertulis, layaknya seorang siswa yang akan menerima ujian dan mulai berpikir. Hal ini menciptakan tingkat interoperabilitas yang lebih tinggi antara AI dan bidang akademik, di mana bahasa dan penalaran merupakan alat inti, bukan sekadar kalkulasi murni.
Meskipun AlphaMath belum dapat menghasilkan masalah baru atau menemukan konsep matematika kreatif, yang membutuhkan intuisi dan pengalaman manusia, skor sempurnanya pada ujian simulasi IMO merupakan sinyal jelas bahwa AI memasuki tahap baru, tidak lagi sekadar merespons, tetapi juga bernalar secara sistematis.
Dan itulah dasar bagi generasi AI terspesialisasi di masa depan, di mana logika bukan lagi hak istimewa manusia.
Sumber: https://tuoitre.vn/ai-giai-de-olympic-toan-quoc-te-the-nao-ma-gianh-huy-chuong-vang-20250725180121618.htm
Komentar (0)