Penyelam Gideon Harris menemukan bangkai kapal Romawi yang memuat muatan marmer di bawah Laut Mediterania, di lepas pantai barat laut Israel.
Bangkai kapal tersebut berisi 40 ton kargo, termasuk kepala pilar marmer. Foto: IAA
Harris menemukan bangkai kapal tersebut beberapa minggu lalu dan melaporkannya kepada Otoritas Purbakala Israel (IAA). Meskipun para arkeolog mengetahui keberadaan kapal tersebut, mereka tidak mengetahui lokasi pastinya karena terkubur di pasir, ujar Koby Sharvit, direktur unit arkeologi bawah air IAA, pada 15 Mei. Badai baru-baru ini kemungkinan besar telah mengungkap bangkai kapal tersebut.
Kapal dagang Romawi itu membawa 40 ton marmer, termasuk kepala-kepala kapal, kolom-kolom Korintus yang dihiasi motif tanaman yang rumit, dan kolom-kolom marmer sepanjang sekitar 6 meter. Ini adalah bangkai kapal kargo tertua yang pernah ditemukan di Mediterania Timur.
Berdasarkan ukuran elemen arsitektur, tim arkeolog menghitung ukuran kapal dagang dan menentukan bahwa kapal tersebut dapat membawa kargo dengan berat sedikitnya 181 ton, setara dengan berat sekitar 30 gajah Afrika jantan dewasa.
Dilihat dari lokasi dan sudut bangkai kapal, para ahli yakin kapal tersebut terjebak badai di perairan dangkal dan menjatuhkan jangkar dalam upaya putus asa untuk menghindari kandas. "Badai seperti itu sering kali melanda secara tiba-tiba di sepanjang pantai Israel. Dan karena keterbatasan kemampuan manuver, kapal-kapal sering terseret ke perairan dangkal dan tenggelam," kata Sharvit.
Sisa kargo diangkut dengan kapal dagang Romawi. Foto: IAA
Sharvit menambahkan bahwa kemungkinan besar kargo marmer tersebut berasal dari Turki atau Yunani dan menuju ke selatan, mungkin ke Alexandria di Mesir.
Selama bertahun-tahun, para arkeolog telah memperdebatkan apakah bangsa Romawi kuno mengimpor elemen arsitektur yang sudah jadi atau hanya yang sudah setengah jadi. Temuan baru ini membantu menyelesaikan perdebatan dengan menunjukkan bahwa barang-barang tersebut meninggalkan lokasi tambang sebagai bahan mentah atau sebagai barang setengah jadi. Barang-barang tersebut kemudian diselesaikan di lokasi konstruksi oleh pengrajin dan perajin lokal, atau pengrajin dari negara lain.
Tim ahli tidak yakin di mana tiang marmer itu dipasang, tetapi kemungkinan besar tiang itu digunakan untuk menghiasi bangunan publik yang megah, seperti kuil atau teater.
Thu Thao (Menurut Live Science )
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)