Berdasarkan masukan masyarakat, Komite Rakyat Komune Ha Linh telah meratakan 5% lahan untuk membuat area datar seluas sekitar 1 hektar tepat di bawah kaki jembatan jalan raya. Lokasi ini juga merupakan titik masuk dan keluar jalan raya, yang berpotongan dengan Jalan Raya Nasional 217.

Sejak hari pertama Tet, panitia komune telah meminjamkan area tersebut kepada seorang warga setempat untuk dijadikan tempat parkir bagi wisatawan yang mengunjungi Pagoda Cao, sehingga ruas jalan ini menjadi semrawut. Sepeda motor dan mobil terus berlalu-lalang, menyebabkan kemacetan lalu lintas dan berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas.

W-a1hhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.jpg
Pagoda Cao di kecamatan Ha Linh telah dikenal banyak penduduk lokal dan wisatawan dalam 2 tahun terakhir.

Bapak Chung Van Hung (warga) mengatakan, lokasi parkir yang berada persis di pinggir jalan raya sangat membahayakan bagi kendaraan yang ikut berlalu lintas.

Selain itu, area parkir tersebut memiliki panjang ratusan meter, di sepanjang Jalan Raya Nasional 217, dengan lalu lintas yang padat, sehingga menimbulkan risiko kecelakaan baik bagi orang yang parkir maupun kendaraan yang ada di jalan raya.

"Selama liburan Tet, tempat parkir penuh sesak dan kemacetan lalu lintas berlangsung lama. Pada hari-hari setelah Tet, masih banyak orang yang pergi ke pagoda, dan mobil yang terus-menerus keluar masuk tempat parkir sangat berbahaya," kata Pak Hung.

W-a2hhhhhhhhhhhhhhhh.jpg
2 orang selalu bertugas untuk mengambil tiket parkir
W-a3hhhhhhhhhhhhhhhh.jpg
Tempat parkir tepat di bawah jembatan layang di QL217
W-a4hhhhhhhhhhhhhhhh.jpg
Terdapat area parkir, banyak pedagang yang merambah jalan tol nasional 217
W-a5hhhhhhhhhhhh.jpg
Masyarakat dan wisatawan yang bepergian di Jalan Raya Nasional 21, berpotensi menimbulkan risiko kecelakaan lalu lintas.

Menurut Pak Hung, selain menyediakan layanan parkir, ada juga banyak mobil listrik yang mengantar pengunjung ke sana kemari. Saat ramai, pengunjung yang tidak kebagian tempat duduk harus bergantungan di sisi mobil listrik.

Berbicara dengan VietNamNet, seorang pemimpin komune Ha Linh mengakui bahwa meminjamkan tanah kepada rumah tangga untuk digunakan sebagai tempat parkir adalah salah dan menimbulkan risiko potensial kecelakaan lalu lintas.

W-a6hhhhhhhhhhhhhhhh.jpg
Terletak tepat di jalan utama QL217 sehingga banyak kendaraan yang lalu lalang
W-a7hhhhhhhhhhhhhhhh.jpg
Tempat parkir yang terletak di antara dua ujung jalan raya sangat berbahaya bagi pengguna jalan.
W-a8hhhhhhhhhhhhhhhh.jpg
Mobil listrik mengantar orang ke kuil
W-a9hhhhhhhhhhhhhhhh.jpg
Para tamu diberi tip dengan truk pikap.
W-a10hhhhhhhhhhhhhhhh.jpg
Titik koneksi dengan QL217

"Pada tahun 2023, permintaan masyarakat untuk mengunjungi pagoda sangat tinggi, mobil-mobil yang terparkir di dekat pagoda hingga ke jalan menyebabkan kemacetan lalu lintas. Tahun ini, komune meminjamkan lahan parkir kepada warga setempat untuk menampung mobil guna mengurangi kemacetan lalu lintas. Ini hanya lahan sementara. Untuk membangun lahan parkir, lahan tersebut harus memiliki izin dari pihak berwenang, terhubung dengan jalan raya nasional, dan peruntukan lahannya harus diubah," ujar pemimpin ini.