Menanggapi wartawan pada konferensi pers pada 1 September, juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan: "Menurut perkiraan awal kami, mereka dibunuh secara brutal oleh teroris Hamas beberapa saat sebelum kami tiba di sana."
Ia mengatakan jenazah enam sandera, termasuk Carmel Gat, Hersh Goldberg-Polin, Eden Yerushalmi, Alexander Lobanov, Almog Sarusi dan Ori Danino, ditemukan di bawah tanah di kota Rafah dan dikembalikan ke Israel.
Baris atas, dari kiri: Hersh Goldberg-Polin, Eden Yerushalmi, dan Carmel Gat. Baris bawah, dari kiri: Ori Danino, Almog Sarusi, dan Alex Lobanov. Foto: CNN
"Hati seluruh bangsa telah hancur berkeping-keping. Saya memeluk keluarga mereka dengan sepenuh hati, dan meminta maaf karena tidak dapat membawa mereka pulang dengan selamat," Presiden Israel Isaac Herzog menyampaikan belasungkawa.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang berada di bawah tekanan di dalam dan luar negeri untuk mencapai gencatan senjata yang mencakup pembebasan sandera yang tersisa, tidak segera bersedia memberikan komentar.
Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa di antara keenam sandera tersebut terdapat Goldberg-Polin, seorang warga negara Israel-Amerika. "Saya sangat sedih dan marah," kata Biden dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Gedung Putih.
Pejabat senior Hamas Izzat El-Reshiq mengatakan Israel bertanggung jawab atas kematian tersebut karena menolak menandatangani perjanjian gencatan senjata.
Beberapa hari sebelumnya, sandera Qaid Farhan Alkadi, anggota komunitas Badui di Israel selatan, diselamatkan sekitar satu kilometer jauhnya, kata Hagari.
Enam mayat ditemukan di antara sekitar 250 sandera yang disandera dalam pembantaian Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober.
Penemuan jasad keenam sandera tersebut kemungkinan akan memicu protes lebih lanjut dari Israel yang menuntut kesepakatan penyanderaan.
Forum keluarga sandera meminta Perdana Menteri Netanyahu untuk bertanggung jawab dan menjelaskan mengapa gencatan senjata ditunda.
"Mereka semua dibunuh dalam beberapa hari terakhir, setelah bertahan hidup selama hampir 11 bulan akibat penyiksaan, penyiksaan, dan kelaparan saat ditawan Hamas. Penundaan penandatanganan kesepakatan menyebabkan kematian mereka dan kematian banyak sandera lainnya," demikian menurut laporan tersebut.
Ngoc Anh (menurut Reuters)
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/israel-xac-nhan-tim-thay-them-6-thi-the-con-tin-o-gaza-post310227.html
Komentar (0)