Pada malam tanggal 3 Juni, Kantor Pemerintah mengadakan konferensi pers rutin Pemerintah untuk bulan Mei 2023 guna menginformasikan situasi sosial-ekonomi di bulan Mei dan lima bulan pertama tahun ini, serta sejumlah isu yang menjadi perhatian publik. Konferensi pers tersebut dipimpin oleh Menteri, Kepala Kantor Pemerintah, Tran Van Son, Juru Bicara Pemerintah.
Pada konferensi pers, Wakil Gubernur Bank Negara Vietnam (SBV) Pham Thanh Ha menjawab pertanyaan dari pers mengenai fakta bahwa beberapa bank kini telah menggunakan semua ruang kredit mereka sementara beberapa bank masih memiliki sebagian.
Wakil Gubernur Bank Negara Vietnam Pham Thanh Ha menyampaikan hal tersebut pada konferensi pers.
Menurut Deputi Gubernur Bank Negara Vietnam, Pham Thanh Ha, Bank Negara Vietnam mengumumkan target pertumbuhan kredit sekitar 14-15% di awal tahun ini dan juga mengalokasikannya secara tepat kepada setiap lembaga kredit dengan rencana pertumbuhan untuk tahun tersebut. Hingga akhir Mei, kredit ekonomi mencapai lebih dari 12,3 miliar VND, meningkat sekitar 3,17% dibandingkan akhir tahun 2022.
Menurut Bapak Ha, jika kita melihat lebih dalam pada kelompok perbankan, untuk bank umum milik negara, yang menguasai sekitar 44% pangsa pasar kredit, tingkat pertumbuhannya hanya sekitar 35% dibandingkan dengan tingkat yang ditetapkan oleh Bank Negara. Kelompok bank umum gabungan, yang menguasai sekitar 44% pangsa pasar, saat ini berada di sekitar setengah dari tingkat yang ditetapkan. "Dengan demikian, kedua kelompok tersebut menguasai sekitar 91% pangsa pasar kredit, masih banyak ruang untuk pertumbuhan di sisa tahun ini," ujar Bapak Ha.
Deputi Gubernur Bank Negara Vietnam juga menyampaikan bahwa jika melihat kembali periode yang sama di tahun 2022, kredit meningkat sekitar 8% dibandingkan akhir tahun 2021. Dengan demikian, dengan syarat kebijakan kredit Bank Negara tidak berubah, target pertumbuhan kredit untuk tahun 2022 adalah 14%. Tahun ini sedikit lebih tinggi, dari 14% menjadi 15%. Namun, pertumbuhan kredit rendah. Hal ini menunjukkan daya serap modal perekonomian lemah, jauh lebih lemah dibandingkan tahun lalu.
Menurut Bapak Pham Thanh Ha, Bank Negara menganalisis ada 3 alasan utama: Pertama, bagi perusahaan manufaktur, konsumsi produk sulit karena kurangnya pesanan, yang menyebabkan penurunan permintaan pinjaman baru untuk produksi.
Kedua, untuk usaha kecil dan menengah, beberapa perusahaan memiliki situasi keuangan yang lemah dan tidak memiliki rencana yang layak, sehingga menyebabkan tidak memenuhi persyaratan pinjaman bank.
Ketiga, terkait kredit properti, banyak proyek properti yang mengalami kendala, antara lain kendala hukum, dan sedikitnya proyek baru yang direalisasikan, sehingga permintaan kredit properti pun menurun.
Wartawan pers yang menghadiri konferensi pers.
Dari berbagai sebab di atas, Wakil Gubernur Bank Negara mengusulkan solusi, khususnya: Bagi sektor perbankan, bertekad untuk terus mengarahkan lembaga perkreditan dan perbankan agar menurunkan suku bunga kredit.
"Setelah berbagai langkah manajemen yang diambil Bank Negara dari Maret hingga Mei, suku bunga juga menurun. Data terbaru menunjukkan bahwa rata-rata suku bunga kredit baru saat ini berada di kisaran 9,07%, turun 0,9% dibandingkan akhir tahun lalu. Dengan data seperti ini, kami yakin suku bunga sedang menurun dan akan terus menurun dalam waktu dekat," ujar Bapak Ha.
Terkait saldo utang yang ada, Bapak Pham Thanh Ha mengatakan bahwa karena nasabah mengalami kesulitan dalam membayar utang, Bank Negara Vietnam telah menerbitkan Surat Edaran No. 02/2023/TT-NHNN yang memungkinkan restrukturisasi utang dan pemeliharaan kelompok utang. Bank Negara Vietnam akan terus mengarahkan berbagai lembaga untuk menerapkan kebijakan ini guna mendukung saldo utang yang ada bagi pelaku usaha.
Terkait pinjaman baru yang belum dilunasi, bank dan lembaga kredit diwajibkan untuk terus aktif memberikan pinjaman kepada nasabah yang memenuhi syarat. "Tentu saja, sistem perbankan memobilisasi modal untuk memberikan pinjaman, sehingga nasabah yang memenuhi syarat pasti akan memiliki akses ke modal kredit," tegas Bapak Ha.
Selain solusi perbankan, Deputi Gubernur Bank Negara menyampaikan bahwa Bank Negara memandang solusi untuk meningkatkan permintaan ekonomi sangat penting. Oleh karena itu, kementerian dan sektor terkait perlu terus mendorong kebijakan untuk mendukung dunia usaha, mengembangkan usaha kecil dan menengah, mempromosikan, mencari, mengembangkan, dan mengatasi kesulitan di pasar konsumen dan pasar properti, sehingga dapat mengatasi kesulitan bagi dunia usaha sekaligus meningkatkan kapasitas keuangan dan akses kredit.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)