Menurut Kementerian Kesehatan , sekitar 59% penduduk tidak mengonsumsi cukup sayur dan buah, padahal anjuran setiap orang harus mengonsumsi setidaknya 5 porsi (setara dengan 400 gram) per hari. Rata-rata, orang dewasa di negara kita mengonsumsi 8,1 gram garam per hari, jauh lebih tinggi daripada anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu kurang dari 5 gram garam per hari.
Proporsi penduduk yang selalu atau sering menambahkan garam, kecap ikan, atau bumbu asin ke dalam makanan saat memasak atau saat makan adalah 78,2%. Sebanyak 8,7% penduduk selalu atau sering mengonsumsi makanan olahan dengan kandungan garam tinggi. Rata-rata, orang dewasa mengonsumsi 8,1 g garam per hari.
Informasi di atas termasuk dalam Survei Nasional Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (STEPS) tahun 2021 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan .
Menurut Kementerian Kesehatan, pola makan yang tidak masuk akal dengan sedikit sayuran dan banyak garam menyebabkan terbatasnya perkembangan fisik dan perawakan orang Vietnam serta peningkatan penyakit tidak menular yang berkaitan dengan gizi seperti penyakit kardiovaskular, kanker, dan stroke.
Kebiasaan makan asin meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan banyak penyakit tidak menular.
Risiko tekanan darah tinggi, gagal ginjal, kanker saat makan makanan asin
Ahli gizi Nguyen Thu Ha, Rumah Sakit Umum Internasional Saigon Selatan, mengatakan garam terdiri dari sekitar 40% natrium dan 60% klorida. Garam sering digunakan untuk menambah rasa pada masakan atau sebagai pengawet makanan.
Meskipun natrium dalam garam merupakan mineral penting yang membantu merelaksasi dan mengontraksikan otot, mendukung impuls saraf, dan menjaga keseimbangan mineral dan air dalam darah, mengonsumsi terlalu banyak garam dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka pendek dan jangka panjang dalam sejumlah cara.
"Mengonsumsi terlalu banyak garam dapat meningkatkan tekanan darah. Hipertensi merupakan faktor risiko utama stroke, gagal jantung, infark miokard, dan banyak penyakit kardiovaskular lainnya—penyebab utama kematian dan kecacatan. Selain itu, mengonsumsi terlalu banyak garam meningkatkan risiko kanker lambung, gagal ginjal, batu ginjal, osteoporosis, dan menyebabkan banyak gangguan kesehatan," analisis Dr. Ha.
Tekanan darah tinggi : Tekanan darah tinggi adalah penyebab utama penyakit kardiovaskular. Ada banyak alasan mengapa Anda mengalami tekanan darah tinggi, tetapi yang paling umum adalah karena mengonsumsi terlalu banyak natrium. Karena meningkatkan permeabilitas membran sel terhadap natrium, ion natrium akan bergerak lebih banyak ke dalam sel otot polos dinding pembuluh darah, menyebabkan peningkatan kadar air di dalam sel, meningkatkan tonus dinding pembuluh darah, menyebabkan vasokonstriksi, dan meningkatkan resistensi perifer. Mengonsumsi terlalu banyak garam membuat tubuh sulit mengeluarkan cairan yang tidak Anda butuhkan. Akibatnya, tekanan darah Anda meningkat.
Orang Vietnam memiliki kebiasaan menambahkan saus celup saat makan.
Disfungsi ginjal : Tubuh membutuhkan sedikit natrium untuk menjaga keseimbangan cairan. Namun, kelebihan garam menyebabkan ginjal menahan air, yang memberi tekanan pada sistem ginjal, yang menyebabkan disfungsi ginjal dan masalah kesehatan terkait.
Mendorong kenaikan berat badan: Ketika tubuh Anda menahan air, berat badan Anda bisa naik. Jika berat badan Anda naik dengan cepat dalam seminggu atau bahkan beberapa hari, bisa jadi karena Anda terlalu banyak mengonsumsi garam. Selain itu, makanan yang dibumbui garam akan merangsang indra perasa Anda, membuat Anda menginginkan lebih banyak makanan dan mengonsumsi lebih banyak makanan. Misalnya, hidangan dengan semur asin atau sup asam akan mendorong Anda untuk makan lebih banyak nasi. Dan ketika Anda mengonsumsi terlalu banyak kalori yang tidak dapat Anda bakar, hal ini dapat berkontribusi pada kenaikan berat badan.
Edema : Mengonsumsi terlalu banyak garam dapat menyebabkan retensi air dalam tubuh, yang menyebabkan edema. Garam dapat menyebabkan ginjal menahan cairan, yang menyebabkan retensi air atau edema. Retensi ini terjadi karena ginjal merasa tubuh membutuhkan lebih banyak cairan untuk mengimbangi berkurangnya aliran darah. Selain itu, asupan natrium yang tinggi dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit, penyebab lain edema.
Makanan berprotein tinggi tanpa sayuran dapat menyebabkan kekurangan vitamin dan mineral, sehingga memengaruhi usus dan sistem kekebalan tubuh.
Bagaimana kekurangan sayuran dan serat mempengaruhi tubuh?
Menurut Dr. Ha, kekurangan sayuran dan makanan berserat dapat menyebabkan masalah pencernaan, sembelit, dan efek jangka panjang pada kesehatan usus. Selain itu, kekurangan serat dapat menyebabkan gangguan lipid, perlemakan hati, diabetes, dan sebagainya.
Sayuran mengandung banyak vitamin dan mineral penting bagi kesehatan, seperti vitamin A, B9, folat, C, E, K, kalium, magnesium, zat besi, dan seng. Kekurangan sayuran menyebabkan defisiensi vitamin dan mineral. Kekurangan zat-zat ini dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh, fungsi kardiovaskular, dan banyak aspek kesehatan lainnya.
Menambahkan sayuran ke dalam pola makan harian Anda penting, tidak hanya karena bergizi, tetapi juga dapat melindungi terhadap penyakit termasuk diabetes, penyakit jantung, dislipidemia, obesitas, dan bahkan beberapa jenis kanker.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)