Kampanye bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga guna menekan inflasi telah mencapai beberapa keberhasilan setelah berbulan-bulan. Pada 14 Juni, Federal Reserve (Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga di kisaran 5-5,25%, menurut Yonhap.
Ketua Fed Jerome Powell mengadakan konferensi pers tentang mempertahankan suku bunga tidak berubah di Washington DC pada tanggal 14 Juni.
"Indikator-indikator terbaru menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi terus berkembang dengan kecepatan moderat. Lapangan kerja telah meningkat pesat dalam beberapa bulan terakhir dan tingkat pengangguran tetap rendah," demikian pernyataan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), badan pembuat kebijakan The Fed.
Lembaga tersebut menyatakan bahwa kondisi kredit yang lebih ketat bagi rumah tangga dan bisnis dapat membebani aktivitas ekonomi, lapangan kerja, dan inflasi. Besarnya dampak ini masih belum pasti, dan komite terus memantau risiko inflasi secara ketat.
Menjaga suku bunga tetap stabil memberi pembuat kebijakan lebih banyak waktu untuk menilai informasi lebih lanjut dan implikasinya terhadap kebijakan moneter.
Komite mengatakan akan siap menyesuaikan sikap kebijakan moneter sebagaimana mestinya jika muncul risiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan Komite.
Untuk melindungi perekonomian dari pandemi Covid-19, The Fed mempertahankan suku bunga mendekati nol. Namun, seiring dibukanya kembali perekonomian dan meningkatnya permintaan, yang menyebabkan harga naik, The Fed mulai menaikkan suku bunga sejak Maret 2022.
Dari puncaknya di atas 9% tahun lalu, inflasi telah diturunkan menjadi 4% dan target Fed selanjutnya adalah 2%, menurut NHK.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)