Kegiatan belajar mengajar tambahan diselenggarakan di dalam dan luar sekolah dengan peraturan yang semakin ketat.
Pasal 3, Surat Edaran Nomor 29/2024 yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Pelatihan , berlaku sejak tanggal 14 Februari, menetapkan prinsip-prinsip pembelajaran tambahan: Pembelajaran tambahan hanya dapat diselenggarakan ketika peserta didik benar-benar membutuhkan, belajar secara sukarela dan memperoleh izin dari orang tua atau wali.
Sekolah dan individu yang menyelenggarakan pengajaran dan pembelajaran tambahan tidak diizinkan menggunakan bentuk apa pun untuk memaksa siswa mengambil kelas tambahan.
Isi pengajaran dan pembelajaran tambahan tidak boleh bertentangan dengan ketentuan hukum Vietnam dan tidak boleh mengandung prasangka tentang suku, agama, pekerjaan, jenis kelamin, atau status sosial. Isi pengajaran sesuai dengan rencana pendidikan sekolah tidak boleh dibatasi untuk mencakup pengajaran tambahan.
Kegiatan belajar mengajar tambahan harus memberikan kontribusi pada pengembangan kualitas dan kemampuan siswa, tidak boleh mengganggu penyelenggaraan dan pelaksanaan program pendidikan sekolah serta pelaksanaan program mata pelajaran guru.
Apakah sekolah berhak memutuskan penyelenggaraan kelas tambahan? (Ilustrasi)
Lamanya, waktu, tempat, dan bentuk penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar ekstra harus sesuai dengan kondisi psikologis dan tingkat usia peserta didik, serta memperhatikan kesehatan peserta didik; mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai waktu kerja, waktu lembur, dan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang keamanan, ketertiban, keselamatan, kesehatan lingkungan, pencegahan dan penanggulangan kebakaran di tempat kegiatan belajar mengajar ekstra diselenggarakan.
Berdasarkan isi di atas, maka kegiatan belajar mengajar tambahan hanya dapat diselenggarakan apabila peserta didik benar-benar memerlukan, belajar tambahan atas kemauan sendiri, dan memperoleh izin dari orang tua.
Oleh karena itu, penyelenggaraan kelas tambahan memerlukan persetujuan sekolah, siswa, dan orang tua. Sekolah juga tidak berhak memutuskan sendiri penyelenggaraan kelas tambahan bagi siswa.
Siswa tidak perlu membayar biaya kuliah tambahan.
Pasal 7, Surat Edaran 29/2024 menetapkan bahwa pendanaan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar tambahan di sekolah akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan sumber pendanaan lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Artinya, sekolah tidak diperbolehkan memungut biaya pendidikan tambahan dari siswa seperti sebelumnya, pendanaan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar tambahan akan diambil dari APBN.
Oleh karena itu, setiap sekolah akan memungut biaya kuliah dalam jumlah yang berbeda-beda, tetapi semua sekolah menyelenggarakan pemungutan, pencairan, serta pembayaran dan penyelesaian biaya kuliah secara publik melalui departemen keuangan sekolah; tutor tidak secara langsung memungut atau mencairkan biaya kuliah.
Selain itu, surat edaran baru ini menetapkan secara lebih rinci tanggung jawab masing-masing unit, mulai dari Komite Rakyat Provinsi, Dinas Pendidikan dan Pelatihan, hingga sekolah, Komite Rakyat kelurahan dan kecamatan di wilayah tersebut, untuk melakukan inspeksi dan pengawasan. Selain itu, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan memberikan otonomi kepada sekolah untuk mengembangkan rencana pendidikan guna menjamin mutu pendidikan.
Bahasa Inggris Bahasa Inggris
[iklan_2]
Sumber: https://vtcnews.vn/nha-truong-co-quyen-tu-quyet-dinh-to-chuc-day-them-ar923779.html
Komentar (0)