SGGPO
Pada tanggal 10 Juni, Dr. Vu Hiep Phat, Kepala Departemen Gawat Darurat Rumah Sakit Anak 2, mengatakan bahwa ia baru saja menerima pasien anak dengan keracunan Gyrommitrin setelah memakan jamur yang tumbuh dari bangkai jangkrik.
Sebelumnya, sekitar pukul 17.00 tanggal 6 Juni, T. ( Dong Nai ) membawa jamur yang tumbuh dari bangkai jangkrik di belakang ladang untuk diolah menjadi makanan, lalu memakannya bersama ibunya (T. makan 5 jamur, ibu T. makan 2 jamur). Sekitar 1 jam kemudian, anggota keluarga menemukan bahwa ibu dan anak tersebut mengalami kram perut, pusing, dan muntah makanan lama, sehingga mereka dibawa ke rumah sakit setempat.
Setelah 2 hari dirawat di rumah sakit tingkat rendah, T. dipindahkan ke Rumah Sakit Anak 2 dalam keadaan koma, dengan aritmia berat serta kerusakan hati dan ginjal. Melalui pemeriksaan dan perawatan intensif, T. kini berangsur-angsur membaik, menerima oksigen, cairan infus, dan dipantau secara ketat oleh dokter.
Menurut BSCK2 Vu Hiep Phat, baru-baru ini terdapat kasus keracunan Gyrommitrin akibat memakan jamur parasit pada bangkai jangkrik. Orang tua harus berhati-hati. Karena pada saat itu jangkrik sedang aktif dan hujan deras, kondisi inilah yang memungkinkan jamur beracun Gyrommitrin berkembang biak di tubuh jangkrik.
Banyak orang keliru percaya bahwa jamur biasa memiliki efek yang sama dengan "Cordyceps" sehingga mereka membawanya pulang untuk diolah menjadi makanan, yang mengakibatkan konsekuensi serius, bahkan kematian.
"Saat ini belum ada pengobatan khusus untuk keracunan Gyrommitrin. Orang tua sebaiknya menghindari penggunaan jamur dengan bentuk aneh yang jarang ditemukan di pasaran untuk memastikan keamanan dan mencegah kejadian serupa terulang," tegas Dr. Phat.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)