Pada sore hari tanggal 24 Agustus, melanjutkan masa sidang ke-25, Panitia Tetap Majelis Permusyawaratan Rakyat memberikan pendapat tentang penjelasan, penerimaan, dan revisi Rancangan Undang-Undang tentang Usaha Properti (perubahan).
Memberikan pendapatnya pada pertemuan tersebut, Ketua Majelis Nasional Vuong Dinh Hue mencatat perlunya menyempurnakan dasar hukum dan meningkatkan pembayaran non-tunai dalam transaksi real estat.
Ketua Majelis Nasional Vuong Dinh Hue.
" Kalau pembayarannya lewat bank, bukan pakai uang tunai, ya ada batas bawah atau tidak, tetap transparan. Yang penting jangan sampai memaksa orang ke batas bawah, tapi kendalikan arus kasnya, " ujar Ketua DPR.
Mengenang periode ketika perekonomian harus membayar harga tinggi untuk lantai perdagangan emas, Tn. Vuong Dinh Hue menekankan bahwa pasar perlu beroperasi sesuai dengan prinsip pasar.
Menurut Ketua DPR, saat ini banyak perusahaan properti yang sudah memiliki perusahaan distribusi sendiri atau sudah bermitra dengan perusahaan distribusi lain, ada yang melalui investor sekunder.
" Tidak semua transaksi dilakukan di lantai bursa, yang menghubungkan pembeli dan penjual. Perusahaan real estat mendistribusikan banyak transaksi sendiri, jangan khawatir. Memiliki lantai bursa tidak selalu baik, " kata Bapak Vuong Dinh Hue.
Ketua Majelis Nasional berkomentar bahwa dengan informasi pasar yang lengkap dan pembayaran non-tunai, transparansi menjadi hal yang wajar.
" Saya yakin jika forum ini profesional dan transparan, semua orang akan mengikutinya. Jika Anda tidak memaksa mereka, mereka akan tetap mengikutinya. Namun, jika Anda tidak baik, orang-orang akan tetap menghindari partisipasi. Jangan memaksa orang untuk melakukan hal-hal yang tidak mereka inginkan, atau jika Anda tidak mampu, larang saja, " kata Ketua Majelis Nasional.
Terkait tanggung jawab negara atas pengelolaan usaha properti, Bapak Vuong Dinh Hue menyatakan bahwa rancangan undang-undang tersebut hanya mengatur tanggung jawab Komite Rakyat provinsi dan kotamadya yang dikelola pusat dan tidak mengatur tanggung jawab Komite Rakyat tingkat lebih rendah seperti distrik dan komune.
Ia mengusulkan agar instansi terkait berkoordinasi untuk terus mengkaji secara matang konten tersebut, apakah ada aturan yang mengatur tanggung jawab level lain atau bisa didelegasikan.
Ketua Majelis Nasional Vuong Dinh Hue juga mengusulkan peninjauan ulang terhadap isi sistem informasi pasar perumahan dan real estat dalam rancangan undang-undang tersebut untuk mengaturnya secara menyeluruh dan memenuhi persyaratan memiliki sistem informasi pasar.
Dengan demikian, rancangan undang-undang tersebut menetapkan bahwa sistem informasi pasar perumahan dan real estat mencakup komponen-komponen berikut: infrastruktur teknologi informasi; perangkat lunak untuk manajemen, operasi, dan pemanfaatan informasi pasar perumahan dan real estat; basis data pasar perumahan dan real estat.
Namun, menurut Ketua Majelis Nasional, dalam komponen sistem informasi pasar perumahan dan real estat, hanya konten basis data pasar perumahan dan real estat yang diatur secara khusus. Namun, infrastruktur teknologi informasi dan perangkat lunak yang melayani pengelolaan, pengoperasian, dan pemanfaatan informasi pasar perumahan dan real estat belum ditunjukkan secara jelas.
" Oleh karena itu, perlu ditambahkannya persoalan mengenai asas-asas kedua materi muatan tersebut ke dalam rancangan undang-undang ini agar proses pembangunan dan pengoperasian sistem informasi dapat berjalan efektif setelah undang-undang ini diundangkan ," imbuh Ketua DPR tersebut.
Menutup sidang, Wakil Ketua Majelis Nasional Nguyen Duc Hai meminta kepada badan pimpinan dan badan perancang untuk terus mengkaji dan meneliti guna memastikan konsistensi dan sinkronisasi sistem hukum, khususnya dengan rancangan Undang-Undang Pertanahan (yang telah diubah), Undang-Undang Perumahan (yang telah diubah) dan Undang-Undang tentang konstruksi, perencanaan, investasi, penawaran, perdagangan, notaris, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata...
Bapak Nguyen Duc Hai menugaskan Komite Ekonomi untuk berkoordinasi dengan instansi terkait guna meninjau, menyerap, dan menjelaskan secara menyeluruh pendapat anggota Komite Tetap Majelis Nasional pada rapat tersebut dan pendapat para anggota Majelis Nasional pada Konferensi Khusus Anggota Majelis Nasional mendatang. Bersamaan dengan itu, Komite Ekonomi akan mengumpulkan pendapat dari delegasi, lembaga, dan organisasi Majelis Nasional untuk melengkapi rancangan undang-undang yang akan diajukan kepada Majelis Nasional untuk dipertimbangkan dan disetujui pada sidang ke-6.
Bahasa inggris
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)