Jejak kaki di tanah atau buah liar dengan bekas gigi yang jatuh di jalan menjadi petunjuk yang membuat tim penyelamat yakin bahwa keempat anak tersebut masih hidup di hutan Amazon.
Empat anak Huitoto selamat dari kecelakaan pesawat pada 1 Mei di Amazon Kolombia. Tim penyelamat awalnya memperkirakan yang terburuk, tetapi petunjuk yang ada membuat mereka tetap berharap.
Setelah lebih dari 40 hari di hutan, tim penyelamat Kolombia mengumumkan pada 9 Juni bahwa mereka telah menemukan sekelompok anak tersebut. Mereka dibawa ke rumah sakit di ibu kota Bogota dalam kondisi yang sangat lemah dan diperkirakan akan tinggal di sana setidaknya selama dua minggu.
Tentara Kolombia merawat anak-anak setelah menemukan empat anak di hutan pada 9 Juni. Foto: Reuters
Ibu dan dua pilot anak-anak tersebut tewas ketika pesawat jatuh di hutan hujan Amazon, tampaknya karena kerusakan mesin. Hutan lebat tempat pesawat jatuh merupakan rumah bagi jaguar, ular, dan predator lainnya.
Petunjuk pertama, jejak kaki di tanah, membantu tim penyelamat memastikan bahwa keempat anak tersebut selamat dan meninggalkan lokasi kejadian setelah kecelakaan. Kemudian, pihak berwenang menemukan jejak tempat penampungan sementara, beserta gunting dan ikat rambut, yang menambah keyakinan mereka.
Buah liar dengan bekas gigitan yang ditemukan merupakan petunjuk bahwa keempat anak tersebut masih hidup dan berjuang sendiri. Dalam upaya pencarian, tim penyelamat menebang pohon dan melukis penanda untuk memandu kelompok tersebut.
Helikopter militer memutar rekaman suara nenek anak-anak itu yang memberi tahu mereka dalam bahasa asli Huitoto untuk tetap di tempat dan menunggu tim penyelamat.
Jejak kaki anak-anak di hutan hujan Amazon. Foto: AFP
Tentara juga bekerja sama dengan masyarakat adat untuk mencari keempat anak tersebut. Lebih dari 80 sukarelawan dari suku-suku adat di provinsi Caqueta, Putumayo, Meta, dan Amazonas telah bergabung dengan sekitar 100 tentara dalam misi pencarian yang dijuluki "Misi Harapan". Hal ini tidak biasa karena di banyak wilayah adat Kolombia, hubungan antara komunitas etnis dan angkatan bersenjata sedang tegang.
Presiden Kolombia Gustavo Petro mengunjungi anak-anak tersebut di rumah sakit, menekankan bahwa keberhasilan operasi tersebut berkat kombinasi pengetahuan masyarakat adat dan militer.
Vu Hoang (Menurut BBC, AFP )
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)