Presiden AS Donald Trump, bersama Menteri Pertahanan Pete Hegseth dan Menteri Perhubungan Sean Duffy, mengadakan konferensi pers tentang kecelakaan pesawat di Washington DC.
Presiden Trump berbicara pada konferensi pers di Gedung Putih pada tanggal 30 Januari.
Surat kabar The Hill melaporkan pada tanggal 30 Januari bahwa Presiden AS Donald Trump mengadakan konferensi pers tentang tabrakan tragis antara pesawat penumpang American Airlines dan pesawat militer di wilayah Washington DC.
Peristiwa itu terjadi pada 29 Januari (waktu setempat) ketika pesawat yang membawa 64 orang dan dioperasikan oleh American Eagle - anak perusahaan American Airlines - sedang mendekati Bandara Nasional Ronald Reagan.
Pesawat itu bertabrakan di udara dengan sebuah helikopter militer Black Hawk yang sedang dalam penerbangan latihan. Keduanya jatuh ke Sungai Potomac dan para pejabat mengatakan tidak ada yang selamat.
Pesawat berpenumpang 60 orang menabrak helikopter Black Hawk di Washington, banyak jasad ditemukan
'Malam yang gelap dan menyakitkan'
Setelah mengheningkan cipta di awal konferensi pers, Presiden Trump mengatakan sangat sedih karena tidak ada yang selamat. "Ini adalah malam yang gelap dan menyedihkan di ibu kota kita dan dalam sejarah negara kita, dan sebuah tragedi yang sangat tragis," ujarnya.
"Kami hanya bisa membayangkan rasa sakit yang kalian semua rasakan, tidak ada yang lebih buruk. Atas nama Ibu Negara, saya sendiri, dan 340 juta rakyat Amerika, hati kami hancur bersama kalian, dan doa kami menyertai kalian sekarang dan di hari-hari mendatang," tambahnya.
Terkait penyebab jatuhnya pesawat, ia mengatakan hal itu masih belum jelas, tetapi pihak berwenang memiliki "beberapa pendapat yang kuat" dan akan mencari tahu penyebab bencana tersebut untuk menghindari insiden serupa.
Ia mengatakan Badan Penerbangan Federal (FAA), Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTB), dan militer AS akan melakukan penyelidikan menyeluruh dan sistematis atas insiden tersebut. "Kami akan memulihkan kepercayaan pada penerbangan Amerika," ujarnya.
Dengan nada yang pedas, presiden mengeluhkan tentang keberagaman dan inklusi dalam program FAA dan menggambarkan mantan Menteri Perhubungan Pete Buttigieg sebagai "bencana."
"Kita pernah mengalami situasi di mana sebuah helikopter memiliki kemampuan untuk berhenti… Kita bisa menghentikan helikopter dengan sangat cepat. Helikopter itu bisa terbang naik atau turun, dan bisa berbelok. Dan jelas bahwa belokan yang dilakukannya bukanlah belokan yang benar, dan malah melakukan kebalikan dari apa yang diperintahkan," kata Trump.
Kepala Gedung Putih mengatakan kedua pesawat berada pada ketinggian yang sama dan seseorang seharusnya menunjukkannya.
Dua menteri angkat bicara
Dalam konferensi pers, Menteri Perhubungan Sean Duffy menyebut insiden tersebut tidak dapat diterima. "Kami akan meminta pertanggungjawaban Departemen Perhubungan dan FAA untuk memastikan reformasi yang diperintahkan Presiden Trump dilaksanakan guna memastikan hal ini tidak terulang," janjinya.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengatakan bahwa "ada beberapa masalah ketinggian yang segera kami selidiki di Departemen Pertahanan dan tingkat militer," seraya menambahkan bahwa unit investigasi kriminal militer sudah berada di lokasi kejadian.
Sebelumnya, di media sosial, Presiden Trump mengatakan insiden itu "seharusnya bisa dicegah". "Pesawat itu sedang dalam pendekatan rutin yang sempurna ke bandara. Helikopter terbang langsung ke arah pesawat untuk waktu yang lama," tulisnya di Truth Social pada 30 Januari.
Helikopter militer Black Hawk yang terlibat dalam kecelakaan itu diterbangkan oleh "awak yang cukup berpengalaman" dan beroperasi dengan kacamata penglihatan malam, menurut Menteri Pertahanan Pete Hegseth.
Helikopter militer tersebut sedang dalam penerbangan latihan rutin dengan tiga tentara di dalamnya. "Kami berharap investigasi akan segera dapat menentukan apakah pesawat berada di koridor dan pada ketinggian yang tepat pada saat insiden," ujar Hegseth, menurut Reuters.
Helikopter tersebut milik Batalyon Penerbangan ke-12, yang bermarkas di Fort Belvoir, Virginia. Unit tersebut bertanggung jawab atas penerbangan helikopter di wilayah Washington DC dan ditangguhkan selama 48 jam setelah insiden tersebut, ujar Hegseth.
Helikopter lain, seperti milik Garda Nasional, masih diizinkan untuk membantu upaya penyelamatan, kata seorang pejabat. Helikopter militer merupakan pemandangan umum di sekitar wilayah ibu kota AS, yang merupakan lokasi banyak pangkalan militer.
Di pihak otoritas, menurut CNN, mantan Direktur Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA), Mike Whitaker, mengundurkan diri sebelum pemerintahan Trump menjabat. Posisi ini masih kosong, sehingga FAA kekurangan pejabat penting untuk menanggapi kecelakaan penerbangan serius ini.
Selama konferensi pers, Presiden Trump menunjuk Wakil Administrator FAA Chris Rocheleau sebagai pelaksana tugas administrator lembaga tersebut.
Ibu Negara Melania Trump berbicara
Melalui media sosial, Ibu Negara AS Melania Trump menyampaikan rasa simpatinya kepada mereka yang terdampak kecelakaan pesawat di Washington DC. "Doa saya menyertai mereka yang kehilangan nyawa, keluarga dan orang-orang terkasih mereka, serta para petugas tanggap darurat yang bekerja tanpa lelah sepanjang malam. Semoga mereka menemukan kekuatan dan penghiburan di masa sulit ini," tulisnya di media sosial X.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/tong-thong-trump-noi-vu-va-cham-may-bay-la-tham-kich-khung-khiep-185250130235145316.htm
Komentar (0)