(NLDO) - NASA baru saja merilis gambar menakjubkan yang ditangkap Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) dari dunia yang tampaknya tenang ini.
Menurut NASA, gambar yang tampak seperti jaring laba-laba yang kusut dan menyeramkan itu merupakan sintesis dari apa yang ditangkap MRO tentang "setan debu" di Mars, yang "membunuh" robot pemburu kehidupan Opportunity pada tahun 2019 atau robot penjelajah seismik InSight pada tahun 2022.
"Setan debu" adalah tornado debu merah dahsyat yang berputar di permukaan planet, membawa sejumlah besar debu hingga menutupi segalanya, termasuk panel surya milik dua prajurit NASA yang disebutkan di atas.
Gambar komposit "setan debu" yang baru saja dirilis oleh NASA - Foto: NASA
Namun, badai debu yang mengerikan ini dapat membantu para ilmuwan memahami proses yang terjadi di atmosfer Mars, dengan mengukur jumlah debu yang terkumpul pada perangkat yang masih berkomunikasi, seperti robot helikopter Ingenuity.
Tornado debu yang ditangkap sebelumnya oleh MRO - Foto: NASA
Mars - planet keempat dari Matahari, sering disebut "planet merah" karena warna merahnya yang dihasilkan oleh oksida besi di tanahnya.
Atmosfernya yang tipis, yang sebagian besar terdiri dari karbon dioksida, berkontribusi terhadap iklim dingin dengan suhu rata-rata sekitar -60 °C.
Permukaan Mars memiliki dataran, gunung berapi - yang paling besar adalah Olympus Mons - dan sistem ngarai yang luas Valles Marineris.
Bukti geologis menunjukkan bahwa Mars pernah memiliki air cair dan atmosfer yang lebih tebal, cukup untuk menampung kehidupan.
Meskipun tipis, atmosfer planet ini tetap aktif, dengan "setan debu" dianggap sebagai fenomena yang paling menarik.
Siklon debu tercipta saat permukaan memanas dan menyebabkan udara hangat naik dengan cepat, menarik partikel debu ke dalam kolom yang berputar.
Ukurannya dapat bervariasi, mulai dari tornado kecil yang tidak berbahaya hingga tornado raksasa selebar satu kilometer yang dapat berlangsung selama berjam-jam.
Untuk Mars, tornado ini membantu mendistribusikan kembali debu di permukaan planet, mengatur pola cuaca dan bahkan iklim.
Gambar yang baru dirilis tersebut merupakan bagian dari data yang digunakan para ilmuwan dari Laboratorium Propulsi Jet (JPL) NASA untuk mempelajari laju pengendapan debu dari waktu ke waktu.
Ini akan membantu mereka merancang langkah-langkah keselamatan untuk misi masa depan, dari robot pemburu kehidupan hingga kapal berawak atau, yang lebih ambisius, pangkalan alien.
Saat ini di planet merah, selain MRO yang mengorbit, ada dua kapal darat aktif, Curiosity dan robot Perseverance, keduanya merupakan robot gerak sendiri yang mirip dengan Opportunity "terakhir", tetapi menggunakan energi nuklir.
[iklan_2]
Sumber: https://nld.com.vn/nasa-tung-anh-the-luc-da-ha-guc-robot-san-su-song-196250107113832919.htm
Komentar (0)