Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah memecat komandan angkatan udara negara itu Mykola Oleshchuk, tak lama setelah militer Ukraina mengumumkan bahwa jet tempur F-16 jatuh saat bertempur, menewaskan pilotnya.
Sementara itu, Staf Umum Ukraina mengatakan bahwa Letnan Jenderal Anatoliy Kryvonozhka untuk sementara akan memimpin angkatan udara negara itu.
Presiden Zelensky tidak merinci alasan keputusan ini, tetapi langkah tersebut diambil hanya sehari setelah militer Ukraina mengumumkan bahwa sebuah jet tempur F-16 jatuh dalam pertempuran, menewaskan pilotnya. Perlu dicatat bahwa banyak sumber dari Ukraina dan Rusia mengonfirmasi bahwa kasus pertama penembakan jatuh jet tempur F-16 di wilayah Ukraina ini disebabkan oleh kesalahan penembakan oleh pasukan pertahanan udara negara itu sendiri.
Dalam perkembangan lain, surat kabar Italia Corriere della Sera melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani menyatakan di sela-sela Dewan Urusan Luar Negeri Uni Eropa (UE) bahwa Ukraina tidak diizinkan menggunakan senjata yang disediakan oleh Roma untuk menyerang wilayah Rusia; menekankan bahwa Italia masih mempertahankan pendiriannya mengenai senjata yang diberikan kepada Ukraina dan bahwa Roma "tidak berperang dengan Rusia".
Pada 29 Agustus, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan bahwa Kiev berharap dapat mencapai konsensus dengan mitra-mitranya mengenai penggunaan rudal jarak jauh terhadap target-target di Rusia. Jika diizinkan menyerang target-target di Rusia, hal itu akan menciptakan ketidakstabilan strategis bagi Moskow. Sementara itu, kehadiran pesawat F-16 di Ukraina, terutama jika diizinkan menembak jatuh target udara di langit Rusia, akan memperkuat kemampuan pertahanan udara secara signifikan.
MUTIARA
[iklan_2]
Sumber: https://www.sggp.org.vn/ukraine-cach-chuc-tu-lenh-khong-quan-post756561.html
Komentar (0)