Pada usia 26, Donnarumma masih menjadi salah satu penjaga gawang terbaik dunia . |
Perekrutan Gianluigi Donnarumma dan penjualan Ederson menunjukkan perubahan prioritas City dalam hal penjaga gawang. Sebelumnya, Guardiola menuntut para penjaga gawangnya untuk menjadi distributor yang baik, tetapi langkah ini menunjukkan ia bersedia menyesuaikan prinsip-prinsipnya. Memperbaiki pertahanan kini tampaknya menjadi prioritas utama.
Mengubah
Musim Manchester City tidak dimulai dengan mulus. Setelah menang mudah 4-0 atas Wolverhampton Wanderers di babak pertama, tim asuhan Pep Guardiola kalah dua kali berturut-turut melawan Tottenham dan Brighton, sehingga terjerumus ke dalam krisis.
Dalam kedua kekalahan tersebut, James Trafford, yang menjadi starter, tampil kurang mengesankan. Kiper baru tersebut bahkan membuat kesalahan dalam kekalahan 0-2 dari Tottenham di Etihad. Proses pembangunan kembali Man City ternyata lebih sulit dari yang diperkirakan.
Dalam konteks tersebut, Manchester City memutuskan untuk merekrut Donnarumma dari Paris Saint-Germain dengan biaya lebih dari 30 juta euro. Kiper asal Italia tersebut menandatangani kontrak berdurasi 4 tahun dengan tim di Stadion Etihad.
Perekrutan Donnarumma merupakan perubahan strategi Guardiola, yang sebelumnya mengharuskan kipernya berperan sebagai “bek ke-11” dengan kemampuan mengolah bola yang sangat baik.
Tak dapat disangkal bahwa Donnarumma adalah salah satu kiper terbaik di Eropa dalam hal kemampuan menahan tembakan. Namun, dengan postur tubuhnya yang tinggi, kiper Italia ini kurang piawai dalam memberikan umpan dari belakang.
Hal ini terbukti dari statistik. Musim lalu, Ederson mengungguli Donnarumma dalam hal umpan kunci. Ederson mencatatkan rata-rata 31,7 umpan per 90 menit di Liga Primer, dibandingkan dengan 23,4 umpan Donnarumma di Ligue 1.
Donnarumma memberikan kontribusi besar dalam membantu PSG memenangkan Liga Champions musim 2025/26. |
Akurasi umpan Ederson juga sedikit lebih baik, yaitu 86,26% dibandingkan dengan 85,42% milik Donnarumma. Dalam hal umpan jauh, Ederson masih memimpin dengan rata-rata 9,4 umpan jauh per 90 menit (dibandingkan dengan 6,0 milik Donnarumma) dan akurasi umpan jauh sebesar 57,92% (dibandingkan dengan 44,6% milik Donnarumma). Ederson juga membuat lebih banyak umpan ke depan, dengan rata-rata 14,7 umpan, dibandingkan dengan 8,4 milik Donnarumma.
Alasan utama Man City merekrut Ederson pada tahun 2017 adalah karena kemampuannya menggunakan kaki. Joe Hart, seorang kiper, digantikan oleh Claudio Bravo oleh Pep pada tahun 2016, dan Man City terus meningkatkan performanya dengan Ederson pada tahun berikutnya.
Dengan Man City yang sering mendominasi permainan, kebutuhan akan kiper yang piawai dalam memblok tidaklah besar. Namun, dengan perkembangan sepak bola yang terus berubah, para pelatih semakin memprioritaskan kemampuan memblok daripada mendistribusikan bola.
Penyesuaian Pep
Keputusan Enzo Maresca untuk mempertahankan Robert Sanchez di Chelsea dan kepindahan Barcelona ke Joan Garcia adalah contoh utama, dan merupakan alasan utama mengapa Man City mengejar Donnarumma, seorang penjaga gawang dengan kemampuan menghentikan tembakan yang hebat.
Donnarumma kerap dipuji atas refleksnya yang cepat dan brilian, serta memainkan peran kunci dalam keberhasilan PSG mencapai Liga Champions musim lalu. Sejak debutnya bersama PSG pada September 2021, Donnarumma telah menjadi penjaga gawang dengan persentase penyelamatan terbaik di Eropa, dengan tingkat keberhasilan penyelamatan sebesar 74,94% (hanya di antara penjaga gawang yang telah melakukan setidaknya 300 penyelamatan di lima liga teratas).
Apakah Pep berubah pikiran? |
Dalam 4 tahun terakhir, Donnarumma telah melakukan total 312 penyelamatan. Dalam periode yang sama, persentase penyelamatan Ederson di Liga Primer adalah 65,7%, dengan total 96 penyelamatan. Perbedaannya terlalu kentara.
Pilihan Donnarumma dan kesediaan untuk menjual Ederson menunjukkan niat Guardiola dengan jelas, yang berarti ia bersedia menyesuaikan rencana taktisnya. Kemampuan Man City dalam mengontrol dan mengalirkan bola dari lini belakang kemungkinan akan menurun musim ini, terutama jika Donnarumma tidak mampu menandingi kemampuan Ederson dengan kakinya.
Namun, pengalaman dan refleks pemain Italia ini akan menguntungkan Man City dalam jangka panjang. Ia mampu melakukan penyelamatan-penyelamatan yang tampaknya mustahil, memberikan Guardiola ketenangan di bawah mistar gawang.
Jika Trafford mewakili kiper modern, Donnarumma membawa sepak bola kembali ke gaya "bertahan dulu" khas kiper tradisional. Dan hanya sedikit yang bisa menandingi sang juara Euro 2020 dalam hal kemampuan menghentikan tembakan.
Donnarumma juga membawa mentalitas juara ke Etihad, faktor kunci ketika Man City sedang mengalami periode ketidakstabilan. Pep sekali lagi menunjukkan bahwa ia bersedia mengubah filosofinya jika diperlukan.
Sumber: https://znews.vn/donnarumma-la-thuong-vu-tao-bao-cua-pep-post1581902.html
Komentar (0)