Dewan direksi Twitter telah menggugat miliarder Elon Musk untuk membayar pesangon hingga $128 juta sesuai kontrak antara kedua belah pihak.
Gugatan tersebut diajukan pada 4 Maret di Pengadilan Distrik AS di San Francisco oleh pengacara yang mewakili mantan CEO Twitter, Parag Agrawal, dan tiga eksekutif lainnya. Para penggugat menuduh miliarder tersebut gagal memenuhi kontrak yang dinegosiasikannya dengan karyawan yang dipecat setelah akuisisi Twitter senilai $44 miliar pada Oktober 2022.
Elon Musk menghadapi serangkaian tuntutan hukum terkait pembayaran pesangon senilai lebih dari $500 juta dari mantan manajer dan teknisi Twitter. (Foto: Reuters)
"Inilah yang dihadapi Musk ketika ia berutang kepada orang lain. Mereka tidak punya pilihan selain menuntut," kata pengacara yang mewakili Agrawal.
Mantan CEO Twitter, Agrawal, akan menerima gaji hingga $30 juta pada tahun 2021, tahun terakhirnya di Twitter. Menurut gugatan tersebut, Musk mengklaim dalam surat pemecatannya bahwa para eksekutif dipecat karena "kelalaian berat" dan "kesalahan", sehingga ia tidak membayar pesangon kepada mereka.
Penggugat mengklaim bahwa pemilik baru Twitter tidak pernah membuat tuduhan khusus tentang mengapa mereka memecat mantan manajemen dan karyawan lainnya.
Gugatan itu juga mengatakan Musk bersumpah untuk "membalas dendam" pada para eksekutif Twitter setelah mereka memblokir upayanya untuk mundur dari kesepakatan pengambilalihan jaringan sosial tersebut.
Menurut Forbes, kekayaan bersih Elon Musk diperkirakan lebih dari $200 miliar. Namun, miliarder Amerika tersebut menghadapi serangkaian tuntutan hukum terkait klaim pesangon hingga $500 juta dari mantan manajer dan teknisi Twitter, serta beberapa kasus dugaan gagal bayar kewajiban kepada kontraktor dan mitra.
"Musk menolak membayar utangnya, bersikeras bahwa aturan tidak berlaku untuknya, dan menggunakan kekayaan dan kekuasaannya untuk menindas siapa pun yang tidak mematuhi tuntutannya," tambah pengacara Agrawal.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)