Berbicara pada pembukaan sidang, Ketua Majelis Nasional mengatakan bahwa 10 rancangan undang-undang diperkirakan akan diserahkan kepada Majelis Nasional untuk mendapatkan tanggapan awal pada Sidang ke-7. Sejauh ini, berdasarkan hasil dan perkembangan persiapan, Panitia Tetap Majelis Nasional hanya memiliki cukup dokumen untuk membahas 5 rancangan undang-undang dalam sidang khusus ini. Secara spesifik, undang-undang yang telah diubah dan ditambah meliputi Undang-Undang tentang Notaris, Undang-Undang tentang Serikat Pekerja, Undang-Undang tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perdagangan Orang, serta Undang-Undang tentang Pengelolaan dan Penggunaan Senjata, Bahan Peledak, dan Alat Bantu.
Untuk pertama kalinya, Komite Tetap Majelis Nasional akan meninjau dan memberikan komentar terhadap rancangan Undang-Undang Pertahanan Udara Rakyat. Rancangan Undang-Undang ini sepenuhnya baru untuk melembagakan pandangan dan kebijakan Partai tentang strategi melindungi Tanah Air dalam situasi baru, yang telah disetujui melalui Resolusi 44/2023 dari Konferensi Pusat ke-8 periode ke-13.
Ketua Majelis Nasional menekankan bahwa rancangan undang-undang ini umumnya harus melalui proses peninjauan, komentar, dan persetujuan dalam dua kali masa sidang. Mengenai Rancangan Undang-Undang tentang Pengelolaan dan Penggunaan Senjata, Bahan Peledak, dan Alat Bantu, sesuai resolusi Komite Tetap Majelis Nasional, jika rancangan undang-undang tersebut dipersiapkan dengan baik dan memperoleh konsensus yang tinggi setelah dibahas, Komite Tetap Majelis Nasional akan berkoordinasi dengan Pemerintah untuk mengajukannya guna disetujui pada Sidang ke-7 sesuai dengan proses satu kali masa sidang. Ketua Majelis Nasional menyarankan bahwa jika rancangan undang-undang tersebut dipersiapkan dengan baik dan memperoleh konsensus yang tinggi, rancangan tersebut dapat disetujui pada Sidang ke-7.
Kelompok masalah berikutnya adalah Komite Tetap Majelis Nasional yang memberikan pendapatnya terhadap Rancangan Resolusi Komite Tetap Majelis Nasional tentang jabatan anggota penuh waktu Majelis Nasional yang bekerja di tingkat Pusat, dan pejabat serta pegawai negeri sipil yang berada di bawah wewenang manajemen Komite Tetap Majelis Nasional.
Ketua Majelis Nasional menekankan bahwa mulai 1 Juli 2024, reformasi kebijakan penggajian akan diterapkan. Inti dari reformasi ini adalah pembayaran gaji berdasarkan jabatan, posisi, dan jabatan pimpinan. Untuk membangun sistem skala gaji, penting untuk membangun posisi jabatan.
Ketua Majelis Nasional juga menambahkan bahwa Komite Tetap Majelis Nasional mempertimbangkan penerbitan resolusi ini sebagai dasar untuk mengembangkan skala gaji yang berlaku bagi para deputi Majelis Nasional penuh waktu yang bekerja di tingkat Pusat, pejabat di bawah otoritas manajemen Komite Tetap Majelis Nasional, Kantor Majelis Nasional, Lembaga Studi Legislatif, Mahkamah Rakyat Agung, Kejaksaan Rakyat Agung, dan Audit Negara.
Cakupannya cukup luas. Proses penambahan lowongan pekerjaan dari tahun 2021 pada dasarnya telah selesai di berbagai instansi dan unit. Namun, mulai sekarang hingga 1 Juli, hanya tersisa 3 bulan untuk diselesaikan. Ini sangat penting,” tegas Ketua Majelis Nasional Vuong Dinh Hue.
Menurut Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, setelah sidang hukum khusus ini, Panitia Tetap Majelis Permusyawaratan Rakyat berencana untuk kembali bersidang pada bulan April dan Mei untuk membahas sejumlah rancangan undang-undang dan rancangan keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat, di samping sidang-sidang rutin.
Ketua Majelis Nasional meminta Sekretaris Jenderal Majelis Nasional, bersama dengan Dewan Etnis dan komite-komite, untuk memperkuat koordinasi dengan lembaga pengusul agar segera menyediakan dokumen untuk sidang-sidang, karena waktu semakin menipis.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)