Menurut para arkeolog, sebelum pasta gigi ada, orang-orang zaman dahulu sudah memiliki banyak cara untuk merawat gigi mereka. Misalnya, pada zaman kuno dan feodal di Tiongkok, orang-orang sering menggunakan jari untuk menggosok gigi atau menggunakan ranting pohon sebagai alat.
Menurut catatan dari Dinasti Sui dan Tang, orang-orang kuno sering menggunakan ranting willow sebagai pengganti sikat gigi. Mereka mengambil ranting willow lurus, membentuknya menjadi sikat gigi, merendamnya dalam air di mulut mereka, lalu menggosoknya dari dalam ke luar. Terkadang, mereka juga mencampurnya dengan bubuk gigi untuk meningkatkan efek pembersihan.
Orang zaman dahulu tidak menggunakan pasta gigi, tetapi memiliki banyak metode lain untuk membersihkan gigi. (Foto: Sohu)
Berdasarkan dokumen tercatat, dapat diketahui bahwa sejak periode Musim Semi dan Musim Gugur, orang-orang sering menggunakan air garam, teh, anggur atau cuka untuk berkumur.
Generasi sebelumnya mulai menggunakan sikat gigi sejak Dinasti Song. Mereka menggunakan bulu ekor kuda yang diikatkan pada cabang-cabang pohon untuk membuat "sikat" untuk menyikat gigi.
Tentu saja, orang-orang zaman dahulu tidak hanya menyikat gigi, tetapi juga menggunakan bahan-bahan alami lainnya untuk menjaga kesegaran napas. Pada masa Dinasti Ming, dokumen sejarah mencatat orang-orang zaman dahulu menggunakan bubuk gigi. Bubuk ini memiliki fungsi ganda, yaitu membersihkan gigi dan mengatasi masalah mulut.
Alih-alih menggunakan pasta gigi, orang zaman dahulu menggunakan bubuk gigi yang terbuat dari berbagai herbal. (Foto: Sohu)
Bahan utama bedak pembersih gigi adalah codonopsis pilosula, jahe segar, cimicifuga, rehmannia glutinosa, cassia seed, sophora japonica, asarum, polygala tenuifolia dan asarum yang telah digiling dan digunakan untuk membersihkan gigi.
Herbal-herba ini efektif mengurangi bau mulut, meredakan rasa terbakar di mulut, menghilangkan noda pada gigi, dan melindungi kesehatan gigi. Komposisi pasta gigi juga berubah tergantung periodenya.
Quoc Thai (Sumber: Sohu)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)