Sekretaris Jenderal To Lam menghadiri upacara peringatan 30 tahun bergabungnya Vietnam ke ASEAN. (Foto: Thong Nhat/VNA)
Itulah pendapat cendekiawan veteran Thailand Kavi Chongkittavorn dalam wawancaranya dengan wartawan VNA di Bangkok, pada kesempatan peringatan 30 tahun Vietnam menjadi anggota ASEAN (28 Juli 1995 - 28 Juli 2025).
Menurut Bapak Kavi, sejak bergabung dengan ASEAN, Vietnam telah dengan jelas mengidentifikasi dua tujuan utama: pembangunan ekonomi dan memastikan keamanan nasional. Kedua tujuan ganda ini telah mendorong integrasi Vietnam yang kuat ke dalam kawasan dan dunia.
Tiga dekade kemudian, Vietnam telah menjadi salah satu negara anggota yang paling proaktif dan aktif dengan banyak inisiatif yang sangat dihargai di ASEAN. Vietnam tidak hanya secara efektif memanfaatkan kerangka kerja sama ekonomi ASEAN untuk reformasi domestik, tetapi juga memperluas ruang pembangunannya secara regional dan global, terutama dalam menarik investasi, mendorong perdagangan, dan pertumbuhan berkelanjutan.
Bapak Kavi mengatakan bahwa di bawah kepemimpinan Partai Komunis, Vietnam telah menunjukkan kemampuannya untuk menyesuaikan strategi secara fleksibel dan beradaptasi secara efektif terhadap fluktuasi domestik dan internasional. Penandatanganan perjanjian perdagangan besar oleh Vietnam, termasuk perjanjian dengan AS, merupakan bukti nyata dari kemampuan geoekonomi dan diplomasi ekonominya yang semakin matang.
Para pakar Thailand berpendapat bahwa Vietnam berada dalam posisi yang menguntungkan untuk mengambil peran utama ASEAN dalam tiga aspek. Pertama, menjadi "kekuatan stabilisasi" yang membantu mengonsolidasikan peran sentral ASEAN dalam konteks persaingan geopolitik yang semakin kompleks.
Kedua, merupakan model transformasi sosial-ekonomi yang dinamis, membantu mempersempit kesenjangan pembangunan di ASEAN dengan jumlah penduduk 675 juta jiwa.
Ketiga, dengan jaringan luas perjanjian perdagangan bebas (FTA) dan kehadiran aktif dalam mekanisme ekonomi regional seperti Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP) dan Kerangka Kerja Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF), Vietnam dapat lebih jauh mempromosikan inklusivitas ASEAN, menuju komunitas yang berpusat pada rakyat dan berkontribusi pada perwujudan Visi Komunitas ASEAN 2045.
Bapak Kavi menekankan bahwa dalam konteks kawasan Indo-Pasifik dengan banyak potensi ketidakstabilan, ASEAN perlu terus menjaga keseimbangan strategis dengan negara-negara besar melalui dialog yang konstruktif. Dalam proses ini, Vietnam dapat memainkan peran "jembatan", berkat hubungannya yang substantif dan fleksibel dengan AS dan Tiongkok, atas dasar saling menguntungkan.
Ia berharap pada tahun 2045, Vietnam akan menjadi negara terdepan dalam integrasi ekonomi dan inovasi di ASEAN. Dengan tenaga kerja muda, industri teknologi yang berkembang pesat, dan kebijakan transformasi digital yang terus berkembang, Vietnam dapat menjadi kekuatan pendorong bagi inisiatif bersama ASEAN dalam pertumbuhan berkelanjutan dan membangun Komunitas ASEAN yang tangguh, adaptif, dan inklusif sejalan dengan Visi ASEAN 2045.
Para pakar Thailand menyimpulkan bahwa Vietnam telah mengukuhkan perannya sebagai ekonomi pasar terkemuka di kawasan. Jika momentum pembangunannya tetap terjaga, Vietnam tidak hanya akan terus tumbuh pesat, tetapi juga akan memainkan peran yang semakin penting dalam membentuk masa depan ASEAN.
Menurut VNA
Sumber: https://baothanhhoa.vn/30-nam-viet-nam-gia-nhap-asean-hinh-mau-hoi-nhap-va-dong-luc-doi-moi-255795.htm
Komentar (0)