Bagi banyak orang, ini bukan sekadar hidangan, tetapi juga bagian dari kenangan mereka. Banyak orang yang tinggal jauh dari rumah, setiap kali pulang, hal pertama yang mereka lakukan adalah mampir ke Ky Ly untuk menyantap semangkuk mi untuk mengenang kembali cita rasa masa kecil mereka.
Tanpa papan nama yang mencolok atau pemasaran yang gencar, restoran kecil ini telah berdiri selama lebih dari 25 tahun, diam-diam memikat pelanggan dengan cita rasa tradisionalnya. Rahasia keistimewaan mi Tu Chau terletak pada ayamnya, jiwa dari hidangan ini.
Ibu Chau, pemilik kedai mi, mengatakan: ayamnya harus ayam jantan yang bertaji, dagingnya kencang, kulitnya kuning, manisnya alami, ayam yang lezat tidak perlu bumbu yang rumit, cukup bawang merah, bawang putih, merica, cabai, sedikit garam dan bumbu bubuk; rendam secukupnya hingga dagingnya kaya rasa tetapi tetap mempertahankan aroma khasnya.
Selanjutnya, ayam direbus dalam minyak kacang murni, minyak yang kaya dan harum dari daerah Quang. Daging yang direbus harus lembut dan padat, dan aromanya menyebar ke seluruh dapur bersama asap. Kaldunya juga direbus dari tulang ayam, menambahkan rasa lemak dari minyak kacang, sedikit asin dari rempah-rempah, semuanya berpadu menciptakan kekayaan rasa yang unik tanpa terasa berat.
Mie juga merupakan rahasia keluarga restoran ini. Setiap pagi, keluarga Ibu Chau membuat mi dari tepung beras murni, secukupnya untuk disajikan di restoran. Setelah dingin, mi diolesi minyak kacang goreng dan bawang bombai, lalu dipotong-potong rata. Minya lembut, cukup kenyal, dan disiram kaldu ayam hingga tercampur dengan ayam. Setelah itu, ditambahkan kacang tanah sangrai dan beberapa daun bawang cincang untuk mempercantik tampilan sekaligus menambah cita rasa.
Mi Ky Ly Quang disajikan hanya dengan dua jenis sayuran mentah: irisan tipis kuntum pisang dan sayuran hijau pahit segar, yang harus dibeli dari desa sayur Hoi An agar asli. Sayuran pahit menyempurnakan rasa manis dan lemak ayam, sementara kuntum pisang menambahkan sedikit rasa sepat, menyeimbangkan rasa. Di meja makan, selalu tersedia beberapa cabai hijau, jeruk nipis segar, dan kulit beras renyah yang dapat ditambahkan sesuai selera pengunjung.
Selama lebih dari 25 tahun, mi Ky Ly Quang mempertahankan resep yang sama, tidak mengikuti selera yang sedang tren. Di era kuliner komersial, kegigihan ini membuktikan bahwa selama hati dan rasa utuh, hidangan ini akan mendapatkan tempat di hati masyarakat. Terletak tepat di persimpangan Jalan Raya 1 dan jalan menuju pusat Tam Ky, restoran ini telah menjadi tempat persinggahan yang familiar bagi para pengemudi jarak jauh, peziarah, dan pelancong bisnis.
Nguyen Thu Thanh, pemilik restoran, dan teman-temannya menempuh jarak hampir 70 kilometer dari distrik Hai Chau, Da Nang, untuk menyantap mi. Ia berkata: “Sejak masa kuliah, saya sudah menyantap mi Quang di Ky Ly. Sudah lebih dari sepuluh tahun sejak saya berkesempatan kembali ke sini, mampir ke kedai mi Tu Chau untuk mengenang masa lalu. Hal yang paling membahagiakan adalah semangkuk mi di sini masih memiliki cita rasa yang familiar dan kaya, masih mempertahankan karakter khas Quang, membuat teman-teman saya terus memujinya.”
Barangkali, setiap mangkuk mi bukan sekadar hidangan, melainkan sepotong kenangan, yang terkait dengan citra Quang Nam yang damai dan sederhana. Itulah yang membuat nama mi Ky Ly Quang tetap eksis selama lebih dari dua dekade.
Sumber: https://baodanang.vn/my-quang-nga-ba-ky-ly-3301218.html
Komentar (0)