Sebelum pertemuan orang tua dan guru, anak laki-laki itu dengan cerdik menempelkan catatan di mejanya yang bertuliskan: " Bu, jangan periksa mejaku. Aku akan meninggalkanmu pena dan selembar kertas. Jangan dengarkan omong kosong guru di pertemuan orang tua dan guru." Di sisi lain catatan itu, anak laki-laki itu menggambar wajah tersenyum untuk menyanjung ibunya.
Anak laki-laki itu meninggalkan sebuah catatan untuk ibunya dan menempelkannya di mejanya di kelas.
Ibu Dang di Shanghai, Tiongkok, mengatakan awalnya ia tidak menyadari catatan yang ditempelkan putranya di mejanya sampai ia melihat ke dalam laci. Meskipun terkejut dengan apa yang ditulis putranya, Dang yakin putranya sudah cukup dewasa untuk memberikan komentar dan penilaiannya sendiri.
"Mungkin dia takut saya akan memarahinya saat dia pulang setelah pertemuan orang tua dan guru," ujar Ibu Dang kepada The Paper.
Namun, sang ibu menghormati putranya karena berusaha melindungi dirinya sendiri dengan menulis surat tersebut. Dang sendiri tidak terlalu menekankan nilai dan hasil akademik putranya. " Setiap anak memiliki kemampuan dan keahlian dalam sesuatu. Saya yakin anak saya juga sama."
Kisah ibu dan anak itu tidak menyebutkan apakah guru tersebut mengkritik anak tersebut pada pertemuan orang tua dan guru.
Kisah ibu dan anak di Shanghai ini menuai banyak pujian dari netizen, terutama cara orang tua tersebut membesarkan anak-anaknya.
"Anak itu pasti sangat percaya pada ibunya", "Ibu yang baik hati dan penuh perhatian, saya iri sekali sama anak itu", "Anak itu pintar sekali memecahkan masalah, ibunya sangat menghormatinya, ibu dan anak ini sungguh menggemaskan", begitulah komentar para netizen.
Dieu Anh (Sumber: Makalah)
Berguna
Emosi
Kreatif
Unik
Kemarahan
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)