Apnea tidur yang berkepanjangan tidak hanya memengaruhi tidur tetapi juga meningkatkan risiko masalah kesehatan seperti penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.
Apnea tidur adalah kondisi di mana pernapasan terhenti saat tidur. Gangguan tidur ini membuat Anda sulit tidur nyenyak dan lebih lelah di siang hari. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan sejumlah kondisi dan risiko kesehatan jangka panjang lainnya.
Tekanan darah tinggi: Penderita apnea tidur sering terbangun di malam hari, menyebabkan insomnia dan stres berkepanjangan. Hal ini memengaruhi kadar hormon, sehingga meningkatkan tekanan darah. Pernapasan yang terhambat saat tidur memengaruhi kadar oksigen dalam darah dan memperparah tekanan darah tinggi.
Serangan jantung: Penderita apnea tidur obstruktif berisiko lebih tinggi terkena serangan jantung dan fibrilasi atrium. Hal ini mungkin disebabkan oleh gangguan transportasi oksigen oleh apnea tidur, sehingga otak kesulitan mengontrol jumlah darah yang mengalir melalui arteri.
Gagal jantung: Apnea tidur obstruktif dapat menyebabkan hipertensi paru atau gagal jantung sisi kanan. Kondisi ini terjadi ketika ventrikel kanan tidak dapat memompa cukup darah ke paru-paru. Akibatnya, darah menumpuk di vena dan cairan kembali ke jaringan, menyebabkan pembengkakan. Gejala gagal jantung sisi kanan meliputi pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, dan tungkai. Gagal jantung sisi kanan dapat menyebabkan gagal jantung kongestif.
Stroke: Apnea tidur obstruktif dapat mengurangi aliran darah dan oksigen ke organ-organ tubuh, sehingga meningkatkan risiko stroke iskemik, yang terjadi ketika pembuluh darah ke otak tersumbat. Kondisi ini juga dikenal sebagai apnea tidur.
Mengantuk di siang hari: Merasa lelah dan mengantuk setelah kurang tidur semalaman bisa menjadi gejala umum apnea tidur. Hal ini dapat memengaruhi suasana hati, tingkat energi, dan kualitas hidup Anda. Penanganan dini dapat memperbaiki kondisi ini.
Apnea tidur dapat menyebabkan kelelahan dan rasa kantuk keesokan harinya. Foto: Freepik
Diabetes Tipe 2: Terbangun beberapa kali di malam hari memengaruhi kualitas tidur serta beberapa proses metabolisme dalam tubuh. Kurang tidur dapat menyebabkan gangguan insulin, yang memicu diabetes.
Kenaikan berat badan: Kenaikan berat badan juga meningkatkan risiko sleep apnea, yang menghambat penurunan berat badan. Penderita sleep apnea memproduksi lebih banyak hormon ghrelin, yang meningkatkan keinginan untuk mengonsumsi makanan bertepung dan manis. Selain itu, kelelahan akibat kurang tidur dapat mengganggu proses pengubahan makanan menjadi energi, yang menyebabkan kenaikan berat badan.
Sindrom metabolik: Sekelompok kondisi kesehatan yang terkait dengan apnea tidur obstruktif seperti gula darah tinggi, kolesterol tinggi, trigliserida darah tinggi, tekanan darah tinggi... Sindrom metabolik yang tidak diobati dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, atau stroke.
Kabut otak: Sleep apnea yang berkepanjangan dapat menyebabkan kabut otak. Kondisi ini ditandai dengan kurangnya konsentrasi, mudah lupa, waktu reaksi lambat, dan masalah memori.
Depresi: Kurang tidur jangka panjang dapat menyebabkan depresi. Bicarakan dengan dokter Anda tentang perawatan untuk meningkatkan suasana hati dan kualitas tidur Anda.
Bao Bao (Menurut WebMD )
Pembaca mengajukan pertanyaan tentang penyakit pernapasan di sini agar dokter menjawabnya |
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)