Bapak Hoang Van Quoc, warga kecamatan Thanh Thinh, membesarkan dan melepaskan semut hutan, mengubah mereka menjadi "pasukan alami" untuk membantu melindungi kebun makadamia dari hama. |
Di lereng bukit tanah merah di komune Thanh Thinh, alih-alih menggunakan pestisida seperti yang biasa dilakukan, Bapak Hoang Van Quoc memilih pendekatan yang berbeda. Ia membawa 7 sarang semut kuning dari hutan untuk dipelihara, mengubahnya menjadi "pasukan alami" untuk melindungi kebun makadamia. Semut-semut tersebut, yang hanya memakan serangga, dengan cepat berkembang biak di kebun makadamia milik keluarga tersebut.
Berkat itu, kebun makadamianya selalu hijau, buahnya bersih, dan hampir bebas hama. "Kalau ada semut, tidak perlu menyemprot pestisida, bahkan pestisida hayati sekalipun. Buah makadamia pun terjaga kebersihannya, dan harga jualnya pun lebih tinggi," kata Bapak Quoc.
Efektivitas yang nyata telah mendorong banyak rumah tangga di komune tersebut untuk mengikutinya. Hingga saat ini, Koperasi Kebun Rumah Thanh Thinh memiliki hampir 10 hektar kebun makadamia, yang semuanya menerapkan metode pemeliharaan semut hutan untuk membasmi hama.
Bapak Vu Nhu Hoi, Wakil Ketua Komite Rakyat Komune Thanh Thinh, mengatakan: "Para petani telah belajar untuk mengandalkan alam untuk melindungi tanaman, baik untuk mengurangi biaya maupun menciptakan produk yang bersih. Ini merupakan arah pembangunan berkelanjutan, dan pemerintah daerah akan mendorong replikasi di masa mendatang."
Di komune Yen Phong, Bapak Trieu Ung Lai telah lama berkecimpung di dunia gaharu, mencari cara untuk meningkatkan nilai ekonomi pohon ini. Menurutnya, produk biologis yang ditelitinya terbuat dari berbagai jenis daun hutan yang dikombinasikan dengan sekresi alami serangga, sehingga menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan gaharu.
Berkat itu, pohon dó bầu yang sebelumnya hanya bernilai beberapa juta VND kini memiliki nilai berkali-kali lipat lebih tinggi. Saat ini, keluarga Bapak Lai telah menanam lebih dari 13.000 pohon dó bầu di lahan seluas 4,5 hektar, dan juga telah bekerja sama dengan warga dari berbagai komunitas, sehingga jumlah totalnya mencapai lebih dari 20.000 pohon.
Tn. Trieu Ung Lai, komunitas Yen Phong menggunakan produk biologis untuk menciptakan lingkungan yang mendukung bagi pohon untuk membentuk gaharu. |
Melalui pengujian, minyak atsiri gaharu yang dihasilkan memiliki kejernihan dan daya tahan aroma yang lebih unggul dibandingkan produk lain di pasaran. Saat ini, satu liter minyak atsiri berharga sekitar 600 juta VND, sementara jika diolah menjadi wine gaharu, nilainya bahkan lebih tinggi lagi.
Model ini masih dalam tahap pengujian, dan hasilnya belum banyak dan bergantung pada setiap pohon. Namun, pada awalnya terbukti efektif secara ekonomi. Hal ini menjadi dasar penting untuk melanjutkan penelitian, menyempurnakan teknik, dan memperluas skala di masa mendatang.
Kesamaan yang menonjol antara kebun makadamia di Thanh Thinh dan pohon Aquilaria di Yen Phong adalah kreativitas para petani pegunungan. Mereka tahu bagaimana memanfaatkan faktor alam untuk meningkatkan nilai tanaman.
"Pasukan semut" atau produk berbahan daun hutan tak hanya kreatif, tetapi juga menunjukkan kearifan dan tekad para petani. Hal ini juga merupakan arah pembangunan pertanian pegunungan yang hijau dan berkelanjutan, serta integrasi dengan pasar.
Sumber: https://baothainguyen.vn/kinh-te/202509/sang-tao-de-nang-caogia-tricay-trong-fc10a99/
Komentar (0)