Setiap hari, miliaran tindakan digital manusia terjadi hampir seketika, mulai dari panggilan video , transaksi internasional, hingga penyimpanan cloud. Di balik kelancaran tersebut terdapat sistem infrastruktur yang masif, yang intinya adalah kabel serat optik bawah laut - "tulang punggung" fisik Internet global.
Lebih dari 600 kabel yang beroperasi di bawah dasar laut dengan panjang 1,3 juta km bertanggung jawab untuk mentransmisikan lebih dari 98% lalu lintas data internasional, menjadikannya urat nadi ekonomi digital.
Jalan raya bawah tanah menentukan dunia digital
Vietnam terhubung ke dunia melalui berbagai jalur, termasuk kabel bawah laut, kabel darat, satelit, dan sebagainya. Namun, kabel bawah laut merupakan bentuk utamanya, yang mencakup lebih dari 90% kapasitas internasional, terletak di 6 jalur kabel optik bawah laut utama, termasuk SMW3, AAG, IA, APG, AAE-1, dan ADC. Sistem ini memainkan peran kunci dalam semua aktivitas, mulai dari komunikasi pribadi, e-commerce, hingga transaksi keuangan internasional dan manajemen rantai pasokan global.
Kegagalan pada kabel-kabel ini dapat langsung berdampak pada kegiatan sosial-ekonomi dalam skala besar. Hal ini menunjukkan pentingnya dan perlunya memastikan infrastruktur koneksi yang stabil dan kokoh.
Perkembangan teknologi terobosan seperti kecerdasan buatan (AI), data besar (big data), dan komputasi awan telah menciptakan kebutuhan untuk meningkatkan dan memperluas infrastruktur koneksi. Performa teknologi ini bergantung langsung pada dua faktor: bandwidth (kemampuan untuk mengirimkan data dalam jumlah besar) dan latensi (waktu respons).
Pelatihan model AI generatif yang kompleks membutuhkan pemrosesan dan pemindahan set data berukuran petabita (1 petabita = 1 juta gigabita) antar pusat data di seluruh dunia. Tanpa kabel bandwidth tinggi, proses ini akan menjadi padat, sehingga memperlambat penelitian dan penerapan AI.
Viettel adalah perusahaan Vietnam yang berinvestasi dalam kabel serat optik bawah laut terbanyak. |
Sementara itu, sifat dasar Cloud adalah kemampuan untuk mengakses sumber daya komputasi dari mana saja. Hal ini hanya dapat dilakukan berkat jaringan koneksi berkecepatan tinggi dan latensi rendah antara pengguna akhir dan pusat data penyedia terkemuka dunia.
Viettel membangun jembatan yang menghubungkan Vietnam dengan dunia
Strategi transformasi digital nasional Vietnam hingga 2025, dengan visi hingga 2030, mengidentifikasi tiga pilar utama: pemerintahan digital, ekonomi digital, dan masyarakat digital. Strategi ini menekankan bahwa infrastruktur digital "harus selangkah lebih maju". Untuk mewujudkan visi ini, perencanaan infrastruktur informasi dan komunikasi untuk periode 2021-2030 menetapkan tujuan spesifik untuk sistem kabel serat optik bawah laut.
Oleh karena itu, pada tahun 2030, Vietnam menargetkan untuk membangun dan mengoperasikan setidaknya 10 jalur kabel optik bawah laut baru, sehingga jumlah total jalur kabel optik bawah laut menjadi setidaknya 15 jalur dengan kapasitas minimum 350 Tbps. Strategi ini menjadikan Vietnam salah satu pusat data regional.
Pada tahun 2035, sistem kabel serat optik internasional Vietnam diharapkan menjadi salah satu yang terdepan di kawasan ini dalam hal kuantitas, kapasitas, dan kualitas, dengan tujuan memastikan 90% kapasitas koneksi ke pusat-pusat digital utama di Asia dan 10% kapasitas cadangan ke pusat-pusat digital di Amerika dan Eropa.
ADC (Asia Direct Cable) - kabel bawah laut Intra-Asia, sepanjang hampir 10.000 km, menghubungkan 7 stasiun pendaratan. Grafik: Nguyen Long. |
Saat ini, Viettel merupakan perusahaan Vietnam yang paling banyak berinvestasi pada jalur kabel optik bawah laut. Termasuk jalur kabel AAG trans-Pasifik pertama yang menghubungkan Asia Tenggara langsung dengan AS; jalur kabel IA (Intra Asia) yang menghubungkan negara-negara di kawasan Asia, yang saat ini merupakan jalur kabel dengan latensi koneksi terendah dari Vietnam ke Singapura. Viettel, satu-satunya operator jaringan di Vietnam, merupakan investor dan operator stasiun pendaratan di Vietnam.
Jalur APG (Asia Pacific Gateway) mampu menyediakan bandwidth hingga 54 Tbps, menghubungkan 8 negara/wilayah di kawasan Asia-Pasifik. Sementara itu, AAE-1 (Asia-Afrika-Eropa 1) adalah kabel optik bawah laut internasional yang menghubungkan Asia, Afrika, dan Eropa. Viettel saat ini memiliki stasiun pendaratan untuk jalur kabel ini, yang juga merupakan satu-satunya jalur kabel yang terhubung langsung ke Eropa.
ADC (Asia Direct Cable) adalah jalur kabel terbaru dan termodern yang diumumkan oleh Viettel Solutions dan akan diresmikan pada Desember 2024 dan resmi beroperasi secara komersial di Vietnam mulai April tahun ini. Total investasi untuk seluruh jalur ADC mencapai 290 juta dolar AS, berkat kerja sama 9 grup telekomunikasi terkemuka, termasuk Viettel. ADC menghubungkan langsung ketiga pusat internet di kawasan Asia, termasuk Singapura, Hong Kong (Tiongkok), dan Jepang. Kapasitas maksimum ADC adalah 50 Tbps, menjadikannya jalur kabel bawah laut dengan kapasitas terbesar yang telah beroperasi di Vietnam hingga saat ini.
Infrastruktur ini menjadi fondasi bagi perusahaan Vietnam untuk dengan percaya diri menyediakan layanan ke pasar internasional, dan juga merupakan faktor penting untuk menarik investor asing, terutama perusahaan teknologi besar di dunia.
Sumber: https://znews.vn/viettel-xay-huyet-mach-kinh-te-so-ket-noi-viet-nam-voi-the-gioi-post1569363.html
Komentar (0)