Menurut SCMP, D-Jiang adalah mantan programmer di sebuah perusahaan teknologi besar di Tiongkok. Ia mulai mengenakan rok saat bekerja lebih dari dua tahun yang lalu.
D-Jiang menjadi terkenal di media sosial Tiongkok saat ia mengenakan gaun putri dan riasan rumit saat bekerja di kantor.
Setiap pagi, ia menghabiskan 2 jam untuk merias wajah, merawat rambutnya yang dicat merah muda sepinggang, dan memilih gaun putri Lolita yang anggun untuk pergi bekerja.
“Saat saya meluangkan waktu untuk mengenakan gaun yang indah, saya merasa seperti memanfaatkan waktu saya sebaik-baiknya,” kata D-Jiang.
Sebagai presiden klub anime perusahaannya, pria itu mendorong rekan-rekannya untuk melakukan hal yang sama. "Pakai rok saja! Ayo kita bekerja sama dengan kostum kita!" katanya.
Menurut SCMP, D-Jiang mulai mengenakan gaun bergaya putri saat menghadiri konvensi anime, tetapi serangkaian peristiwa yang mengubah hidupnya pada tahun 2019 mendorongnya untuk mengenakan pakaian ini ke kantor setiap hari.
"Pada tahun 2019, saya kehilangan beberapa kerabat lanjut usia dan kucing peliharaan saya yang telah saya pelihara selama lebih dari 10 tahun. Saya merasakan betapa singkatnya hidup dan perlunya menghargai setiap hari," ujarnya.
Kecintaan D-Jiang pada gaun Gotik berawal ketika ia dan istrinya sama-sama mengenakan gaun tersebut. Ia berpakaian seperti perempuan, sementara istrinya berpakaian seperti laki-laki. Istri D-Jiang sangat mendukung suaminya dan sering memberinya saran tata rias.
Dia pertama kali mulai mengenakan gaun bergaya lolita dan riasan wajah untuk menghadiri acara anime.
" Menurutku, kalau aku mencintai seseorang, aku tidak ingin mereka menjadi apa yang aku inginkan, tapi aku harus mendukung mereka untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Kalau aku suka gaya lolita, aku sendiri yang harus memakainya. Lagipula, aku sudah membeli banyak gaun seperti itu, kenapa tidak memakainya saja?", ungkap D-Jiang kepada New People.
Lemari pakaian D-Jiang saat ini berisi lebih dari 200 gaun bergaya lolita, dengan total nilai lebih dari 400.000 yuan (US$55.000). Ia juga menyimpan inventaris yang sangat teliti, merinci harga, warna, nama, dan frekuensi setiap gaun.
"Saya percaya bahwa pakaian tidak memiliki gender. Ketika saya mengenakan gaun, bukan berarti saya mengenakan pakaian perempuan. Gaun itu sendiri hanyalah sebuah pakaian," kata D-Jiang.
Pandangannya tentang mode mendapat banyak pujian dari komunitas daring Tiongkok.
Pilihan D-Jiang untuk mengenakan rok saat bekerja juga membantunya lebih memahami kesulitan yang dihadapi wanita dalam hidup.
"Ketika saya berpakaian layaknya perempuan dalam keseharian, saya bisa merasakan berbagai ketidaknyamanan yang dialami perempuan. Menjadi perempuan akan menghadapi serangkaian masalah dan isu tertentu," ujar D-Jiang.
Kisah D-Jiang telah menarik dan menginspirasi banyak orang di media sosial Tiongkok. Seseorang berkomentar: "Sebelum ada celana, semua orang memakai rok. Gender dalam berpakaian adalah konvensi sosial, bukan sesuatu yang jelas. Ini bisa diubah." Yang lain berkomentar: "Pencarian kecantikan seharusnya tidak terbatas pada gender." "Istrinya luar biasa. Ini adalah cinta, rasa hormat, dan penerimaan sejati," tambah yang lain.
Anh saya
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)