Kelima negara tersebut mengeluarkan pernyataan bersama yang mengecam Hamas dan tindakannya, serta menekankan dukungan mereka terhadap upaya Israel untuk mempertahankan diri. Pernyataan tersebut juga memperingatkan bahwa ini bukan saatnya bagi pihak-pihak yang memusuhi Israel untuk memanfaatkan serangan Hamas Sabtu lalu sebagai peluang.
Sebuah roket meledak saat serangan udara Israel di Jalur Gaza pada 8 Oktober 2023. (Foto: AFP)
Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Eropa mengakui aspirasi sah rakyat Palestina dan mendukung keadilan dan kebebasan bagi warga Israel maupun Palestina.
Pernyataan bersama tersebut menekankan bahwa dalam beberapa hari mendatang, sebagai sekutu Israel, negara-negara ini akan terus berkoordinasi dan bersatu untuk memastikan kemampuan Israel dalam mempertahankan diri dan pada akhirnya menciptakan kondisi untuk Timur Tengah yang damai dan terintegrasi.
Iran mengklaim tidak berada di balik konflik Israel-Hamas
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan Iran tidak ada hubungannya dengan serangan Hamas akhir pekan lalu terhadap Israel, tetapi menyebutnya sebagai kegagalan militer dan intelijen Israel yang "tidak dapat diperbaiki".
Pada hari yang sama, komandan tinggi Hamas, Ali Barakeh, juga menyatakan bahwa, bertentangan dengan laporan yang ada, Iran tidak terlibat dalam perencanaan atau dorongan serangan terhadap Israel. Hamas mengatakan serangan itu telah direncanakan selama setahun.
Hamas telah memproduksi rudalnya sendiri dan melatih para pejuang sejak perang Gaza 2014 tanpa dukungan dari Iran atau Hizbullah, menurut kepala Hamas Ali Barakeh.
Rusia ingin berperan dalam menyelesaikan konflik Israel-Gaza
Pada 10 Oktober, Rusia juga menyatakan telah berkomunikasi dengan Israel dan Palestina dan akan berupaya berperan dalam menyelesaikan konflik antara kedua belah pihak. Kremlin menekankan pengaruh Rusia di kedua belah pihak.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan Rusia memiliki hubungan historis yang panjang dengan Palestina dan juga memiliki "banyak kesamaan" dengan Israel, termasuk banyak warga Israel keturunan Rusia. Rusia menyatakan kekhawatiran bahwa kekerasan tersebut dapat meningkat menjadi konflik yang lebih luas di Timur Tengah.
Rusia sedang berusaha memastikan apakah ada warga negara Rusia di antara para sandera yang ditawan Hamas. Juru bicara Dmitry Peskov juga menepis anggapan bahwa Rusia akan diuntungkan dari perang di Timur Tengah seiring berlanjutnya konflik di Ukraina.
PV (VOV)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)