Situasi di Gaza sangat buruk, terutama bagi anak-anak, menurut Jonathan Crickx, juru bicara UNICEF di wilayah Palestina.
Anak-anak menangis setelah serangan Israel terhadap sekolah darurat untuk warga Palestina yang mengungsi di Fallujah, dekat kamp pengungsi Jabalia, di Jalur Gaza utara, pada 26 September 2024. Foto: AFP/Omar Al-Qattaa
Crickx baru saja kembali dari seminggu bekerja di Gaza dan menyampaikan bahwa sebagian besar anak-anak di sana tidak dapat bersekolah sejak perang antara Israel dan Hamas pecah pada 7 Oktober tahun lalu.
"Anak-anak ini tidak hidup seperti anak-anak normal lainnya, tanpa pendidikan , tanpa bermain, tanpa kegembiraan. Wajah mereka begitu muram," ujarnya.
Sebagian besar anak-anak yang ditemui Crickx di Gaza membantu keluarga mereka karena tidak ada kelas yang bisa diikuti. Banyak yang harus membawa kaleng plastik kuning untuk mengambil air, sementara yang lain harus mencari makanan di tempat sampah.
Ia menceritakan gambaran anak-anak berusia lima atau enam tahun yang berkeliaran di tumpukan sampah mencari sesuatu yang bisa dimakan. Anak-anak ini telah mengalami kekerasan, bom, dan rasa tidak aman selama setahun terakhir.
Crickx mengenang percakapannya dengan Ahmad, seorang anak laki-laki berusia 10 tahun yang tinggal di kamp pengungsi di Gaza selatan. Ahmad kehilangan pamannya dalam sebuah pengeboman, dan menceritakan secara rinci bagaimana jasadnya dipotong-potong.
Banyak anak di Gaza telah kehilangan setidaknya satu orang tua. UNICEF memperkirakan ada sekitar 19.000 anak di sana tanpa anggota keluarga. Selain itu, tidak ada sekolah yang masih beroperasi, dan 85% fasilitas pendidikan telah hancur akibat konflik.
"Satu generasi anak usia sekolah telah putus sekolah selama 12 bulan terakhir. Sungguh luar biasa betapa besar keinginan mereka untuk kembali ke sekolah, bertemu teman-teman, guru-guru mereka... pendidikan memberi mereka harapan," kata Crickx.
Badan-badan PBB dan kelompok-kelompok bantuan telah memperingatkan risiko penyebaran penyakit akibat buruknya kondisi kehidupan di Gaza. Dengan kepadatan penduduk yang tinggi, sanitasi yang buruk, cuaca panas, dan kurangnya fasilitas sanitasi, Gaza merupakan lingkungan yang ideal untuk wabah penyakit, menurut Crickx.
Banyak anak sakit dan membutuhkan perawatan, tetapi sebagian besar rumah sakit di Gaza tidak lagi beroperasi. Ia bertemu empat anak di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara yang menderita kanker atau masalah jantung dan membutuhkan perawatan medis segera. Jika tidak, mereka tidak akan selamat.
Cao Phong (menurut AP, CNA)
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/unicef-tre-em-gaza-bi-anh-huong-nghiem-trong-boi-chien-tranh-post314698.html
Komentar (0)