Perez benar karena jika Modric pergi, Guler akan tumbuh dewasa.

Guler menegaskan nilainya di Real Madrid.

Bukan Vinicius, melainkan Arda Guler yang menjadi pasangan sempurna bagi Kylian Mbappe dalam "tarian menyerang" Real Madrid. Setidaknya di awal musim, pasangan ini terus menjadi pusat permainan "Los Blancos".

Pelatih Xabi Alonso tampaknya telah menemukan hubungan antara kaki kiri yang lembut dari talenta Turki tersebut dan kaki kanan mematikan sang superstar Prancis. Mbappe dan Guler terus menemukan satu sama lain, berkoordinasi dengan mulus untuk membentuk ujung tombak serangan Real Madrid yang paling berbahaya saat ini.

Di menit-menit awal pertandingan melawan Real Sociedad, akselerasi Mbappe membuka peluang bagi Guler untuk mencetak gol. Namun, VAR dengan teknologi deteksi offside semi-otomatisnya menetapkan bahwa penyerang Prancis itu hanya setengah langkah di depan bek lawan, dan sayangnya gol tersebut dianulir.

Ketika Real Madrid bermain dengan 10 pemain dan berada di bawah tekanan Sociedad yang mencekik, duo sempurna - Mbappe dan Guler - kembali bersuara. Mbappe dengan terampil mengolah bola di dekat garis tepi lapangan, lalu mengopernya kembali ke tengah lapangan kepada Guler. Dikepung oleh lawan, pemain muda Turki ini menjaga bola tetap tenang, melepaskan tembakan apik untuk memperbesar skor menjadi 2-0, membawa keunggulan dan kepercayaan diri bagi Alonso dan timnya.

Setelah direnungkan secara mendalam, dapat dipastikan bahwa Guler perlahan-lahan semakin matang dalam balutan seragam Real Madrid. Dari yang hanya sesekali dirotasi, kini ia telah menjadi pilar sejati. Dan transformasi ini berawal dari perubahan di bangku kepelatihan.

Mbappe dan Guler memiliki kesepakatan yang baik.

Carlo Ancelotti adalah pelatih hebat, legenda dalam sejarah sepak bola. Namun di Bernabéu musim lalu, ia melewati masa keemasannya, dan Real Madrid membutuhkan angin segar. Presiden Florentino Perez tahu itu, dan ia juga tahu siapa yang akan membawa perubahan - Xabi Alonso.

Alonso datang sebagai angin segar. Ia membawa kepercayaan diri tak hanya bagi para penggemar, tetapi juga bagi para pemain, terutama Guler. Meskipun tak pernah secara terbuka mengeluhkan Ancelotti, talenta muda ini secara terbuka mengakui keinginannya untuk bermain lebih banyak. Alonso mewujudkan keinginan itu.

Lebih dari itu, keputusan untuk berpisah dengan Luka Modric—simbol yang masih hidup—juga mencerminkan perhitungan Perez. Ia paham bahwa jika Modric bertahan, Guler akan kesulitan untuk berkembang.

Dan ketika ruang terbuka, Alonso memanfaatkannya sepenuhnya. Hasilnya, Guler menjadi starter di keempat pertandingan La Liga, dibandingkan dengan hanya 37% musim lalu. Hasilnya adalah dua gol dan satu assist setelah empat pertandingan - hampir sama banyaknya dengan musim lalu (tiga gol).

Tentu saja, ini baru awal musim dan awal era Alonso. Namun, jelas bahwa pelatih asal Spanyol itu telah memberikan kepercayaan penuh kepada Guler. Dan pemain muda itu meresponsnya dengan penampilan yang semakin meyakinkan.

Dengan kembalinya Jude Bellingham dari cedera, pertanyaan tentang siapa yang akan digantikan pasti akan muncul. Namun, dengan performa Guler, sulit membayangkan Alonso akan meninggalkannya di starting line-up.

Saat ini, Guler tengah menjalani impian pemain muda mana pun: menjadi starter di setiap pertandingan Real Madrid, dan yang lebih penting, mengetahui cara memanfaatkan peluang itu untuk menegaskan dirinya.

Sumber: https://znews.vn/perez-lai-dung-vi-modric-co-di-thi-guler-moi-lon-post1585038.html