SGGP
Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa pola makan memengaruhi risiko depresi. Namun, hanya ada sedikit data mengenai faktor-faktor spesifik terkait pola makan.
Makanan olahan. Foto: Getty Plus |
Untuk pertama kalinya, sebuah studi komprehensif yang dilakukan oleh profesor medis di Sekolah Kedokteran Harvard dan Rumah Sakit Umum Massachusetts di AS telah menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi makanan ultra-olahan, terutama makanan yang mengandung pemanis buatan, dikaitkan dengan perkembangan depresi.
Menurut Newsweek, para ilmuwan mempelajari pola makan 31.712 perempuan berusia 42 hingga 62 tahun dan membandingkannya dengan kondisi kesehatan mental mereka, termasuk depresi yang didiagnosis sendiri maupun yang didiagnosis secara klinis. Hasilnya menunjukkan bahwa perempuan yang paling banyak mengonsumsi makanan ultra-olahan memiliki risiko 50 persen lebih tinggi untuk mengalami depresi dibandingkan perempuan yang paling sedikit mengonsumsinya. Bagi mereka yang mengalami depresi kronis, makanan tinggi pemanis buatan dapat memperburuk kondisi mereka.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)