Prototipe perangkat yang mendeteksi tanda-tanda penyakit dalam napas manusia - Foto: BOZHI TIAN, UNIVERSITAS CHICAGO
Tim peneliti menciptakan prototipe yang disebut penentu lokasi biomarker udara (ABLE), yang mampu mengembunkan molekul udara menjadi tetesan cairan pekat, menurut LiveScience pada tanggal 24 Juni.
Rekan penulis studi Bozhi Tian, seorang profesor di Universitas Chicago (AS), mengatakan tetesan yang dihasilkan oleh ABLE kompatibel dengan teknologi yang ada, seperti strip tes sederhana, sehingga membuat perangkat tersebut "mudah diakses dan berbiaya rendah".
Banyak tes yang memerlukan sampel darah, air liur, atau urine, tetapi pengambilan sampel bisa berbahaya, merepotkan, atau bahkan keduanya bagi pasien. Pengambilan sampel napas dapat membantu mengatasi masalah ini.
Tubuh melepaskan senyawa organik volatil (VOC) — molekul organik kecil yang biasanya berwujud gas pada suhu ruangan — dan senyawa ini dapat ditemukan dalam napas manusia. Beberapa penelitian ilmiah menunjukkan bahwa bahan kimia tertentu mungkin terkait dengan kondisi medis, sehingga menjadikannya alat diagnostik yang potensial.
Baru-baru ini, para ilmuwan menyusun basis data 327 VOC berbeda dalam napas yang dihembuskan, yang diduga terkait dengan penyakit seperti asma, diabetes, dan kanker paru-paru.
Prototipe perangkat ini berukuran 10x20 cm dan biaya pembuatannya kurang dari $200, kata tim tersebut. ABLE dapat mengumpulkan sekitar 1 ml tetesan kondensat dalam 10 menit, menyediakan sampel yang cukup untuk metode pengujian cairan yang ada.
Tim peneliti juga melakukan eksperimen pada tikus yang terinfeksi bakteri sejak lahir. Mereka membandingkan kadar regulator inflamasi, glikosfingolipid, dalam napas kedua kelompok tikus dan menemukan kadar yang lebih tinggi pada kelompok tikus prematur.
Tim juga menggunakan perangkat tersebut untuk mengumpulkan alergen serbuk sari di udara dan memastikan bahwa ABLE dapat digunakan sebagai pemantau kualitas udara.
Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membuat katalog biomarker potensial dan menentukan kegunaannya dalam pengaturan klinis.
Tim ini memulai dengan bekerja sama dengan dokter yang menangani penyakit radang usus untuk mencoba mengidentifikasi tanda-tanda peradangan melalui napas. Mereka juga berupaya mengecilkan perangkat, membuat ABLE dapat dikenakan, dan berupaya mengomersialkan produk tersebut.
Tim berharap perangkat tersebut dapat membantu menyederhanakan diagnosis medis dengan membuat pemantauan kesehatan lebih sederhana, misalnya cukup dengan bernapas ke dalam perangkat.
Sumber: https://tuoitre.vn/may-do-hoi-tho-giup-phat-hien-dau-hieu-benh-20250625111444568.htm
Komentar (0)