Seorang pria berusia 50-an mengikuti ujian kelulusan sekolah menengah atas di Kota Ho Chi Minh, dan para peserta mengira dia adalah pengawas.

Pada pagi hari tanggal 28 Juni, di lokasi ujian SMA Go Vap (Distrik Go Vap), kandidat Nguyen The Tu (lahir tahun 1976) menarik perhatian sebagai kandidat tertua. Saat ini, Tn. Tu bekerja sebagai sopir untuk menjemput dan mengantar siswa di Kota Thu Duc. Dengan impian meraih gelar sarjana, ia mendaftar untuk mengikuti ujian sastra dan ilmu sosial dengan tujuan masuk ke Universitas Kebudayaan Kota Ho Chi Minh.

Menurut Pak Tu, ia sudah lama bermimpi kuliah, tetapi ketika masih muda, ia memiliki banyak kekhawatiran dan kehidupan keluarga yang sulit, sehingga ia menundanya. Kini setelah semuanya stabil, ia memutuskan untuk belajar dan mengikuti ujian bersama anak-anaknya untuk memotivasi mereka.

Pak Tu mengatakan bahwa motivasinya untuk mengikuti ujian adalah karena ia memiliki "latar belakang" yang sangat kuat – keluarga dan dua anak yang sangat manis yang mendukungnya sepenuhnya dalam hal belajar. "Setiap hari, saya dan kedua anak saya belajar dengan sangat gembira. Rumah saya seperti sekolah kecil, sangat menyenangkan," ungkap Pak Tu.

Pak Tu bercerita: "Pergi ke sekolah sekarang sudah jauh berbeda dibandingkan dulu. Dulu, saya banyak belajar dengan menulis, tapi sekarang siswa belajar lewat internet, jadi saya harus mulai dari nol, jadi belajar itu sangat sulit. Tapi saya masih harus berusaha mengatasinya. Saya mengikuti ujian di sini untuk belajar bagi diri sendiri sekaligus menjadi "teladan" bagi kedua anak saya."

Mengikuti ujian pada usia 50 tahun, banyak kandidat keliru mengira Tn. Tu adalah seorang pengawas hingga mereka memasuki ruang ujian.

Dalam ujian tahun ini, Pak Tu memilih sastra dan gabungan ilmu sosial (sejarah, geografi , kewarganegaraan) untuk mendapatkan nilai masuk ke Universitas Kebudayaan. Mengomentari ujian sastra kemarin, beliau mengatakan bahwa ujian tersebut cukup cocok untuknya dan para kandidat dapat dengan mudah meraih nilai tinggi jika mereka belajar dengan saksama.

Setelah mengikuti tes sastra kemarin, Pak Tu mengatakan bahwa ujian tahun ini cukup sesuai dengan kemampuannya. "Jika para kandidat benar-benar berinvestasi dalam pendidikan mereka, mereka pasti akan mendapatkan skor 7-8 atau lebih tinggi. Mereka yang memiliki sedikit bakat sastra akan mendapatkan skor maksimal, kemungkinan mendapatkan skor 10 akan sangat tinggi," kata Pak Tu.

Tujuan Pak Tu adalah belajar museum di Universitas Kebudayaan Kota Ho Chi Minh. "Mata kuliah di kelompok C yang berkaitan dengan budaya termasuk dalam jurusan museum dan perpustakaan. Jurusan-jurusan tersebut sangat penting dalam kaitannya dengan sejarah. Saya memilih kelompok C karena sesuai dengan kemampuan saya. Saya juga memiliki sedikit bakat dalam sejarah dan isu-isu yang berkaitan dengan sejarah bangsa," ujar Pak Tu.

Pagi ini, para kandidat yang akan mengikuti ujian kelulusan sekolah menengah atas akan mengikuti salah satu dari dua ujian gabungan: ilmu pengetahuan alam (fisika, kimia, biologi) atau ilmu pengetahuan sosial (sejarah, geografi, kewarganegaraan), setiap mata pelajaran memiliki waktu ujian 50 menit.

Ini juga merupakan tahun terakhir ujian kelulusan SMA masih menggunakan ujian gabungan. Berdasarkan rencana ujian kelulusan SMA tahun 2025, hanya akan ada ujian independen.

Statistik dari Kementerian Pendidikan dan Pelatihan menunjukkan bahwa jumlah peserta yang memilih ujian ilmu sosial jauh lebih banyak dibandingkan dengan ujian ilmu pengetahuan alam. Khususnya, tahun ini, hanya 37% peserta yang memilih ujian ilmu pengetahuan alam, sementara 63% sisanya memilih ujian ilmu sosial.

Source: https://thanhnien.vn/nguoi-dan-ong-u50-thi-tot-nghiep-thpt-o-tphcm-thi-sinh-ngo-giam-thi-185240628085622141.htm