Desa pertukangan Kim Bong, sebuah merek yang terkait dengan kota kuno Hoi An ( Quang Nam ) selama lebih dari 600 tahun sejarah, telah mengalami banyak pasang surut. Namun, berkat upaya berkelanjutan dari generasi penerus, profesi pertukangan tradisional ini masih dilestarikan dan dikembangkan.
Pengrajin Huynh Suong (56 tahun), keturunan generasi ke-13 keluarga Huynh, telah muncul sebagai faktor penting, memberikan kontribusi besar terhadap "kebangkitan" desa kerajinan.
Pengrajin Huynh Suong, yang telah memimpin banyak generasi desa pertukangan Kim Bong (Foto: Ngo Linh).
Dengan senyum hangat dan aksen Quang Nam yang familiar, Pak Suong bercerita tentang kecintaannya pada pertukangan yang telah mendarah daging. Setelah bertahun-tahun bekerja keras, beliau memutuskan untuk kembali ke kampung halaman dan menghidupkan kembali bengkel pertukangan tradisional keluarga bersama ayahnya.
Pada tahun 1996, ketika pertukangan Kim Bong menerima dukungan dari UNESCO dan Komite Rakyat Kota Hoi An untuk rekonstruksi, perajin Huynh Suong membuat keputusan yang menentukan.
Ia meyakinkan ayahnya, pengrajin Huynh Ry, untuk mematahkan konsep mewariskan profesi hanya dalam keluarga, memperluas pengajaran dan mewariskan profesi kepada generasi muda dengan penuh gairah dan antusiasme.
"Pertukangan adalah profesi yang sangat selektif; hanya mereka yang benar-benar berdedikasi, gigih, dan kreatif yang dapat bertahan lama di bidangnya. Dengan pola pikir generasi muda, saya yakin nama Kim Bong Carpentry akan terus tumbuh dan berkembang lebih pesat," ujar Bapak Suong.
Pengrajin Huynh Suong di samping karya "Origin" yang diukir dengan 1.000 naga (Foto: Ngo Linh).
Upaya ini membuahkan hasil ketika pada Juni 2016, pertukangan kayu Kim Bong resmi diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Nasional oleh Kementerian Kebudayaan, Olahraga , dan Pariwisata. Menurut perhitungan Bapak Huynh Suong, Desa Pertukangan Kayu Kim Bong memiliki lebih dari 200 pekerja yang bekerja di 20 tempat usaha.
Di bengkelnya, Tn. Suong masih mempertahankan metode utama produksi manual, memastikan bahwa setiap produk kayu tidak hanya mempertahankan keindahan tradisionalnya tetapi juga mencapai kecanggihan dan daya tarik.
Menurut Pak Suong, pertukangan bukanlah pekerjaan yang terlalu sulit atau terlalu mudah; yang terpenting adalah perajin harus memiliki cinta dan gairah. Selain itu, sublimasi dan kreativitas merupakan faktor penting untuk "memberikan kehidupan" pada setiap karya.
Pengrajin Huynh Suong memandu pengunjung melalui ukiran kayu di fasilitasnya (Foto: Ngo Linh).
Ia menekankan: "Hanya kreativitas yang dapat membantu produk kayu tradisional menjadi baru, beragam, bernilai tinggi, dan memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus meningkat. Meskipun berkembang mengikuti tren zaman, produk kayu tradisional tetap harus dilestarikan, dilestarikan, dan dipromosikan."
Bengkel pertukangannya saat ini menyediakan pekerjaan tetap bagi 10 pekerja lokal dengan gaji 15 juta VND/orang/bulan. Setiap tahun, bengkel ini juga mengerjakan puluhan proyek arsitektur dan renovasi, menciptakan lapangan kerja musiman bagi 20-50 pekerja lainnya.
Sebagai bentuk pengakuan atas kontribusinya yang tak kenal lelah, pada tahun 2013, Tn. Huynh Suong dianugerahi gelar Pengrajin Berjasa.
Dan yang terbaru, Presiden menandatangani keputusan untuk menganugerahkan gelar Perajin Rakyat kepada Bapak Huynh Suong, sebagai bentuk penghormatan atas kontribusinya yang luar biasa dalam melestarikan dan mempromosikan nilai warisan budaya nasional di bidang kerajinan tangan.
Sumber: https://dantri.com.vn/lao-dong-viec-lam/truyen-nhan-doi-thu-13-cua-gia-toc-dieu-khac-go-noi-tieng-20250622080803934.htm
Komentar (0)