Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Độc lập - Tự do - Hạnh phúc

Juara Kedua Teknologi Informasi: 'Usaha adalah cara terbaik untuk mengubah nasib'

SVVN - Keluarganya harus menjual rumah untuk membiayai pengobatan ketika ayahnya terkena kanker, tetapi Phan Thanh Khang (2006), juara kedua jurusan Teknologi Informasi di Universitas Teknologi Informasi dan Komunikasi Vietnam-Korea (Universitas Danang) selalu mengingatkan dirinya untuk terus berusaha meningkatkan diri, dengan keinginan untuk menjadi seorang insinyur teknologi dan membawa kebahagiaan bagi keluarganya.

Báo Tiền PhongBáo Tiền Phong20/02/2025

Ubah kesulitan menjadi motivasi

Phan Thanh Khang lahir dan besar di Gia Lai dalam keluarga beranggotakan empat orang. Ayahnya adalah seorang mekanik, pencari nafkah utama, dan mengabdikan dirinya untuk mengurus istri dan anak-anaknya. Kehidupan keluarga relatif stabil hingga Khang duduk di kelas 10 SD, ketika ayahnya didiagnosis menderita kanker paru-paru stadium akhir. Penyakit mengerikan itu menyebabkan seluruh keluarga terpuruk dalam kesulitan keuangan dan mental. Ibunya, Hong Thi Lai (47 tahun), menjadi satu-satunya penopang hidup bagi kedua bersaudara itu, bekerja sebagai petugas kebersihan dan menjahit untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

Selama 6 bulan merawat ayahnya, keluarganya terpaksa menjual rumah mereka di Gia Lai untuk membayar biaya rumah sakit. Namun, penyakitnya semakin parah, dan mengikuti keinginan ayahnya untuk kembali ke kampung halaman, seluruh keluarganya pindah ke Quang Nam . Kehidupan barunya penuh dengan kesulitan ekonomi, dan terkadang Khang berpikir untuk berhenti sekolah demi membantu ibunya. Namun, pepatah: "Belajarlah dengan baik, itulah cara terbaik untuk membantu ibumu" menjadi prinsip Khang, yang membantunya untuk terus belajar , dan berusaha mendapatkan beasiswa untuk meringankan beban keuangannya.

Khang bersama teman-temannya di sekolah menengah.

Ibu adalah penopang, dan kakak adalah motivasi bagi Khang untuk terus berjuang. Khang memahami pengorbanan ibunya lebih dari siapa pun. Bayangan ibunya yang menabung untuk menghidupi keluarga, dan melewatkan makan demi bekerja memberinya motivasi lebih untuk terus berjuang. Adiknya, Phan Thanh An (2004), penyandang autisme, juga menjadi motivasi bagi Khang. Ia selalu berusaha keras belajar, menghabiskan 7-8 jam sehari membaca buku. "Melihatnya pantang menyerah pada takdir, saya jadi ingin berusaha lebih keras lagi," ujar Khang. Khang ingin menjadi anak yang berbakti, memupuk impian untuk beramal bersama ibu dan kakaknya, membantu orang-orang yang berada dalam kesulitan seperti keluarganya dulu.

Perjalanan untuk menaklukkan mimpi

Meskipun pindah sekolah di pertengahan kelas 11, Khang cepat beradaptasi dengan lingkungan baru . Dengan usaha yang gigih, ia terpilih masuk tim Siswa Berprestasi Fisika dan meraih juara kedua tingkat Provinsi Quang Nam. Prestasi tersebut semakin memotivasinya untuk tekun menempuh pendidikan. Nasib Khang di bidang Teknologi Informasi datang di SMA, ketika ia mulai mengenal pemrograman. Baris-baris kode pertama dalam Pascal membuatnya bersemangat, "semakin banyak saya menulis, semakin saya menyukainya", kenang Khang. Menyadari bahwa ini merupakan bidang yang potensial di masa depan, Khang memutuskan untuk menekuni bidang ini. Hasilnya, Khang diterima di Universitas Teknologi Informasi dan Komunikasi Vietnam-Korea, dengan posisi juara kedua. "Prestasi ini tidak terlalu tinggi, tetapi dengan situasi saya saat ini, saya sangat berterima kasih kepada pihak sekolah, karena ini merupakan pengakuan sekaligus sumber dorongan yang besar", ungkap Khang.

Khang berpartisipasi dalam kegiatan pertukaran pelajar sekolah di Korea.

Bagi Khang, mengatasi kesulitan adalah cara untuk mengubah takdir. "Terlahir dalam kemiskinan bukanlah salah saya, tetapi jika saya tidak mencoba, hidup saya dan orang-orang yang saya cintai akan selalu sulit," tegas Khang.

Dalam perjalanan tersebut, dukungan dari organisasi sosial menjadi sumber dorongan yang penting. Khang pernah mengirimkan surat kepada surat kabar Tien Phong dengan harapan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studinya. Ia percaya bahwa dukungan ini tidak hanya membantunya untuk maju, tetapi juga menginspirasi kaum muda yang berada dalam situasi serupa untuk bangkit dengan kuat.

Khang masih berusaha keras untuk mewujudkan mimpinya.

Menengok ke masa lalu, Khang tak lupa menyampaikan rasa terima kasihnya kepada program " Mendukung Para Penerima Beasiswa 2024 " dan surat kabar Tien Phong atas pengalaman yang tak terlupakan di Kota Ho Chi Minh. "Saya sangat berterima kasih kepada Panitia Penyelenggara yang telah merawat saya dan para penerima beasiswa dengan baik, menciptakan kesempatan bagi saya dan para penerima beasiswa untuk memperluas wawasan, bertukar pikiran, dan berbagi satu sama lain," ungkap Khang.


Source: https://svvn.tienphong.vn/a-khoa-cong-nghe-thong-tin-no-luc-la-cach-tot-nhat-de-thay-doi-so-phan-post1717647.tpo


Komentar (0)

No data
No data

Dalam topik yang sama

Dalam kategori yang sama

Seberapa modern helikopter antikapal selam Ka-28 yang berpartisipasi dalam parade laut?
Panorama parade perayaan 80 tahun Revolusi Agustus dan Hari Nasional 2 September
Close-up jet tempur Su-30MK2 yang menjatuhkan perangkap panas di langit Ba Dinh
21 putaran tembakan meriam, membuka parade Hari Nasional pada tanggal 2 September

Dari penulis yang sama

Warisan

Angka

Bisnis

No videos available

Berita

Sistem Politik

Lokal

Produk